[On-Going] Lili seorang Wanita yang punya masa lalu kelam, mencoba menjadi kepribadian yang baru. Ketika menjalin hubungan Serius dengan Pria selalu gagal. Seperti apa kisah perjalanan Lili yang penuh Lika-liku, apakah Lili bisa mencapai kebahagian hidupnya dengan Pria yang dicintainya. Ikuti kisahnya di NOVELTOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rama dan Timbulnya Perselisihan
Sepulang dari kencan makan malam bersama Lili. Langkah kaki baru masuk ke dalam rumah sudah dihadang oleh Mama, wajahnya begitu sedikit tidak suka anaknya berkencan, Mama menarik tangan kanan Rama dan membawa Rama ke ruang santai keluarga. Saat sudah masuk ke ruangan itu terlihat Papa sudah duduk menunggu kedatangan Rama sembari menghisap rokok dengan kuat sampai asap rokok dihembuskannya dari mulut begitu banyak.
"Ini Rama Pa." Ujar Ibu disela terus memegang tangan Rama seperti anak nakal.
"Suruh duduk disamping Papa. Mama juga duduk." Ucap Papa dengan nada santai namun tegas.
Mama membawa Rama untuk duduk disamping Papa. Ketika sudah duduk disitulah semua mulai merasakan hawa yang kurang nyaman diruangan itu.
Rama duduk menatap lekat wajah Papanya. Sementara Papa dan Mama masih memberi kode satu sama lain untuk memulai.
"Kau tahu Papa dan Mama kurang suka dengan gadis yang namanya Lili. Kamu tahu Ibunya saja tidak becus menjaga kehormatan rumah tangganya, apalagi anaknya." Ungkap sindir Papa pada Rama soal Lili. "Sadar Rama." Ujar Papa dengan nada yang mulai meninggi dan raut wajah ditegaskan.
"Itu masalah kedua orang tuanya Pa. Lili gadis yang baik." Jawab Rama, masih membela Lili.
"Rama. Mama kenal dengan Ibu Lili, mereka cerai karena Ayah Lili memilih wanita lain. Jadi Ibu Lili bukan wanita yang membuat nyaman suaminya. Ingat Rama, Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Mama tidak mau kamu menyesal dikemudian hari Nak." Ungkap Mama sambil memegang tangan Rama dan menyakinkannya.
"Saya akan tetap bersama dengan Lili, apapun masa lalunya, apapun latarbelakangnya, saya tidak peduli. Saya akan menikahinya." Ucap tegas Rama pada kedua orang tuannya.
Papa Rama mendengar ungkapan Rama sontak berubah murka. Papa berdiri dari duduknya dan meraih pundah Rama untuk berdiri. Disitulah Mata Papa menatap lekat wajah Rama. "JANGAN BODOH JADI LAKI-LAKI." Papa menampar dengan keras tangan kanannya pada pipi Rama. PLAK. "Nurut sama orang tua, atau kamu..." Belum sempat melanjutkan perkataan Papa, Rama lekas memotongnya begitu saja.
"atau Rama akan diusir dari rumah ini dan tidak mendapatkan harta sepeserpun. Rama sanggup Pak tanpa uang Papa." Ungkap Rama dengan nada sedikit ketus. Matanya juga menatap menyala wajah Papanya.
"ANAK KURANG AJAR." Ujar emosi Papa dan tangan kanannya siap untuk menampar kembali.
Namun Mama menghentikan aksi tamparan Papa "Cukup Pa. Malu didengar para pembantu." Mama mencoba menenangkan Papa dan menatap Papa dengan raut wajah sendu. "Tenang Pa. Jangan emosi." Ujar Mama. Mama Lalu menatap Rama juga dengan wajah sedikit kesal.
Rama juga menatap Mama dengan wajah datar.
"Masuk kamar. Istirahat." Ucap Mama pada Rama.
Rama Tanpa kata apapun lekas melangkah pergi meninggalkan Orang tuannya ke kamar.
"ANAK NGGAK TAU DIUNTUNG." Ungkap Papa dengan nada membentak. Lalu duduk kembali disifanya.
"Jangan Bersikap keras dengan Rama Pa. Anak yang baru merasakan jatuh cinta memang seperti itu, biar Mama yang mengandel semua tentang Rama dan Lili. Papa fokus kerja ya." Ungkap Mama sembako memegang tangan Suaminya itu.
"Ia Ma." Jawab Pendek Papa. Lalu Papa kembali mengambil roko kretek kesukaannya dan menghisapnya kembali.
Sementara Rama baru sampai dikamarnya, ia menutup pintu dengan kuatnya dan bersuara keras mengumpat beberapa kali.
Ia yang lalu baru saja mengirim pesan selamat tidur untuk Lili, kini pesan diponselnya ia buka kembali dan melihatnya. Rasanya tangan ini ingin mengirimkan pesan kembali ke Lili, tapi Lili pasti sudah tidur pulas. SUDAHLAH.
Rama belum merasa kantuk, ia duduk dimeja tempat membaca buku untuk melihat isi social media hari ini. Disela itu ketutan dari pintu kamarnya diketuk beberapa kali oleh BIBI. Rama teriak "MASUK."
Bibi lekas masuk membawa nampan isi air putih dan membawa obat kesehatan. Bibi menaruh obat dan Air itu dimeja dekat Rama.
"Ini saya disuruh Nyonya mengantar obat ini Den. Diminum ya. Permisi Den." Ungkap Bibi.
"Makasi Bibi." Jawab Rama.
Bibi lekas melangkah mundur dan keluar dari kamar Rama.
Setelah terdengar Bibi sudah keluar dari kamar dengan suara Pintu ditutup. Rama menatap Obat itu. Obat itu adalah Obat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tetap fit, dari kecil Rama sering mengalami kelelahan berlebih dan didiagnosa Dokter sebagai pengidap sindrom kelelahan kronis. Rama lekas mengambil Obat itu dan meminumnya dengan segelas air putih.
Saat itulah ia kembali sibuk melihat isi social medianya, Rama menemukan sebuah berita akun gosip, disitu ada yang mengfoto Rama dan Lili saat kencan makan malam dan disebar keaku. Gosip. Membuat semua penggemarnya murka dan membully Lili. Kini dimedia sosial Lili menjadi bahan Bully mulai dari gaun, make up dan sebagainya.
Rama tak kuat membaca komentar demi komentar itu. Ia lekas menutup ponselnya. Rama lekas melangkah ke ranjang tidurnya, merebahkan tubuh yang lelah itu dan memejamkan mata untuk tidur.
-
Ternyata yang menyebar foto kencan Rama dan Lili adalah Don, Don sekarang ini ikut sebuah agensi menjadi ketua buzzer untuk memfoto seorang yang viral untuk mengirimg opini ke netizen. Malam itu setelah bertemu dengan Lalita dekat Halte busway, ia langsung menuju ke Cafe untuk menjadi mata-mata agensinya, disitulah ia juga tahu rahasia besar Lili dengan Ayahnya sewaktu ditoilet wanita. Semua dokumentasi pertemuan Lili dengan Ayahnya sudah dipegang Don, entah Don mau memanfaatkan untuk apa bukti itu? Don menyimpan dengan rapat mengenai rahasia Lili.
Setelah semua foto kencan sudah didapatkan, Don dikamar kostannya, ia membuka laptop dan menggugah foto kencan itu diakun Gosip milik agensinya. Sontak detik itu juga Viral dan booming.
Don melapor bahwa tugasnya sudah selesai pada Admin tugas itu, dikirimkan transferan uang pembayarannya. Begitulah perkejaan Don selama ini, menjadi pencari gosip viral.
Don juga menebak kala itu, pasti Talita juga mengetahui Rama dan Lili berkencan dicafe itu, terlihat wajah Talita begitu kesal dan murka. Don yang mulai rindu dengan orang yang disukainya, ia lekas menghubungi Talita malam ini juga.
Suara Bip beberapa kali tidak diangkat Talita, hingga akhirnya Talita mengangkatnya.
"Kenapa nelpon-nelpon gue, tengah malam gini." Ungkap Talita dengan nada bete.
"Bete bgt si." Ujar Don. "Udah sampai rumah belum?" lalu melanjutkan dengan pertanyaan.
"Udah sampai." Jawab ketus pendek Talita diujung telepon. "Ada urusan apa Lo nelpon gue." Tanya balik Talita pada Don.
"Nggak ada. Cuma rindu aja pengen denger suara Lo." Ungkap gombal Don.
"Lebai bgt si. Oya Lo ya yang nyebar foto kencan Rama sama Lili. Ulah Lo ya." Ucap tebak Talita saat melihat gosip kencan Rama dan Lili tersebar
"Ia. Demi pekerjaan dan Uang." Jawab Don.
"Kenapa meski berita bahagia si. Kenapa bukan aibnya aja yang Lo sebar Don. Lo bodoh tau nggak si." Ungkap Talita dengan nada meninggi dan emosi.
"Tenang TA, gue nggak sebodoh yang Lo pikir. Gue ada rahasia Lili yang bisa saja menggemparkan seisi dunia Maya." Ucap Don sambil tertawa kecil.
"Apa? Jangan bikin penasaran." Tanya Talita penuh dengan penasaran.
"Tunggu tanggal mainnya. Saat ini aku belum bisa kasih tahu sama Lo." Jawab Don yang sifatnya tidak berbuah, selalu bikin penasaran dengan apa yang dibawanya.
"Dih. Jawab Woy. DON-DON-DON." Talita berusaha memaksa Don untuk memberi tahunya namun tak kunjung dikasih tahu. Emosi.
Don tidak menjawab diujung telepon, hanya diam saja dan mematikannya begitu saja. Matanya menatap tajam, pikirannya berkata "Inilah strategi agar Talita bisa mengejar Gue lagi." Kekeh Don penuh kemenangan.
*