Jika seseorang telah jatuh cinta, bisa membuat orang tersebut lupa diri, dan tidak perduli akan kekurangan orang yang ia cintai. Bahkan terkadang, tidak perduli, apakah orang yang ia cintai itu membalas cintanya atau tidak.
Aleena Catherine mencintai Alan Anderson, sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama, hingga akhirnya mereka menikah.
Tapi, tiga tahun usia pernikahan mereka, Aleena di ceraikan Alan. Ternyata Alan tidak mencintai Aleena.
Setelah menceraikan Aleena, Alan melemparkan Aleena kepada pria miskin, bernama Alfred Stewart.
Aleena tidak menyangka, ternyata ia memiliki kisah dengan Alfred, yang tidak pernah Aleena sadari, sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu.
Pernikahan Aleena dengan Alfred yang di anggap semua orang, pria miskin dan pria sampah, menjadi pernikahan yang tidak terduga bagi Aleena.
Aleena di manjakan bak ratu, dan menjadi Nyonya Stewart, yang sangat mendominasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11.
Aleena tahu dari raut wajah tersenyum Ibu tirinya, Lucy sebenarnya menahan rasa tidak suka yang sangat dalam, dengan kedatangan dirinya dan Alfred.
Dan sekarang, ia dan Alfred di perbolehkan Robert untuk tinggal sementara di rumah Ayahnya tersebut, sebelum Alfred mendapatkan rumah sederhana untuk mereka, seperti apa yang dikatakan Aleena.
"Bawalah suamimu beristirahat!" Robert menepuk pelan punggung tangan Aleena.
"Baik, Pa!"
Aleena mengulurkan tangannya pada Alfred, dan Alfred pun menerima uluran tangan Aleena.
"Tunggu!" tiba-tiba Nella berdiri, dan menghadang langkah Aleena dan Alfred.
"Ada apa lagi?" tanya Robert mengerutkan keningnya, melihat Nella sepertinya ingin mencari masalah pada Aleena.
"Kamu sudah lama keluar dari rumah ini, jadi kamarmu sudah jadi milikku, kalian terpaksa tinggal di kamar belakang!" kata Nella dengan santainya.
"Apa? kamu pikir setelah aku tidak tinggal di sini lagi, kamu bebas mengambil kamarku? keluar sekarang juga dari kamarku!!" Aleena terkejut mendengar apa yang di katakan Nella, tanpa rasa bersalah sama sekali.
Aleena dengan cepat melangkah naik ke lantai atas, ia benar-benar marah, karena adik tirinya sudah lancang menguasai kamarnya.
"Papa!" rengek Nella minta pembelaan.
"Sejak kapan kamu mengambil alih kamar Aleena, kenapa aku tidak tahu?!" Robert jadi berang, mendengar Nella mengambil kamar Aleena menjadi milik Nella.
"Suamiku, Aleena kan.. sudah tinggal dengan mantan suaminya waktu itu, jadi.. Nella pikir, kamar Aleena sayang kan, kalau dibiarkan saja seperti itu, jadi... Nella pikir, lebih baik dia mengambil alih kamar Aleena, agar kamar itu bisa sekalian dia urus!" sahut Lucy menenangkan Robert, sembari tersenyum hangat dengan nada suara yang terdengar lembut.
"Kamu pikir setelah Aleena menikah, Nella bebas mengambil alih kamar Aleena, walau Aleena sudah menikah, sewaktu-waktu ia akan pulang, untuk menjenguk aku, jadi dia bisa tidur di kamarnya kalau menginap di sini!!" sentak Robert melotot marah memandang istrinya.
Lucy tidak bisa berkata-kata lagi, mendengar amarah Robert. Ia terpaksa bungkam.
"Papa, perkara kamar saja kenapa musti diributin, kalau Aleena datang berkunjung, dia kan bisa tidur di kamar mana saja!" sahut Andre membela Nella, karena ia merasa Aleena setelah menikah, sudah tidak anggota keluarga Cony lagi.
"Tutup mulutmu! ini masih rumah Aleena!!" bentak Robert menatap tajam Andre.
Andre menekuk wajahnya, ia pun tidak bisa membantah perkataan Robert.
Sementara itu, Alfred yang tadi tidak jadi di bawa Aleena naik ke kamar Aleena, kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar Aleena.
Brak!!
Bukk!!
Terdengar suara berisik di lantai atas, dan saat Alfred mencari lokasi kamar Aleena, ia langsung dapat menemukannya.
Tampak beberapa barang berhamburan, keluar dari salah satu kamar bertebaran di luar pintu kamar tersebut.
"Ohh.. tidakk! barang-barang ku!!" jerit Nella, tiba-tiba berlari melewati Alfred menuju tumpukan barang, yang berhamburan dari dalam kamar.
"Lancang kamu! tanpa permisi mengambil alih kamarku! semakin lama kamu semakin berani padaku!!" teriak Aleena begitu kesal pada adik tirinya itu.
"Aku pikir, kamu kan sudah menikah, jadi... kamar ini tidak kamu inginkan lagi!" ujar Nella tanpa merasa bersalah.
Plak!!
Satu tamparan melayang ke wajah Nella, "Jadi.. kenapa kalau aku sudah menikah? kamar ini masih milikku! kamu tidak berhak mengambil alih kamarku, camkan itu!!"
Wajah marah Aleena terlihat begitu dingin, menatap Nella tepat di depan Nella.
Nella memegang pipinya yang terkena tamparan Aleena, terasa sangat panas.
"Singkirkan semua barang-barang mu, jangan ada satu pun lagi di kamarku! kalau tidak kamu singkirkan, akan aku buang ke tong sampah semuanya!!" ujar Aleena lagi dengan penuh rasa geram.
"Sudah.. sudah Aleena.. maafkan Nella, ia tidak bermaksud untuk mengambil alih kamarmu!" Lucy datang melerai Aleena, yang terlihat begitu marah menatap Nella.
Emosi Aleena bukannya mereda, ia malah terpancing emosi lagi, mendengar suara Ibu tirinya, yang pura-pura terdengar, seperti Ibu yang penuh perhatian melerai anak-anaknya.
"Dasar munafik!!" cibir Aleena menatap dingin Lucy.
Mendengar nada ketus Aleena, raut wajah Lucy langsung menunjukkan rasa tidak suka kepada Aleena.
"Kamu sudah tidak memiliki hak di rumah ini lagi! kamu sudah menikah, seharusnya kamu tinggal di rumah suamimu! kenapa kamu malah datang merecoki kami, dan bahkan membawa suami miskin mu ini, untuk menambah masalah di rumah ini!!" dengan nada geram, Lucy melotot marah memandang Aleena.
"Bagaimana? apakah sudah di kemas semua barang-barang Nella dari dalam kamar Aleena?!"
Tiba-tiba terdengar suara Robert naik ke lantai atas, untuk memeriksa keadaan kamar Aleena.
"Oh.. eh, iya.. sudah, cepat Nella! kemasi semuanya, bawa kembali ke kamar mu!!" Lucy sontak berubah 180 derajat, begitu mendengar suara Robert datang mendekat.
Alfred nyaris tertawa, melihat bermuka dua Ibu tiri Aleena tersebut.
Bersambung.....
legaaaa.....
mngkn abis ni,alan ga bkln bs mnikmti indhnya dnia lg....mnding kl end,kl cma d bkin ccat gmn???
eh tapi punya cabay, katanya pamali harus amit-amit /Chuckle/