NovelToon NovelToon
Ketulusan Cinta Umar

Ketulusan Cinta Umar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Desakan keluarga

Pertemuan keluarga itu akhirnya terjadi, Gibran dan Rina memang sangat menyambut hal itu.

"Bagaimana kabar kak Shofiyah??, kita sudah lama tidak bertemu!! ". Rina memeluk Shofiyah seperti saudara.

" Baik kok dek, kamu makin cantik aja". Ucap Shofiyah mencolek lengan teman sekaligus orang dianggap adik itu.

"Mari kita duduk dulu, kalian mau pesan apa?? Tanya Shofiyah dengan Ramah.

Sedangkan seluruh keluarganya sudah duduk di tempatnya masing-masing dan Ahmad juga menyambut Gibran dengan jabat tangan dan berpelukan ala laki-laki.

Setelah semuanya makan siang dan dibereskan oleh waiters, Ahmad langsung menyampaikan maksud mereka mengadakan pertemuan keluarga.

"Begini Gibran, saya mewakili anak saya ingin menyampaikan maksud baik kami untuk meminang anak kalian Shifa untuk anak kami Umar". Ucap Ahmad to do point.

" Meminang Shifa?? Memang mereka saling mengenal?? Tanyanya dengan heran.

"Mereka baru berkenalan kemaren dan anak saya berkata ingin meminang anak kalian untuk menjadi pendamping hidupnya".

Rina dan Gibran saling melempar pandangan kemudian mengangguk tapi melihat kearah Shifa mereka mendapatkan tatapan tajam seakan mengatakan jika tidak menerimanya.

"Aku akan membicarakannya dirumah nanti Ahmad, karena biar bagaimanapun penyampaian kalian sangat mendadak untuk kami".

"Baiklah akan menunggu jawaban kalian, tapi kira-kira kapan kami akan mendapatkan nya??

" Besok kami akan berikan jawabannya, sekalian kita silahturahmi kembali untuk membicarakan nya".

"Baiklah jika seperti itu, kami akan menunggunya".

" Terima kasih atas pengertiannya Ahmad". Ucap Gibran tersenyum.

Dia mengalihkan pandangannya pada sang anak untuk tidak membuat masalah, karena dia sangat tahu jika dia pasti akan menolak karena dia memiliki kekasih dan dia sangat tidak menyukainya.

Lelaki yang sangat tidak bisa bertanggungjawab pada putrinya bahkan pekerjaan saja dia tidak jelas dan dia tidak mau jika lelaki itu hanya memanfaatkan putrinya.

"Sebaiknya kita perkenalkan diri mereka dulu, nah nak Shifa, ini putra pertama Tante namanya Umar Khoir Ahmad dipanggil Umar, anak tante ini lulusan S2 Kairo jurusan ekonomi dan Bahasa Arab, dia juga seorang Hafidz Alquran. Pekerjaannya adalah Pimpinan yayasan Ar-Rum dan juga pemilik Peternakan Sapi dan kambing.

"Dia memimpin beberapa usaha kami bersama saudara-saudara serta sepupunya".

"Mungkin kamu pernah melihatnya di sekolah karena kamu juga lulusan sekolah kami". Ucap Shofiyah memperkenalkan anaknya dengan bangga.

"Iya tante, saya memang beberapa kali melihatnya tapi tidak sering karena kelihatannya anak tante orang yang pendiam dan jarang berinteraksi".

"Iya nak Shifa, putra tante ini tidak memiliki temen perempuan karena dia menjaga dirinya dari fitnah dan hanya berinteraksi dengan para lelaki saja, itupun memang dia lebih banyak diam karena dasarnya memang orangnya pendiam".

" Iya tante, saya mengerti ".

Aku tidak mau berjodoh dengan lelaki pendiam seperti itu, aku yakin dia bukan tipe orang romantis seperti kekasihku. Monolognya dalam hati menatap sinis Umar yang sejak tadi tidak memandangnya sama sekali.

" Ya sudah jika seperti ini, kami akan pulang dulu untuk mendiskusikan permintaan lamaran kalian tadi kepada anak kami". Ucap Gibran menjabat tangan sang calon besan.

"Iya kak kami pulang dulu, kita akan bertemu lagi besok dirumah anak kami, bagaimana??, sore hari saja supaya bisa ngobrol santai". Rina mengucapkannya sambil memeluk sang calon besannya itu.

Dia sangat senang karena akan memiliki menantu keluarga Ahmad dan berbesan dengan kakak senior sekaligus sahabatnya itu.

"Iya, kalian hati-hati dijalan yah". Ucap mereka mengantarkan kepergian calon menantu dan besan mereka.

Ketika sampai di mobil Shifa langsung meluapkan emosinya yang sejak tadi dia tahan.

" Aku tidak mau yah menikah dengan kak Umar, aku sudah punya pacar dan aku mencintai pacarku". Marahnya kepada kedua orangtuanya.

"Sudah ayah bilang, ayah tidak suka dengan pacarmu itu, dia itu lelaki yang tidak ada tanggung jawabnya, kuliahnya tidak beres, pekerjaaan tidak jelas, penampilannya amburadul belum lagi keluarga nya itu ". Hardik Gibran dengan keras.

Dia sudah cape menghadapi anaknya yang sangat berubah ketika pulang dari Jakarta dan mulai bekerja di Makassar sebagai karyawan Bank.

" Tapi dia baik ayah, dia tidak pernah jahat dan memanfaatkan aku seperti kata ayah!! ". Ucapnya dengan meninggi.

" Kakak ini aneh sekali, sukanya sama cowok tidak jelas seperti kak Raihan itu. Coba lihat kakak Umar, dia itu tampan, kulitnya kuning langsat dan terawat, dia juga tinggi, mapan pula. Memang apa yang kakak cari dari lelaki untuk menikah jika tidak seperti kakak Umar". Ucap Salwa pada sang kakak.

"Adik kamu saja tahu mana yang pantas dijadikan suami. Memang apa yang kamu bisa banggakan dari pacar kamu itu??, tidak ada bukan??

" Tapi aku tidak akan menikah dengan orang yang tidak aku cintai". Ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf keputusan ayah sudah bulat, kamu harus menikah dengan Nak Umar, dia lelaki baik dari keluarga baik, dan Juga sudah sangat mapan. Sangat pantas berdampingan denganmu yang seorang Sarjana". Ucap Gibran penuh penekanan menatap sang anak dengan tajam pada spion.

"Aku tidak mau ayah, jangan memaksaku". Ucapnya dengan tatapan marah dan mata yang mengeluarkan air mata.

Dia tidak ingin berpisah dari kekasih hatinya karena dia sangat mencintai kekasihnya itu, mereka telah lama bersama

" Ayah tidak mau tahu dan tidak mau dengar alasanmu, bagi ayah itu adalah keputusan yang paling tepat. Kau akan berterima kasih nanti, sama ayah memberikanmu suami seperti nak Umar dan keluarga baik seperti keluarganya". Gibran tidak mau berdebat dengan sang anak.

Dia sudah sangat setuju dengan anak Shofiyah itu, walau dia hanya beberapa kali bertemu. Dia sangat tahu jika anak lelaki itu sangat sopan dan akan memperlakukan anaknya dengan baik karena dia percaya didikan Shofiyah pasti akan baik.

"Turuti apa perkataan ayahmu nak, nak Umar adalah pemuda baik dari keluarga baik dan juga sangat mengerti tata krama dan sopan santun, sangat berbeda dengan lelaki yang kamu kenalkan kepada kami waktu itu. kami juga mengenal baik keluarganya dan ibu yakin keluarganya akan menjaga dan menyayangi kamu seperti anak dan saudara mereka sendiri". kini Rina mengeluarkan suaranya yang sejak tadi terdiam.

"Bukankah kalian berusaha menghancurkan kebahagiaanku dengan menjodohkan aku dengan lelaki yang tidak kukenal dan bahkan tidak kucintai sama sekali??".

"Ayah dan ibu juga dulunya tidak saling mencintai nak, kami bahkan dijodohkan oleh tante Shofiyah , ibu dari nak Umar tapi lihatlah sekarang, kami hidup langgeng dan bahagia. bahkan ibu juga diterima baik oleh keluarga ayahmu". Ucap Sang ibu menyadarkan sang anak jika cinta itu bisa tumbuh seiiring waktu.

"kalian dijodohkan dengan ibunya kakak Umar??Heboh Salwa melihat ayah dan ibunya itu.

"Iya nak, bahkan kami memiliki banyak kisah bersama bahkan dengan tante Gaby juga". Ucapnya lagi kepada sang anak.

"Kalian semua bersahabat?? tanya Salwa lagi

"Mereka memang mengenal sejak SMP nak, terutama ayah dan tante Gaby sedangkan ibu mengenalnya saat SMA dan kuliah".

Salwa bersemangat mendengar cerita persahabatan keluarga mereka, dia memang menyukai salah satu diantara anak tante shofiyah itu yaitu pemuda berkulit putih dan bermata Sipit dan tampan itu bernama Ammar

1
Puspa Indah
Maaf ya kak, rasanya ada yang gak pas dengan jalan cerita dari awal. Umar, orang sholeh kenapa refreshing di pantai?

Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!
Puspa Indah: Umar kan gak bercadar kak... 😂
Gak kok, saya cuma melihat dari sisi Umar sebagai lelaki bujangan sholeh yang sepertinya sangat menjaga mata dan sentuhan terhadap lawan jenis. Sedangkan pantai bisa dikatakan sebagai tempat wisata yang paling berpotensi terlihatnya aurat yang terbuka, entah sepi atau ramai. Sekali lagi mohon maaf ya kak..🙏🙏🙏
Siti Rabiah Ummu Umar: terima kasih sarannya, nanti diperbaiki lagi berikutnya.
masalah Refresing tidak masalah sebenernya dimana tempatnya. didalam cerita juga dikatakan disana tempatnya sepi.
banyak kok teman-teman bercadar pergi ke pantai sebagai bentuk tadabbur alam.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!