Bau bangkai menyengat selalu datang setiap mau maghrib sampai nanti menjelang isya, Kadang bayangan merah juga melintasi jendela. Lita terpaksa menyewa tempat yang paling ujung karena harga nya yang murah dan ukuran rumah ini lumayan besar, Namun rasa takut Lita berkurang ketika ada seorang pria bernama Sam juga menghuni rumah ini di bagian atas.
Yang membuat Lita merasa aneh, Sam datang nya selalu sore setiap mau maghrib.
Siapa Sam sebenar nya?
Kenapa Sam mau tinggal bersama Lita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Kamar kosong
Andrea yang sedang bercermin di kaca lemari nya mendadak tertegun, Dia merasa tak salah lihat barusan. Dengan jelas pupil mata nya melihat bahwa ada Nenek tua dengan rambut putih sedang menyeringai kepada nya, Bahkan Andrea sampai tersurut mundur karena kaget dan juga takut, Tubuh nya gemetar dan jantung nya berdegup sangat kencang. Tidak mungkin dia salah lihat, Andrea mengambil tas nya dan segera keluar mengunci kamar dan berlari menuruni tangga. Sebenar nya itu mahluk apa yang sudah menampakan diri kepada nya, Andrea tak yakin namun hati nya berusaha untuk yakin. Pasti nya nanti malam dia tidak akan bisa dengan nyaman untuk tidur, Kebetulan dia bertemu dengan Caca yang sudah rapi juga.
"Kok pucat gitu, Kamu kenapa?" Caca heran melihat Andrea.
"Aku baru melihat penampakan, Tapi masa iya siang begini." Bisik Andrea.
"Bagai mana wujud nya?" Caca sontak menatap teman nya.
"Nenek sudah tua sekali dan rambut nya putih, Tubuh nya kurus kering." Ucap Andrea.
Caca termenung karena apa yang sudah Andrea lihat itu sama persis dengan yang di lihat nya juga, Apa mungkin bila penunggu kost di sini adalah setan yang sudah tua renta, Kenapa sekarang dia bertambah menunjukan diri pada semua anak anak yang kost di sini, Caca mencekal tangan Andrea dan mengajak nya turun dari tangga.
"Tapi ngomong ngomong kamar ini kosong ya, Dan kalau gudang pun tidak pernah di bersihkan." Andrea mengintip kamar yang kosong di perbatasan tangga lantai dua.
"Ngapain kamu ngurusin itu, Jangan melongok kesana!" Caca menarik Andrea yang memasukan kepala nya lewat pintu yang kaca nya pecah.
"Penasaran saja, Kan bisa jadi uang ini kalau di bersihkan." Andrea kembali berjalan.
Kadang Caca heran dengan tingkah nya Andrea ini, Padahal bila di tampak kan wujud setan di hadapan nya dia akan takut. Tapi kadang dia berlagak sangat berani dan malah menantang karena rasa penasaran nya yang sangat tinggi.
"Kayak nya itu kamar begitu sejak tiga bulan yang lalu ya, Dari aku masuk udah kosong begitu." Andrea masih membahas kamar.
"Bukan dari tiga bulan aja, Mungkin dari pertama di bangun." Cetus Caca.
"Mana lah, Tadi aku lihat ada bekas ranjang kok! Dan kayak nya itu kamar paling besar, Panjang banget itu kamar." Andrea kekeh sekali.
"Udah lah, Ngapain bahas soal kamar itu." Caca tampak malas.
Andrea baru menyadari bahwa teman nya ini tidak suka membahas kamar itu, Bukan hanya tidak suka. Tapi ada ketakutan dari sorot mata nya, Namun Andrea tidak tahu Caca takut karena apa.
"Kamu kenapa sih?" Andrea bertanya pelan sambil berjalan keluar dari gedung kost.
"Cukup sekali aku penasaran dengan kamar itu, Aku merasa dia memang sengaja minta di perhatikan supaya bisa menampakan diri." Lirih Caca.
"Apa sih?" Andrea kebingungan.
"Aku pernah penasaran dan sekitar tiga kali mendekati kamar itu, Bahkan aku juga melongok seperti kamu tadi! Saat yang ketiga, Aku melihat dari cermin di lemari itu keluar hantu dan merangkak terbalik ingin mendatangi aku. Sial nya aku tersangkut dan tidak bisa lepas, Sampai hantu itu sekitar satu meter lagi ingin menggapai ku, Bu Melati datang dan menarik pinggang ku." Cerita Caca panjang lebar.
Bisa di bayangkan bagai mana takut nya Caca saat itu, Bahkan keesokan hari nya dia demam panas tinggi dan pulang kesuka bumi beberapa hari. Setelah itu dia baru pulang lagi kesini, Dan malah di hantui Nenek tua karena dia lupa mandi atau setidak nya cuci kaki dan tangan sebelum tidur.
"Kok Bu Melati bisa ada di sana? Siang atau malam sih." Andrea semakin kepo.
"Malam, Aku juga heran karena Bu Melati bisa datang." Sahut Caca menghidup kan motor nya dan berangkat bersama Andrea.
"Aneh ya, Kenapa dia bisa di sana sih." Gumam Andrea.
"Dan baru saat itu aku melihat Bu Melati mengurai rambut nya, Dia juga memakai baju santai berwarna putih." Ucap Caca.
Karena memang biasa nya Bu Melati selalu pakai kebaya gelap dengan rambut di sanggul, Ada bunga melati juga di rambut nya. Memang dia tak pernah pakai baju lain selain kebaya, Anak muda zaman sekarang pasti membayangkan nya sangat sulit selalu memakai kebaya begitu. Caca heran karena di saat malam itu dia melihat Bu Melati memakai baju biasa, Bahkan wanita itu berpesan dengan nada lembut agar diri nya tak kepo lagi dengan kamar perbatasan. Karena biasa nya Bu Melati selalu bersikap judes bila di ajak bicara, Hanya ketika mereka baru akan kost saja bicara nya lembut.
****************
Bu Melati menatap tajam pada Lukas yang tadi sudah di peringatkan jangan kebelakang sini, Namun seperti nya wanita ini menahan emosi nya agar jangan sampai meledak. Lukas santai saja seolah tidak merasa bersalah sedikit pun, Tak peduli dengan Ibu kost nya yang kembang kempis menahan emosi.
"Kan sudah saya bilang jangan kebelakang, Bagian sini banyak hewan liar." Bu Melati berkata lembut.
"Tadi saya penasaran dengan hewan yang lari kesini." Dusta Lukas.
"Oh begitu, Ya sudah ayo kita pulang." Bu Melati tersenyum.
"Tapi ini banyak kebun tebu ya, Bu! Di sana juga banyak ya?" Lukas mencoba mengorek.
"Iya, Ini milik keluarga saya! Memang sengaja di tanam untuk di jual dengan pedagang es tebu." Cerita Bu Melati.
Lukas mengangguk dan berjalan di belakang nya Bu Melati, Dia menatap sekeliling dan mata nya tidak sengaja menangkap ada mata yang sedang mengintip nya dari jendela. Namun Lukas pura pura tidak tahu agar tidak terlalu ketara kalau ingin mengetahui semua ini, Biar lah mereka merasa rahasia nya aman dulu. Karena pura pura bodoh akan lebih baik, Dari pada mereka sekarang tahu dan menyembunyikan lebih rapat lagi rahasia yang sudah di jaga ini dan pasti nya Lukas akan sangat sulit untuk mengungkap kan nya.
"Ini ada makanan untuk kamu." Bu Melati memberikan sekotak lauk.
"Apa ini, Bu?" Lukas menerima nya dengan ragu.
"Rendang hati, Saya datang kesini sebenar nya cuma mau ambil lauk. Karena mengajak kamu, Jadi tadi saya minta kan untuk kamu." Cerita Bu Melati.
"Terima kasih, Bu." Angguk Lukas dan pikiran nya langsung mengarah pada babi tadi.
Mual juga perut nya membayangkan bila yang di masak ini adalah daging babi, Sebenar nya apa agama Bu Melati. Kalau pun dia memang halal makan daging babi, Rasa nya tak pantas juga memberikan kepada orang yang belum tentu boleh makan daging tersebut.