🏆NOVEL PLATINUM🏆
Xiao Shuxiang, seorang remaja yang tinggal di sebuah Desa terpencil dekat pegunungan Lima Jari. Saat ia dan beberapa temannya pulang berburu, Desa tempat tinggalnya habis terbakar dan kedua orang tuanya ikut meninggal dalam peristiwa tersebut.
Semenjak kedua orang tuanya meninggal, ia diasuh oleh seorang Tetua dari Sekte Naga Hitam. Ia juga dianggap sebagai anak angkatnya dan menjadi bagian dari Sekte Naga Hitam. Hanya saja sangat disayangkan ternyata Xiao Shuxiang tidak memiliki bakat yang bagus untuk menjadi kultivator.
Namun lewat sebuah peristiwa naas, ia berhasil menemukan rahasia kalung giok pemberian ayahnya. Dari sana pula, ia mendapatkan teknik kultivasi yang mengguncang dunia. Anehnya, giok tersebut ternyata memiliki hubungan yang erat dengan Naga pelindung Sekte tempat dimana Xiao Shuxiang berada.
Lalu siapakah jati diri Xiao Shuxiang yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akademi Kekaisaran
Waktu berlalu begitu saja dengan cepat, setidaknya sudah tiga hari setelah kepergian Xie Yuwei dari Sekte Naga Hitam. Selama beberapa malam ini juga Xiao Shuxiang tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan kepergian Xie Yuwei, meskipun ia tahu diantara keduanya tidak terjalin hubungan asmara tetapi ikatan emosional yang dimiliki oleh Xiao Shuxiang sangat kuat.
Untuk memenangkan pikirannya, Xiao Shuxiang pun memilih melakukan kultivasi. Ia tidak tahu mengapa memiliki rasa kehilangan yang begitu kuat di saat Xie Yuwei seharusnya memiliki pencapaian yang luar biasa di Ibukota Kekaisaran.
Cukup lama Xiao Shuxiang akhirnya terlarut dalam kultivasinya, namun ia sengaja menjaga kesadarannya karena khawatir tubuhnya akan tertarik ke dalam dunia jiwa yang menarik kesadarannya. Jika itu terjadi maka ia akan sulit menjelaskan jika gurunya sudah bangkit terlebih dahulu dari kultivasi tertutupnya.
Benar saja, saat Xiao Shuxiang masih terjaga dalam kultivasinya ia merasakan keberadaan gurunya yang sudah berada di ruang tengah. Xiao Shuxiang pun akhirnya menyudahi proses penyerapan energi alam tersebut.
"Salam hormat pada guru" sapa Xiao Shuxiang.
"Hmm.. Tidak perlu sungkan" ujar Tetua Li Haoran.
"Guru, sepertinya kekuatanmu sudah bertambah" ujar Xiao Shuxiang dengan santai.
"Tetapi tidak sebanding dengan pencapaianmu" ucap Tetua Li Haoran sambil tersenyum malu.
"Apanya yang tidak sebanding, guru tetap lah guru. Lagipula aku merasakan jika kekuatan seorang kultivator juga akan memiliki tantangan yang berbeda di setiap tingkatannya" ucap Xiao Shuxiang dengan hormat.
Xiao Shuxiang tentu paham jika semakin tinggi tingkatan seseorang maka akan semakin besar pula tantangan atau kesulitan untuk menerobos, bahkan jumlah sumberdaya juga sangat dibutuhkan dan menentukan keberhasilan untuk menutup kesenjangan.
"Sepertinya teknik menyembunyikan aura yang kamu lakukan menjadi lebih sempurna dari sebelumnya" ujar Li Haoran yang tidak bisa merasakan kekuatannya.
Xiao Shuxiang pun paham dengan maksud gurunya, berdasarkan pengalamannya dalam berkultivasi Aura Naga maka kemampuan dirinya berkamuflase pun semakin baik. Ia pun kemudian melepaskan aura keberadaannya, ranah Pendekar Inti Emas pun ia lepaskan.
"Apa? Kamu sudah berada di ranah Inti Ema" Tetua Li Haoran tercengang, ia tidak menyangka perubahan muridnya sudah melewati harapannya.
"Secara kebetulan aku bertarung melawan Harimau emas dan berhasil menyerap kristal jiwa miliknya" jawab Xiao Shuxiang mencari alasan peningkatan kekuatannya.
"Oh, seperti itu.." ucap Li Haoran yang berusaha mencernanya dengan baik.
Jika begitu keadaannya memang masih memungkinkan selama ada kecocokan dengan akar roh atau bakat kultivasi seseorang, hanya saja menyerap kristal jiwa dibutuhkan waktu paling tidak sedikitnya satu bulan. Namun menyadari kemampuan Xiao Shuxiang dalam menyerap ratusan batu spiritual sebelumnya, Li Haoran tidak akan menanyakannya lebih jauh.
"Guru, apakan Klan Wu itu kuat?" tanya Xiao Shuxiang kemudian.
"Klan Wu? Apakah itu yang berasal dari Ibukota Kekaisaran?" tanya balik Li Haoran.
"Benar, Xie Yuwei secara kebetulan memiliki hubungan dengan Klan tersebut" jawab Xiao Shuxiang.
"Klan Wu merupakan termasuk bagian dari tujuh keluarga besar dari Klan kuno. Mereka memiliki keberadaan yang tidak bisa disinggung di Benua Awan Biru ini" ucap Li Haoran menjelaskan.
"Di wilayah Inti Benua Awan Biru, terdapat tujuh penguasa yang sangat berpengaruh. Klan Zhao, Xiao, Shen, Luo, Huang, Liu, dan Klan Wu mereka satu sama lain saling bersaing dari waktu ke waktu untuk menjadi yang terbaik" lanjut Tetua Li Haoran menjelaskan.
"Klan Xiao?" tanya Xiao Shuxiang penasaran ketika nama marga keluarganya disebutkan.
"Ya itu benar" ucap Li Haoran sambil mengangguk pelan.
Sudah waktunya bagi Xiao Shuxiang untuk mengetahui tentang rahasia keluarganya, dengan perkembangan kekuatannya yang mirip dengan orang-orang dari wilayah Inti Benua Awan Biru, tentunya Li Haoran sangat yakin jika Xiao Shuxiang memang berasal dari Klan misterius itu.
"Apakah ayahku berasal dari Klan tersebut?" tanya Xiao Shuxiang dengan ekspresi serius.
"Itu benar.." jawab Li Haoran mencoba untuk memulai mengungkapkan jati diri muridnya.
"Lalu kenapa Desa Pelangi dihancurkan jika ayahku memiliki latar belakang seperti itu? Bukankah mereka adalah orang-orang yang kuat dan tidak bisa disentuh?" tanya Xiao Shuxiang dengan sedikit emosional.
"Sesuai janjiku padamu, kekuatan mu sudah cukup kuat untuk mengetahui kebenarannya. Meski masih sangat jauh dari orang-orang dari tempat tersebut, namun aku ingin kamu lebih berhati-hati dan tidak ceroboh saat berada di luar Sekte" kata Li Haoran sambil menarik napas dalam-dalam.
"Ayahmu bernama Xiao Chen, seharusnya ia adalah bagian penting dari Klan Xiao di Ibukota Kekaisaran Zhao. Ia juga memilih meninggalkan Klan tersebut untuk bisa hidup damai dengan ibumu yang merupakan wanita biasa yang tidak aku ketahui asal usulnya lebih jauh. Hanya saja, pilihan ayahmu yang demikian itu, menimbulkan niat membunuh dari kubu yang berseberangan di Klan Xiao. Aku sendiri tidak mengetahui secara pasti konflik pribadi apa yang melatarbelakangi hal tersebut, hingga pada akhirnya mereka datang ke Desa Pelangi dan membuat kehancuran yang tidak bisa kami cegah" ucap Li Haoran dengan tatapan rumit ke arah Xiao Shuxiang.
Mendengar kenyataan tentang teka-teki dalam hidupnya, Xiao Shuxiang pun mengepalkan tangannya dan mengingat nama Klan Xiao dengan amarah yang membuncah.
"Ibukota Kekaisaran, Klan Xiao tunggu aku untuk mendatangi kalian" ucap Xiao Shuxiang.
"Satu hal yang perlu kamu ketahui adalah Sekte ditekan, sehingga hanya bisa mengirimkan aku saat itu untuk memantau sisa-sisa kehancuran tanah kelahiranmu" ucap Li Haoran sambil menepuk bahu Xiao Shuxiang dengan pelan.
"Terimakasih guru, aku mengerti" Xiao Shuxiang mengangguk perlahan.
"Jangan bertindak sembarangan, aku menceritakan rahasia ini agar kamu tidak gegabah dalam menonjolkan dirimu di masa depan. Orang-orang dari Klan kuno sama seperti dirimu, mereka memiliki kekuatan yang tidak bisa ditebak, memiliki rahasia masing-masing yang tentunya bukan tandingan kami para kultivator dari empat wilayah" ucap Li Haoran memperingatkan muridnya.
"Kendati demikian, setiap sepuluh tahun sekali terdapat pembukaan muri Akademi Kekaisaran dimana setiap wilayah mengirimkan seorang utusan terbaiknya untuk menjadi bagian dari Akademi paling terkenal di Benua Awan Biru tersebut" ujar Li Haoran kemudian.
"Akademi Kekaisaran?" Xiao Shuxiang bertanya penuh minat.
"Ya, itu adalah tempat yang sebelumnya ingin aku raih. Tapi aku gagal karena saat itu ada kekuatanku masih kurang sedikit lagi sehingga Sekte tidak jadi mengirim diriku" jawab Li Haoran.
"Aku ingin ke tempat itu.." ucap Xiao Shuxiang dengan cepat.
"Seharusnya dengan kekuatanmu yang sekarang ini tidak akan jadi masalah, hanya saja Ketua Sekte akan mengujimu secara langsung" Li Haoran mengatakan dengan serius.
Ia menyadari jika potensi muridnya lebih besar darinya jika dibandingkan dengan masa lalu dirinya, tetapi ia juga perlu dengan hati-hati mempromosikan muridnya tersebut di Internal Sekte.
MUNGKIN MEREKA AKAN DIPERTEMUKAN DALAM MEMBASMI PENJAHAT
di sini menanti di sana menunggu