NovelToon NovelToon
Gadis Pilihan Ummi

Gadis Pilihan Ummi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Ammar dijodohkan dengan Safa yang merupakan anak dari adik angkat ibunya. perjodohan terjadi atas permintaan Ibunda Safa saat menjelang akhir hayatnya karena ingin anaknya memiliki pendamping setelah dirinya tiada

Sedangkan Sang Adik Ubay mengalami insiden tidak mengenakan, dia tidak ingin bertanggungjawab karena dia tak pernah merasa berbuat hal itu tapi karena permintaan sang ibu untuk menikahi gadis itu Maka dia menikahinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obsesi Salwa

Semua yang menyaksikan perdebatan saudara kandung itu hanya bisa menghembuskan nafas panjang tidak menyangka jika salwa sangat sulit untuk di nasehati.

Shifa duduk dengan lemas, tidak menyangka adiknya bisa memberikan kata-kata menyakitkan seperti itu dihadapan semuanya, padahal dia sudah menutupnya rapat-rapat dan hanya Umar dan kedua orangtuanya saja yang tahu.

"Maaf dek Salwa, aku sendiri yang mengantarkan istriku kesana untuk mengurus dan mengakhirinya, jadi jika tak tahu apapun diamlah, lebih baik kamu fokus urus masalahmu denganku dan keluargaku, karena ini menyangkut janji dan amanah keluarga kami dalam menjaga Safa". Umar menatap tajam sang adik ipar karena tidak terima istrinya dikatakan seperti itu.

"Tapi aku mencintai Ammar sejak lama kak, tapi kenapa harus Safa yang dijadikan menantu keluarga kakak, kenapa bukan aku". Teriak Salwa seperti orang kesetanan.

Semua orang yang ada disana memandang tajam Salwa karena berani berteriak seperti itu, apalagi Ammar yang tidak terima kakaknya diteriaki seperti itu.

"Cukup Salwa tadi kau meneriaki istriku dengan kalimat kasar, sekarang kau meneriaki kakak aku juga". Bentak Ammar dengan tidak terima.

Dia hampir saja berdiri dari tempat duduknya untuk mendekati Salwa tapi tertahan oleh sang istri.

"Kak Istigfar, jangan emosi". Safa mengelus dada sang suami karena melihat suaminya kembali emosi.

"Tapi dek, dia sudah keterlaluan, aku sudah berusaha sabar sejak tadi, tapi dia sangat keterlaluan, aku tidak terima kamu dan kakakku diteriaki seperti itu, aku bahkan tak pernah meninggikan suaraku dihadapanmu dan kakakku".

"Iya kak, kakak sabar yah, biar kak Umar yang mengurusnya, kakak cukup istigfar dalam hati". Ucap Safa kembali mengelus dada bidang suaminya agar tenang.

Ammar menurut apa yang dikatakan istrinya, dia memang sangat sulit mengendalikan emosinya jika itu berurusan dengan orang yang dia cintai.

Sedangkan keluarga Salwa menundukkan kepalanya mendengar dan menyaksikan perbuatan anaknya, mereka sangat malu sekali jika sudah seperti ini, sedangkan Safa kembali berkilat murka melihat interaksi keduanya, dia sangat iri dan cemburu.

Umar menarik nafasnya dalam-dalam, dia juga terpancing emosinya karena ada orang yang berani meneriaki adiknya dan dia paling tidak suka itu.

"Cinta mu pada adikku itu salah, adikku seorang laki-laki yang sangat menjaga dirinya apalagi dari yang bukan dan kakakmu seorang perempuan, walau dia berpacaran pun dia masih menjaga diri dan kesuciannya aku jamin 100%, jadi tidak ada hal yang patut kamu katakan yang tak pantas untuknya".

"Tapi demi Allah kak, aku sangat mencintainya tidak bisakah aku jadi yang kedua saja, kumohon". Ucap Salwa memohon dengan sangat kepada Umar, dia akan melakukan apapun itu untuk mendapatkan keinginannya.

Uamr menggelengkan kepalanya, walaupun nantinya ada yang kedua yang jelas itu bukan kamu Salwa, bukan karena kamu tidak baik tapi kamu adik dari istriku, tidak baik menikahkan 2 bersaudara kandung dengan saudara kandung yang sama, lagian adikku adalah tipe lelaki setia, kami diajarkan cukup satu dan mencintai pasangan kami karena Allah".

"Dan ayah, ibu, aku minta tolong, urus Salwa dengan benar karena ini sudah menyangkut keluarga besar kami, disana ada ayah dan ibu menjadi saksi kalau Safa ada dibawah perlindungan kami, begitu juga dengan pernikahannya, tindakan putri kalian yang satu ini tidak pantas".

"Dia seorang perempuan ayah, tanggung jawab kesalahan dan yang lainnya ada pada ayah sebagai walinya, aku bukan mengancam atau apapun itu, ayah dan ibu lebih mengenal ummi ku bukan, dia bukan orang yang akan diam saja jika ada yang berani menyakiti anggota keluarganya termasuk ketiga menantunya".

"Kamu benar nak Umar, maafkan tindakan anak ibu dan ayah, kami tidak tahu jika dia akan nekat seperti ini bahkan berusaha melakukan hal memalukan, aku bersyukur Ammar tidak melukainya dan malah menunggu kami datang".

"Jika bukan Safa, aku tidak tahu bisa mengendalikan diri atau tidak paman, aku beruntung karena Safa bisa tenang disaat seperti ini".

"Terima kasih nak, kalau begitu kami pulang dulu, kami akan mengurus anak kami yang satu ini, kami akan memastikan dia tidak akan lagi melakukan hal seperti ini jika dia melakukannya lagi silahkan ambil tindakan yang menurut kalian benar, aku sudah sering memperingatkannya tapi dia tidak bisa diberi tahu".

"Baiklah, lebih baik ayah dan ibu membawanya pergi sekarang karena adik saya masih emosi apalagi sejak tadi anak kalian ini suka sekali memancing emosi".

"Oya nak, kami pamit sekarang". Assalamualaikum.

"Ayo pulang Salwa, ikut ayah pulang". Ajak Gibran menarik tangan Salwa tapi Salwa memberontak tidak mau dibawah pulang.

"Aku tidak mau ayah, aku mau bersama kak Ammar, aku tidak mau". Teriak Salwa kehilangan kendali diri.

Plak.. Tamparan keras dari Gibran membuat Salwa terhuyung. Gibran sangat geram akan perilaku anaknya yang tidak bisa dikontrol itu.

"Ayah". Teriak Shifa dan sang ibu bersamaan.

"Jangan halangi ayah, dia sudah tidak bisa diberitahu pelan-pelan, dia sudah mempermalukan kita sekeluarga, apalagi jika ini berlanjut dalam kasus hukum bisa-bisa ayah dan ibu dapat masalah dalam pekerjaan, belum juga dengan pekerjaannya, dia mau mengorbankan semua yang kita usahakan selama ini dengan cinta tak masuk akal itu". Bentaknya menarik Salwa dengan kasar. Dia tidak perduli anaknya kesakitan.

Sedangkan Shifa dan ibunya mematung dengan sikap ayahnya itu, dia tidak menyangka, ayah yang lemah lembut mereka bisa bertingkah kasar dan main tangan seperti itu.

"Ibu ikut ayah pulang, biarkan Shifa bersama Umar, ayah sangat malu dengan anak tak tahu diuntung ini". Teriaknya lagi. Gibran seakan lupa jika sejak tadi mereka berada di kediaman orang lain saking emosinya.

Rina yang melihat kemarahan suaminya pun akhirnya ikut dan meninggalkan Shifa karena dia yakin Umar akan menjaganya dengan baik.

Setelah keduanya pergi, Shifa duduk lemas sambil memilih pelipisnya yang pusing, dia sedang hamil malah sekarang adiknya bikin stres.

"Maafkan sikap dan kelakuan adikku pada kalian, aku sungguh tidak menyangka cintanya berubah menjadi obsesi seperti itu".

"Iya kak, itu bukan salah kakak, sudah lah kak, jangan kakak terlalu memikirkan adik kakak, fokuslah pada kandungan kakak itu".

"Iya dek, terima kasih pengertian nya, hanya saja aku malu sekali atas perbuatannya yang seperti itu apalagi ini hampir menghancurkan rumah tangga orang dan bukan orang lain, malah adik bungsu kami".

"Aku Yakin dia bersekongkol dengan lelaki yang ada difoto kak, aku harus bagaimana??, Jika aku menindak lanjuti ini pasti Salwa akan ikut terseret tapi jika tidak dihindari juga akan jadi boomerang".

"Itu suruh Trio Umma saja dek yang mengurusnya, tapi usahakan jangan smpe masuk penjara karena pasti Salwa akan terseret

1
Chalista Adara
aku suka banget sama cerita ini mulai dari keromantisan tokoh tokoh yang ada di dalam cerita dan keseruan lainnya semangat ya thor😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊
Ummu Umar: thanks
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!