NovelToon NovelToon
Istri Kecil Om Pedofil

Istri Kecil Om Pedofil

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan
Popularitas:393.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Eyha

~Sequel POROS JODOH~




"Moony, menikahlah denganku!"

"Tidak!!!"

Hah! Mimpi yang sama! Aku tidak akan membiarkan mimpi itu menjadi nyata!

Namaku Dania Riady. Seumur hidupku, tak pernah terbersit sedikitpun dalam benakku akan hidup seorang diri di negara asing tanpa kedua kakakku.

Dan parahnya, semua ini terjadi karena Om Pedofil itu!

Pria tua yang bahkan usianya hampir sama dengan ibu kandungku, dan dia bermimpi untuk menikahiku?

Aku harap Om Pedofil segera bangun dari mimpinya karena setelah aku kembali, aku hanya akan menikahi pria yang aku cintai. Bukan dirinya!!!

Akankah aku berakhir dengan om pedofil atau akankah ada yang datang menyelamatkan hidupku???

Dan inilah kisah manisku yang tidak semudah menghabiskan gula-gula kapas ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eyha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERTEMUAN

Senyuman yang terus merekah di wajah seseorang menandakan bahwa hatinya saat itu sedang berbunga-bunga. Alasannya, tentu saja banyak hal! Namun, alasan di balik senyuman Nino yang terus menghiasi wajahnya hanyalah karena sikap Dania. Baginya, ketegasan dan sikap dingin Dania adalah sesuatu yang luar biasa.

Menurut pengalaman Nino, sangat jarang seorang wanita mampu menolak pesonanya seperti yang di lakukan oleh Dania. Karena itu akhirnya Nino menyimpulkan bahwa Dania memang benar-benar pantas untuk di perjuangkan.

"Aku harus pergi, Liza," ucap Nino tanpa menghentikan langkahnya.

"Kemana, Pak?" tanya Liza kaku.

Nino menghentikan langkahnya dan sedikit menoleh ke arah Liza yang berada di belakangnya. "Sejak kapan aku harus melapor padamu kemana aku akan pergi?"

Liza tertegun, tapi segera membungkuk hormat. "Maaf, Pak, saya hanya memastikan schedule anda."

Nino berdecak kesal. "Aku akan pergi ke rumah Ricky."

"Tuan Sanjaya, Pak?" tanya Liza lagi.

"Astaga, Liza!" Nino memutar tubuhnya dan menatap kesal sekretarisnya itu. "Apa kau pernah mendengar aku menyebut nama Ricky, selain Sanjaya?" ketusnya.

'Hah? Apa maksudnya?'

***

Dalam perjalanan, Nino membayangkan akan seperti apa reaksi Dania saat mengetahui jika dirinya adalah Nino yang ingin ia temui.

"Moony ... Moony ...," Nino terus berucap hal yang sama sepanjang perjalanan seraya mengingat wajah cantik Dania.

Sama seperti saat masih di perusahaan, wajahnya pun masih di hiasi senyuman yang begitu menawan. Sesekali ia menurunkan kaca mobilnya untuk menyapa anak-anak jalanan yang menjajakan dagangannya.

"Tissuenya, Tuan," ucap seorang anak dengan sekotak tissue di tangannya.

Nino membuka kacamatanya dan tersenyum. "Berikan aku satu kotak!"

Tangan Nino terulur untuk memberikan uang pada anak itu, kemudian mengambil tissue yang di berikan padanya.

"Kembaliannya, Tuan?" panggil anak tadi, setengah berteriak karena Nino sudah akan melajukan mobilnya.

"Ambil saja untukmu, tapi do'akan aku agar penantianku segera berakhir!!!" teriak Nino seraya melambaikan tangannya.

***

Sesampainya di rumah keluarga Sanjaya, Nino terpaksa harus menelan mentah-mentah harapannya ketika ia melihat Dania sedang bertengkar dengan Deta, dan itu pun melibatkan dirinya.

Ucapan Dania yang begitu menohok hingga membuat seluruh tubuh Nino terasa membeku. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa perasaannya kepada Dania akan melukai wanita itu.

"Haruskah aku merelakanmu, Moony?" gumam Nino, matanya terus menatap Dania yang pergi meninggalkan ruangan sambil terus menangis.

"Tidak ada yang salah, Kak! Kita semua hanya butuh waktu." Terdengar suara Dito yang mencoba untuk menenangkan Deta yang merasa bersalah.

Nino akhirnya memberanikan diri untuk melangkah masuk. "Aku setuju! Berikan waktu lebih banyak padanya untuk memahami seberapa besar arti dirinya bagiku."

Mata Deta langsung terbelalak ketika melihat sosok yang baru saja memasuki rumahnya. "Kak Nino ...."

"Aku tidak apa-apa, Ibunya Tary," ucap Nino penuh semangat.

Sebenarnya, Nino sangat terluka dengan penolakan Dania. Namun, ia cukup tahu diri dan seharusnya sudah mempersiapkan diri karena semua ini sudah harus terbiasa baginya. Tapi ini kali pertama ia melihat sendiri bagaimana Dania menolaknya. Cukup menyakitkan!

"Maafkan aku, Kak Nino! Aku tidak menyangka jika Dania akan -"

"Sudahlah!" Nino langsung memotong ucapan Deta. "Jangan bersedih lagi, apalagi sampai menangis! Aku sedang tidak ingin menghadapi kemurkaan suamimu yang posesif itu."

Mendengar gurauan Nino, Deta semakin merasa bersalah karena pria itu harus melihat betapa kerasnya Dania menolak perjodohan ini.

'Andai Dania mengerti jika kecocokan bukan hanya tentang usia ....'

***

"Aaarrggghhhhh!!!"

BUG ... BUG ... BUG ...

Sebuah bantal membentur ke dinding beberapa kali karena ulah Dania. Tangannya terus saja melampiaskan amarahnya kepada bantal yang tidak berdosa itu.

"Dengar, Om Pedofil! Mulai hari ini, aku mengibarkan bendera perang padamu!" ucap Dania penuh emosi.

Dalam benak Dania, ia membayangkan jika bantal yang di pegangnya itu adalah Nino yang tidak bisa ia temui.

Setelah merasa seluruh emosinya telah keluar, tubuh Dania ambruk ke lantai dengan kedua kaki terlipat ke belakang.

"Kakak, maafkan aku!" cicit Dania, menatap pintu kamarnya yang tertutup rapat.

Ingatan Dania kembali berputar ke masa kecilnya, dimana Deta akan selalu menghampiri Dania saat dirinya sedang sedih. Namun, hari ini Dania tahu bahwa kakak perempuannya itu tidak akan datang untuk menghiburnya.

"Kakak ...," Air mata kembali meluncur dari mata sipit Dania ketika ia mengingat kesalahannya. "Seharusnya aku tidak mengatakan semua itu kepada kakak! Aku bodoh!" geramnya.

Dania terus terisak hingga tubuhnya terasa lemas dan ia pun tersungkur ke lantai, tanpa ada yang menemani.

"Semua ini karena dirimu, Om Pedofil ...."

***

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Dania keluar dari kamarnya dan melihat Deta sedang menyiapkan sarapan untuk keluarganya.

"Pagi, Kak," sapa Dania, sedikit ragu jika kakaknya itu akan mengacuhkannya.

Deta mendongak ke arah tangga, dengan wajah yang mengulas senyuman tipis. "Pagi, Sayang."

'Sayang ... Itu artinya kakak sudah tidak marah.' Batin Dania gembira.

"Ada yang bisa Dania bantu, Kak?" tanya Dania seraya berdiri di samping Deta.

"Tidak ada, Sayang," jawab Deta lembut.

Dania pura-pura memberengut. "Biarkan Dania belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik, Kak!"

Deta terkejut mendengar ucapan Dania. "Apa maksudmu, Sayang?"

"Bukankah Dania akan segera menikah?" tanya Dania, dan di jawab anggukan kepala oleh Deta. "Kalau begitu, bukankah seharusnya Dania mulai belajar dari sekarang?" tanyanya lagi.

Bukan main senangnya hati Deta melihat Dania yang sepertinya sudah mulai bisa menerima perjodohan ini. Ia tidak tahu jika Dania menyimpan bom yang siap meledak pada saat yang tepat.

"Kakak senang kau sudah mulai bisa menerima keadaan ini, Sayang, tapi kau juga harus tahu bahwa kak Nino memiliki kehidupan yang mapan sehingga adikku yang cantik ini tidak perlu melakukan apapun setelah menjadi istrinya nanti." Deta membelai lembut rambut Dania.

'Tentu saja dia harus mapan, setidaknya dia memiliki kelebihan selain jumlah usianya yang banyak!' Batin Dania. "Pangeran juga kaya raya, Kak, tapi Kakak masih memasak dan menyiapkan segala kebutuhannya. Belum lagi kebutuhan Tary, Kakak juga melakukan semua itu seorang diri. Kenapa aku tidak boleh melakukan apa yang Kakak lakukan?" tanyanya.

Deta kembali tersenyum memahami rasa ingin tahu yang begitu besar di mata Dania. "Karena aku mencintai suami dan juga putriku. Aku ingin mereka memakan masakanku dan melibatkan aku dalam segala kegiatan mereka. Itu membuatku bahagia!"

Penjelasan Deta seperti sebuah tamparan bagi Dania dan juga mengingatkan dirinya akan perasaannya kepada Nino. Karena Dania tidak ingin membuat keributan lagi dengan Deta setelah apa yang terjadi sebelumnya, hingga dirinya hanya diam dan mendengarkan setiap hal yang di katakan oleh kakaknya itu.

"Kak Nino pria yang baik dan juga humoris. Kakak yakin kau akan nyaman dengannya! Terlebih dia juga suka travelling ke tempat-tempat yang menyenangkan. Kau tidak akan bosan hidup dengannya, Sayang," tutur Deta penuh semangat.

'Sebaik itukah dirinya?' Batin Dania, mencoba menolak setiap pujian yang di lontarkan Deta untuk Nino.

"Kak Nino itu -"

"Konyol!" timpal Ricky tiba-tiba, langsung memotong ucapan Deta.

"Mas ...," Bibir Deta mengerucut karena kesal dengan sikap Ricky.

Ricky hanya tersenyum usil dan mencium pipi Deta. "Itulah yang sebenarnya, Detaku Sayang."

Dania merasa telah menemukan celah untuk masalahnya ini. Segera ia mengambil posisi di meja makan yang dekat dengan Ricky saat kakak iparnya itu mulai duduk dengan manis agar sang istri membatalkan kemarahannya.

"Pangeran?" panggil Dania, setengah berbisik.

Ricky menoleh dan menaikkan sebelah alisnya. "Ada apa, Tuan Putri? Kau butuh uang?"

"Bukan!" jawab Dania, masih berbisik karena khawatir terdengar oleh Deta.

"Lalu?" Ricky mengerutkan dahinya. "Jangan katakan kau ingin kartu kredit! Itu tidak baik, Tuan Putri. Bukankah selama ini aku sudah meminta Gibran untuk menjauhkanmu dari hal-hal seperti itu? Atau dia tidak melakukan tugasnya dengan baik? Awas saja dia!"

"Pangeran!" gertak Dania, mulai tidak sabar dengan pemikiran Ricky yang jelas ke arah berbeda. "Bukan itu maksudku!" tegas Dania.

Menyadari dirinya salah paham, Ricky pun terkekeh. Terlebih ketika Dania menepuk dahinya sendiri seolah putus asa karena telah berbicara dengannya.

"Baiklah! Katakan! Apa yang kau butuhkan, Tuan Putri?" tanya Ricky akhirnya.

Dania menoleh ke kiri dan kanan. Ia melihat Deta masih berada di dapur, sehingga ia yakin untuk bicara dengan Ricky.

"Pangeran, kau pasti tahu bukan bagaimana kepribadian om pedofil? Apa kau yakin jika dia pantas untukku?" tanya Dania, sedikit memasang wajah memelas.

Ricky menatap adik iparnya yang sudah tumbuh dewasa itu. Dalam hatinya, ia juga tidak tega melihat Dania merasa tertekan dan terpaksa seperti ini. Namun, semua orang tahu jika Nino sudah banyak berubah sejak perjanjiannya dengan Deta sepuluh tahun yang lalu.

Helaan nafas Ricky begitu berat saat ia menghembuskannya. "Tuan putriku Sayang, mungkin Nino memang konyol, tapi ketahuilah bahwa dia adalah pria yang paling aku percaya untuk menjagamu. Selain diriku dan Dito tentunya!"

"Tapi, Pangeran, selama ini aku di jaga oleh kak Gibran. Bukankah itu artinya kau percaya padanya?" bantah Dania.

"Memang benar!" Ricky meneguk susu hangatnya. "Aku percaya dia akan menjagamu dengan baik karena aku membayarnya untuk melakukan itu, tapi Nino? Aku tidak membayarnya dan tidak ada yang membayarnya untuk menunggumu selama sepuluh tahun. Jadi, bisakah kau setidaknya mencoba untuk bertemu dengannya satu kali saja?" pintanya.

'Haruskah aku mengatakan jika aku sudah mencoba untuk menemuinya kemarin? Tidak! Pangeran dan kakak pasti akan berpikiran buruk tentang sikapku.' Pikir Dania.

"Dania Riady ...," Ricky menggebrak meja hingga Dania sedikit terlonjak. "Kau terkejut? Hahahaha ... Apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan, Tuan Putri?" ejeknya.

"Apalagi? Tentu saja om pedofil itu!" celetuk Dania tanpa sadar.

"Wah, adikku sedang kasmaran rupanya." Deta sudah berjalan keluar dari dapur dengan semangkuk sup di tangannya.

Ricky yang menjadi akar kesalahpahaman ini hanya tersenyum usil ketika Dania memelototinya.

"Sayang, cobalah temui kak Nino satu kali saja! Mungkin kau akan menyukainya," harap Deta, sorot matanya membuat Dania tak bisa menolak.

Dania menarik nafas dalam dan menggenggam tangan Deta dengan erat.

"Aku akan bertemu dengannya, jika dia juga ingin bertemu denganku ...."

Hallo semuanya 🤗

Jangan lupa di tap jempolnya 👍🏻 dan tinggalkan jejak 👣👣 kalian di kolom komentar 👇🏻 sertakan votenya juga 'ya 😍 untuk author amburadul kesayangan kalian ini 😘

I ❤ U readers kesayangan kuhh

1
Aurora
strategi Nino sangat bagus
martina melati
hahaha
Salsaini Aini
Luar biasa
Juna Dong
luar biasa
Rafa Eljuliansyah
yeeee unboxing
WaDoow
wah Nino tu
WaDoow
akhirnya wkwkw
Ruk Mini
tq karya t Thorr sgt menghibur ..d tgg karya yg lain y
Eyha: terima kasih kakak 😍
total 1 replies
Ani Yuningsih
gak jelas banget si dania
Ani Yuningsih
pergilh Nino yg jauh
Ani Yuningsih
muter" teruusss, gaje
Ani Yuningsih
aku sebel banget ya sm Dania
Jeiny Lahe
malam pertama nggak asik thor.....🤭🤭🤭
Jeiny Lahe
thor tolong di perjelas ceritanya......
kalonggak salah dania mau menanyakan sesuatu kepda tuan rumahnya di kediaman sanjaya....
tapi kok ngk.....
🙏🙏🙏 maaf thor makin kesini ceritanya kayaknya aku ngk ngerti......
dan sepertinya ricky, deta, dito sama nino menyembunyikan sesuatu... mau disampaikan tapi ngk kelar2....maaf yah klo aku sedikit bingung....🙉🙉🙉
Jeiny Lahe
kayaknya kamu nyadar deh dania.....
Jeiny Lahe
bodohnya dania ngk tahu apa yg dia mau.... nino beneran cinta mati sama dia, danianya hanya fokus ama kebenciannya.... apa author membuat dania nggak peka yah.....?😁😁😁😁
Jeiny Lahe
aduh thor kapan luluhnya hati moony....
hampir bosan aku....
Jeiny Lahe
tunggu thor...aku mau membayangkan dulu🤣🤣🤣🤣
Eyha: gimana? udah kebayang belum kak 😂
total 1 replies
Jeiny Lahe
janganlah pak toto.... nanti kamu nggak dapat gaji sama sekali...atau nyawamu melayang🤣🤣🤣🤣
Jeiny Lahe
dania.....😁😁😁 memang itu yg akan terjadi🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!