Ananda adalah seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sejak usianya lima tahun. Setelah lulus SMA ia bertekad untuk mencari pekerjaan serta meninggalkan panti asuhan agar posisinya bisa digantikan oleh anak yatim piatu lain yang bernasib malang sepertinya yang tidak punya orang tua sejak usia masih kecil.
Dengan bermodalkan kemampuannya dalam mengurus pekerjaan rumah, ia akhirnya memberanikan diri untuk melamar pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di sebuah rumah mewah milik seorang pengusaha kaya raya.
Dari sinilah kisah cintanya bermula, menjalin pernikahan dengan seorang duda berhati dingin tanpa berlandaskan cinta dan terpaksa menjadi ibu sambung bagi putri semata wayang sang suami. Akankah Ananda bertahan dalam rumitnya kehidupan pernikahannya?
Bagaimana pula kisah Ayu sang adik angkat yang juga sedang sama-sama berjuang meraih cita dan cintanya? Mungkinkah ia juga bisa menggapai sang CEO pujaan hatinya?
Seri Pertama Novel The Andersons Family.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosi Lombe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Respon Gaby
"Dooooorrrr!" Andrew yang melihat Ananda sedang melamun sendirian di pinggir taman sengaja mengagetkannya dari belakang.
"Kakkkkkkk, kau membuatku terkejut!" Ananda memekik karena kaget.
"Habisnya kau bengong saja!" Andrew terkekeh.
"Ah tidak, aku hanya mengantuk!" Ananda berkilah.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita minum kopi di cafe depan?" ajak Andrew.
"Terima kasih kak, tapi sebentar lagi aku ada kelas!" Ananda menolak dengan halus.
"Yahhhh sayang sekali!" Andrew kecewa.
"Lain kali ya kak!" Ananda menghibur.
"Janji ya?" Andrew kembali bersemangat.
"Iya, kalau begitu aku masuk kelas dulu ya kak!" Ananda berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menjauh.
"Sampai jumpa!" Andrew melambaikan tangannya.
Sepanjang perkuliahan Ananda terlihat tidak fokus mendengarkan penjelasan dari para dosen yang mengampu mata kuliah. Ia hanya melamun dan memutar kembali memorinya saat sedang bercakap-cakap dengan nyonya besar dan juga ibu asuhnya.
"Huffffffffff!!!" Ananda menghembuskan nafasnya dengan kasar, hingga membuat Bianca teman baiknya di kampus merasa curiga.
"Kau kenapa?" Bianca menyelidik.
"Ahhhhhhhhh tidak apa-apa kok!" Ananda menyembunyikan masalahnya.
"Tapi wajahmu seperti orang sedang bermasalah!" Bianca tidak percaya.
"Bi, kalau kau dijodohkan dengan seseorang yang tidak mencintaimu, apa kau akan menerima perjodohan itu?" Ananda meminta pendapat.
"Tergantung, kalau yang menjodohkanku adalah orang-orang yang menyayangiku, pasti aku terima, karena aku yakin pasti mereka menjodohkanku karena tau jodoh itu yang terbaik!" jawab Bianca ringan.
"Tunggu, jangan bilang kalau kau mau dijodohkan!?" Bianca terbelalak.
"Entahlah, aku bingung, dia memang tampan dan baik, tapi dia tidak mencintaiku, aku takut!" Ananda mengungkapkan isi hatinya.
"Apa kau menyukainya?" Bianca penasaran.
"Aku tidak tau apa aku suka atau tidak, tapi yang jelas menurutku dia berkharisma!" Ananda masih ragu dengan perasaannya sendiri.
"Jalani dulu saja, pada akhirnya cinta akan berlabuh pada tempat yang tepat!" Bianca menepuk punggung Ananda sebagai bentuk dukungan dan menguatkan.
Meskipun semua orang mendukung perjodohan ini, termasuk Bianca yang tidak tau-menau tentang sang calon suami namun tetap mendukung, tapi tetap saja hati Ananda terasa berat. Rasa kagum dan simpatinya kepada Mike tidak serta merta membuat hatinya yakin untuk menerima perjodohan ini.
"Aku harus bagaimana!?" Ananda terus saja bertanya dalam hati kecilnya.
..........
"Kakkkkkkk!!!" Gaby berhamburan memeluk Ananda saat gadis itu baru tiba di halaman rumah.
"Nona kenapa masih di luar? ini kan sudah malam!" tanya Ananda.
"Aku sengaja menunggumu pulang kuliah!" Gaby antusias.
"Menunggu saya untuk apa?" Ananda bingung.
"Aku mau bertanya, kapan aku mulai boleh memanggilmu bunda?" mata Gaby berbinar-binar.
"Nona!?" Ananda lagi-lagi terkejut, belum sempat dia menjawab setuju atau tidak, tiba-tiba Gaby sudah ingin memanggilnya 'Bunda'.
"Tadi grandma bertanya padaku, apa aku setuju kalau kau menikah dengan Ayah? lalu aku bilang tentu saja sangat setuju!" Gaby langsung memeluk Ananda dengan erat.
"Bagaimana ini? kenapa jadi semakin rumit begini sih? kalau aku menolak perjodohan ini, artinya aku membuat nona patah hati kan?" Ananda merutuki keadaan yang semakin runyam.
"Ayo nona, sudah malam, kita masuk, disini anginnya kencang!" Ananda mengalihkan pembicaraan.
"Kau tidur denganku ya malam ini?" Gaby memohon.
"Baiklah, tapi saya mandi dulu di kamar belakang ya nona!" Ananda menyetujui.
"Oke, jangan lama-lama ya!" Gaby mengangguk.
Mereka pun berjalan masuk ke dalam rumah. Sementara nyonya besar yang dari tadi menyaksikan bagaimana Gaby memohon kepada Ananda sangat yakin kalau rencananya akan berhasil.
"Ananda pasti tidak akan tega untuk menolak keinginan cucu kesayanganku itu!" senyum bahagia mengembang di bibirnya.
.........
"Ananda!!!" ketiga pelayan yang tidur di satu kamar langsung heboh ketika melihat gadis itu masuk.
"Ceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" Desi tidak sabaran.
"Kenapa kau tidak cerita pada kami?" Nani juga penasaran.
"Katakan semuanya sekarang!" Tika ingin penjelasan.
"Kalian ini kenapa sih?" Ananda yang paham arah pembicaraannya mengalihkan perhatian mereka.
"Jangan berbohong, cepat cerita!" Tika berkacak pinggang tidak sabar.
"Aku mandi dulu ya, nanti baru cerita!" Ananda belum siap membahasnya, sementara teman-teman nya sudah pada heboh seperti paparazi.
Hampir satu jam Ananda berdiam diri di kamar mandi, ia sengaja ingin menenangkan diri agar terhindar dari segala serbuan pertanyaan. Namun apa daya, ketika pintu kamar mandi dibuka, ketiga temannya langsung ribut bukan main, membuatnya terpaksa bercerita dari awal tanpa ada yang ditutupi.
"Sudah ya, aku harus menemani nona Gaby tidur dulu!" Ananda memberi alasan untuk menghentikan bom pertanyaan dari ketiga dayang itu.
"Ciyeeeee bundaaa,,, mau ngelonin anaknya ya!" goda Tika.
"Ciye-ciyeeeee!!!" Nani dan Desi ikut menimpali sambil terkikik geli, membuat Ananda semakin frustasi.
ceritanya bagus semangat berkarya 💪