Yang bocil minggir dulu ya🙃
Sinopsis 👇
Mina tidak tahu ada apa dengan hubungan kakak dan kakak iparnya. Di luar mereka tampak baik tapi sebenarnya mereka menyembunyikan sesuatu.
Berawal dari penasaran, Mina memutuskan menyelidiki keduanya. Ternyata benar. Di apartemen tempat tinggal mereka, mereka bahkan tidur terpisah. Mina yang dasarnya mulut ember itu ingin melapor ke mamanya. Sayangnya sebelum berhasil, ia ketahuan oleh Foster, kakak iparnya.
Dan yang tidak pernah Mina duga, Foster malah memaksanya bermain api dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 17
"Emmph ..."
Foster kembali mengecup bibir Mina. Kali ini lebih panas dibanding tadi. Dulu Foster sangat jijik berciuman dengan wanita. Tapi terhadap Mina, ia malah menjadi candu. Ia merasa Mina seperti memberinya rasa aman dan rasa memiliki. Meski sekarang ini masih dia yang terus mendominasi.
Foster mencium bibir Mina dengan penuh gairah. Mina sendiri tak mampu menolak lagi. Ia membiarkan Foster menciumnya tapi tidak membalas ciuman pria itu. Karena ia bingung harus bagaimana, dirinya tidak ada pengalaman berciuman. Kakak iparnya adalah laki-laki pertama yang mencium dan memberinya sentuhan-sentuhan berbahaya tersebut.
Cukup lama ciuman panas tersebut berlangsung sampai akhirnya terlepas. Mina merasa bibirnya bengkak.
"Lepaskan atasanmu," perintah Foster kemudian. Mata Mina melebar.
"Nggak mau!" tentu saja gadis itu menolak keras. Kedua tangannya menyilang di depan dadanya.
"Aku ingin mengemutnya sebentar, hanya bagian itu. Tidak lebih. Setelah itu kita pulang, aku janji." kata Foster berjanji. Tentu saja Mina tidak mau. Ia ingat terakhir kali pria itu bilang hanya akan menggunakan jari, tapi buktinya mulutnya ikut andil. Kakak iparnya ini memang tidak bisa di percaya.
"Nona kecil, kau ingin melepaskannya sendiri atau aku yang membantumu melepaskannya?" Lagi-lagi suara itu begitu mendominasi dan membuat Mina tak mampu melawan.
"Hanya bagian dada, kakak sudah janji." gumamnya pelan. Foster terkekeh.
"Iya sayang. Masih ada banyak waktu untuk bagian yang lain," godanya sambil mengedipkan mata.
Dengan ragu-ragu Mina melepaskan atasannya.
"Orang-orang itu nggak bisa lihat dari luarkan?" tanyanya menatap keluar.
"Untuk apa aku membeli mobil semahal ini kalau adegan dewasa kita dalam mobil bisa ditonton orang-orang itu? Buka saja cepat." Foster sedikit geram karena gerakan Mina terlalu lama.
Saat atasan itu terbuka. Kulit mulus Mina terpampang begitu indah. Tangan Foster mulai menyentuh gadis itu. Mina menahan napas.
"Jangan tegang begitu. Ini bukan pertama kalinya aku menyentuhmu kan," kata Foster santai. Mina mencebik. Memang bukan pertama kali, tapi sentuhan panas seperti ini tetap akan membuatnya tegang meski sudah dilakukan berkali-kali.
"Kak Foster, kakak sudah janji nggak menyentuhnya di situ!" sergah Mina ketika menyadari jemari Foster makin turun ke bawah pusarnya. Hendak masuk ke dalam jins yang dia kenakan. Benarkan, pria itu memang tidak bisa di percaya.
Foster terkekeh.
"Aku hanya menggodamu." gumamnya. Memang benar dia hanya berniat menggoda. Lalu tangannya mulai bermain dibagian yang dia inginkan. Gerakannya liar, hingga Mina menahan tangannya.
"Kenapa, kau tidak bisa menghentikan aku sekarang. Aku tahu kau sudah tegang, jadi nikmati saja."
Jemari Foster kembali bergerak. Menggodanya dengan sedemikian rupa.
"Hhhh ..."
Mina tidak tahan. Ia sungguh tidak bisa menahan kenikmatan luar biasa yang diberikan oleh kakak iparnya. Foster sangat mampu mencari titik-titik kelemahannya. Sangat mampu membuatnya tidak berdaya.
Mina minta maaf pada Iren karena tega melakukan perbuatan bejat ini dengan kakak iparnya sendiri, ia sungguh tidak mampu menolak godaan. Tidak mampu menahan napsu. Ini terlalu nikmat.
"Enak?" tanya Foster menghentikan kegiatannya dan menatap Mina yang matanya masih tertutup. Pria itu tersenyum puas. Mina jelas menikmati permainannya.
Aku harap kau bisa jatuh cinta padaku.
Foster bergumam dalam hati dan sekali lagi mengecup bibir Mina lembut. Kali ini benar-benar tulus dari hatinya bukan hanya karena napsu semata. Ia memang laki-laki berbahaya, tapi ada saat dirinya menjadi sosok yang sangat melankolis. Seperti sekarang ini. Ia berharap suatu hari nanti Mina menerima perlakuannya bukan hanya karena napsu semata, tapi mereka benar-benar melakukannya dengan perasaan yang sama-sama saling mencintai.
Awalnya Foster berpikir ia hanya mengingini tubuh molek Mina, ia masih ragu, tapi ternyata dia salah. Pria itu menyadari, dirinya telah benar-benar jatuh cinta pada Mina. Ia tidak tahu kenapa bisa secepat ini menyukai seorang wanita, biasanya tidak secepat itu.
Aku mencintaimu ...
Pria itu bergumam dalam hati lagi. Tentu ia belum bisa bilang langsung pada Mina karena ia tahu gadis itu belum jatuh cinta padanya. Untuk sekarang, biarkan Mina menganggapnya sebagai pria brengsek yang hanya sekadar bermain-main dengan gadis itu.
Lalu Mina membuka matanya dan tertegun menyadari Foster menatapnya dengan tatapan yang begitu dalam. Tatapan yang membuatnya bingung. Apa arti tatapan itu? Namun tatapan tersebut tidak berlangsung lama, karena Foster cepat-cepat membuang pandangannya ke arah lain.
"Mau balik ke kantor atau langsung pulang?" tanya Foster berdeham salah tingkah.
"Pulang." jawab Mina. Ia juga sudah tidak ada pekerjaan hari ini, ngapain balik kantor coba.
"Tapi kalau kak Foster mau balik ke kantor, aku bisa naik taksi aja. Turunkan saja aku di halte depan." tambah gadis itu.
"Tidak, aku akan mengantarmu. Apa kau akan terus duduk di pangkuanku seperti ini?" Mina yang sadar cepat-cepat berpindah ke jok samping dan mengenakan atasannya lagi.
Ia mencuri-curi pandang menatap lelaki disampingnya. Masih bingung dengan perubahan sikap pria itu yang kembali dingin. Mina berpikir keras. Kenapa dengan kakaknya iparnya? Ada masalah? Pria itu bahkan tidak menatapnya lagi dan jadi minim bicara.
Aneh,
Padahal tadi lelaki itu masih gencar menggodanya dengan kalimat-kalimat mesumnya. Bukannya tidak senang, Mina hanya merasa aneh dengan perubahan sikap dari kakak iparnya. Tapi kemudian ia mengedikkan bahu. Kakak iparnya ini kan memang aneh, terkenal sangat dingin dikantor. kenapa juga dia yang pusing. Padahal bagi orang lain hal itu memang hal yang biasa.