NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Kaiser

Istri Rahasia Kaiser

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi / Angst / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: tiatricky

Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?
•••

Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Penderitaannya bertambah ketika tiba-tiba menikah dengan laki-laki yang membencinya. Kaiser Blue Maverick.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 10

"Tapi Ken, aku bisa beli sendiri. "

Suara yang familiar mengalihkan perhatian Kaiser and the gengnya.

"Gue kira Kenzie nggak masuk kelas. Tau-tau berduaan sama cewek itu. Ckckck. " Elang menggelengkan kepalanya.

Alaska merangkul pundak Kaiser dan Elang. "Gue rasa Kenzie mulai ada rasa sama cewek itu. Cih, apa hebatnya cewek itu?. "

"Lo lupa?. " Rival berujar di belakang mereka bersama dengan Chika.

"Cewek itu berulang kali dapet ranking satu sejak kelas X. Awalnya sih gue kagum tapi nggak lama gue benci sama dia. " Chika menatap malas Diandra yang kini duduk di kursi kantin.

"Nggak bisa dibiarin nih!." Otomatis tangan Alaska terlepas dari pundak Kaiser.

"Ikutan yuk, Lang!." Alaska berujar pada Elang.

Elang pun mengangguk kepala. "Yoi. Gue benci sama cewek itu. Dan dia gak boleh deketan sama siapapun terutama temen kita. "

Byurr

Diandra terkejut ketika tiba-tiba jus buah disiram ke dalam tubuhnya. Gadis itu mendongak dan tersentak kaget. "Ka kamu.."

"Buahahaha. " Seketika suara tawa menggema di seluruh kantin.

"Kasihan banget ya. Tapi suka banget sih lihatnya. "

"Aish, pinter tapi gak punya hati percuma. "

"Malu-maluin sekolah aja. "

"Kita tambahin gimana? Seru kayaknya. "

Kaiser tersenyum puas. Dia kemudian mencekal dagu Diandra dengan kuat. "Habis Lo apain temen gue hah? Mau dijadiin korban kedua? Hm?."

Diandra berusaha untuk melepaskan diri dari cekalan Kaiser. "Eng enggak. Ke kenapa kamu nggak percaya sama aku? Aku aku nggak bersalah. "

"Telanjangin aja gimana?." Elang berusul dengan senyuman miring.

Alaska mengangguk kepala diikuti yang lain.

"Itu sih gue setuju banget malahan. Biar mampus dan kapok dah. " Chika tidak sabaran lagi.

"Bantuin gue, Chik. " Vanesa yang mendengar tidak sabaran melakukannya. Gadis itu berdiri di belakang Diandra.

"Ja jangan. " Diandra menggelengkan kepalanya. "A aku nggak mau. "

"Gue gak peduli sama Lo brengsek! Lo udah hilangin satu nyawa. " Chika menyentak di telinga Diandra.

Grap grap

Elang dan Alaska menahan kedua tangan Diandra. Mereka terlihat tidak sabaran.

Chika mulai membuka hasduk di leher. "Sangat menggambarkan murid teladan ya. "

"Kalau Lo pengen kita berhenti, Lo harus mengakui dosa Lo. Kalau enggak, gue terusan gangguin Lo. Gimana? Mau mengaku atau enggak?." Kaiser menawarkan.

Tes

Diandra berusaha melepaskan diri. Gadis itu mulai menangis. Tatapan penuh kesedihan. "Bu buat apa aku mengaku ji jika aku tidak bersalah? Bukan salahku juga. A aku hanya ingin menolongnya. "

"Buktinya udah jelas kalau Lo ada di lokasi kejadian. Dan Lo masih mengelak sampe sekarang? Ternyata Lo lebih kotor dari yang lain. " Elang berujar dengan sinis.

Dua kancing seragam terbuka.

"Lama banget sih Lo Chik. " Vanesa kesal dan geram pada Chika. Gadis itu berjongkok untuk melepaskan kaos kaki panjang Diandra.

Jantung Diandra berdegup kencang. "Please, hentikan ini. A aku.."

Tiga kancing seragam terbuka sekarang. "Santai dulu, Nes. Kita harus pelan-pelan biar seru. Ya kan Di?."

Diandra menggelengkan kepalanya. Airmata semakin deras membasahi wajahnya. "Hiks, kalian semua jahat. "

"Wih, asetnya lumayan banget dah. " Alaska menggelengkan kepalanya kagum. Dia melihat dengan jelas bra yang dikenakan Diandra sekarang.

Bug

Tubuh Kaiser terpental ke samping. Kenzie menatap tajam teman-temannya. "Gila Lo pada hah?. "

Yang lain seketika terkejut dan menghentikan aktivitas mereka. Semuanya mengarah pada Kenzie.

"Serem banget ya!."

"Marahnya orang pendiam emang ngeri cuyyy!."

"Huft! Padahal gue udah gak sabaran nungguin cewek jelek itu ditelanjangi. "

Ayya yang melihat bernafas lega. Pangeran datang untuk menyelamatkan kak Diandra. 

"Gila? Kita cuma ngasih pelajaran aja sama cewek ini. Ya kan guys?." Elang bertanya pada yang lain.

"Heh, kita cuma mau telanjangi bukan perkosa. " Alaska berucap.

"Diperkosa beneran sih kayaknya seru. " Rival berujar dan langsung mendapatkan cubitan dari Chika. "Arghhh! Sakit Yang!."

Kenzie mengepalkan tangannya kuat. Menggertak gigi dengan bunyi bergemelatuk. "Lo gak punya otak hah? Otak Lo busuk ya. Lo semua percaya gitu aja sama yang di video? Itu cuma beberapa detik doang dan langsung dipercaya. Huft!."

Tidak ada yang berani bergerak lagi. Suasana tampak sunyi senyap dan panas.

Diandra seketika terharu sekali dengan kedatangan Kenzie. "Ka kamu percaya sama aku?."

Lelaki itu tidak menjawabnya. Sebelum dia meraih tangan Diandra, terlebih dahulu Kaiser merebut darinya. Mereka saling memandang satu sama lain dengan tajam.

"Lepasin dia!. "

Kaiser terkekeh geli. Mendekap Diandra dengan satu tangannya. "Gue gak akan kasih cewek ini ke Lo. Mulai sekarang dan seterusnya, Diandra punya gue. Gak ada yang bisa culik dia dari gue. "

Vanesa yang melihat terkejut mendengarnya. Gadis itu bahkan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Apa-apaan si bangsat ini? Gue kan pacarnya. Nggak boleh. Gue belum puas main sama si bangsat ini. 

Rival meneguk ludahnya sendiri. "Kai, Lo lupa sama pacar Lo?."

Lelaki itu menggelengkan kepalanya. Dia lalu menatap teman-temannya. "Gue gak lupa. Dia ini cuma bahan bullying kita aja. Bukan begitu Diandra Gautama Putri?."

Diandra menggelengkan kepalanya. Dia mencoba untuk melepaskan diri dari Kaiser. "Ka kamu nggak puas bully aku terus? Aku capek, Kai. Hiks!."

Plak

Tamparan keras melayang di pipi Diandra.

"Nggak akan pernah. Gue sama yang lain nggak pernah berhenti sebelum Lo mati sendiri. Ngerti Lo?." Vanesa menatap tajam pada Diandra.

Chika pun mendekat dengan tangan bergerak membuka kancing seragam yang masih tertutup. "Aish, tinggal dua lagi dan selesai. "

"Lepasin semuanya langsung dah!." Alaska bercelatuk dengan semangat 45.

Kenzie tidak tahan lagi pun langsung merebut Diandra dari Kaiser. Menatap dingin Kaiser. "Setelah Lo menyadari semuanya, Lo bakal ngerasa bersalah karena udah bully Diandra tiga bulan ini. Gue bisa jamin itu. "

Diandra mau tidak mau mengikuti langkah kaki Kenzie. "Ma makasih udah selamatin aku. "

Kenzie tidak menyahut. Dia lalu berhenti dan menghela nafas panjang. Makin panas juga Lo. Gue semakin yakin kalau Lo pembunuh sebenarnya. 

Diandra seketika bingung. "Ke kenapa?."

Bruk

"Pake jaket gue aja. Besok bisa Lo kembaliin ke gue. " Kenzie berujar seraya menyerahkan jaketnya pada Diandra.

Gadis itu seketika langsung memakainya. Dia tersenyum tipis. "Kamu nggak kayak mereka. Kamu baik banget sama aku. Aku janji akan menolong mu suatu hari nanti. "

Kenzie hanya mengangguk kepala mengiyakan.

•••

Di dalam kelas XII IPS 1, Kaiser tampak tidak fokus pelajaran. Diam termenung dan hanyut dalam lamunan. 

Gue kenapa sih sekarang? Gak mungkin gue suka sama cewek itu. Gue udah punya pacar. Vanesa Subandi itu pacar gue. Lelaki itu membatin dengan mengacak-ngacak rambutnya gusar.

Rival ingin menanyakan sesuatu namun melihat Kaiser yang tampak melamun, dia pun menanyakan hal lain. "Bos, Lo kenapa diem aja? Ketahuan pak Anton entar. Gue juga disalahin. "

Tidak sahutan sama sekali dari sampingnya.

"Bos, jangan ngelamun terus aelah!." Rival ikut kesal.

"Bos.." Memanggil dengan tangan menyentuh bahu Kaiser. "CK! Sial. " Rival mendengus kesal. Dia berdecak dengan ekspresi dongkol.

"Bos!." Suaranya mulai meninggi.

"Lo kenapa sih?." Elang bertanya karena sedari tadi dia mendengar suara Rival.

Rival menunjuk pada Kaiser yang semakin menyebalkan.

"Brengsek!." Bos mereka mengumpat. Mengejutkan beberapa penghuni kelas.

Yang lain seketika menoleh secara bersamaan.

Pak Anton yang tengah menulis pun berhenti. Pria itu menatap sumber suara lalu menatap dengan tajam. "Kaiser! Ke depan! Tulis apa yang saya tuliskan. Cepatlah! Kamu membuat saya kesal saja. "

Kaiser pun beranjak dari kursinya. "Baik, pak."

Pak Anton seketika menggelengkan kepalanya.

Bersambung...

1
Metana
yang dicekik orang tua lo aja, kenapa Diandra Dia kan gak salah apa-apa/Speechless/
Người này không tồn tại
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
DreamHaunter
Baca cerita ini seperti terlempar ke dunia lain. Aku suka banget, terima kasih telah membuat pengalaman membaca ini begitu intens. 🙌
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Isolde
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!