NovelToon NovelToon
ASI, Untuk Majikanku

ASI, Untuk Majikanku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:53.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Aneh Tapi Nyata. Nathan mengidap sebuah penyakit yang sangat aneh dan langka. Dia selalu bergantung pada Asi untuk menjaga kestabilan tubuhnya. Hampir setiap bulan sekali penyakitnya selalu kambuh sehingga Nathan membutuhkan Asi untuk mengembalikan tenaganya. Pada suatu ketika, stok ASI yang dia miliki benar-benar habis sementara penyakitnya sedang kambuh. Kedatangan Vivian, pelayan baru di kediaman Nathan mengubah segalanya. Mungkinkah Nathan bisa sembuh dari penyakit anehnya, atau dia harus terus bergantung pada Vivian? Hanya waktu yang mampu menjawab semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6: Tidak Ada Cara Lain

Malam telah berlalu, dan pagi pun tiba kembali. Seperti biasanya, Vivian memulai hari dengan merawat tanaman di halaman belakang. Sinar matahari pagi menyapa wajahnya yang tenang, membawa harapan baru di awal hari.

Hari ini, dia memilih untuk tidak membantu di dapur, mungkin untuk menghindari pertemuan dengan Nathan setelah kejadian sebelumnya. Dengan tekunnya, dia menyirami tanaman-tanaman itu, memperhatikan setiap detail dengan penuh kasih sayang.

"Vivian,"

Degg...

Mata Vivian membulat sempurna mendengar suara dingin itu. Dia menelan ludah lalu menoleh dengan kaku. Nathan berdiri tak jauh dari tempatnya berada dengan tatapan dinginnya.

"I.. Iya, tuan muda,"

"Letakkan gunting itu dan ikut aku."

Meskipun awalnya ragu, Vivian tetap mengikuti Nathan. Pria itu membawanya ke ruang kerjanya. Suasana seketika menjadi hening. Nathan berdiri memunggungi Vivian, menatap ke luar jendela dengan pandangan hampa.

"Aku tahu apa yang ada di pikiranmu. Kau membenciku dan menganggapku sebagai pria brengsek. Tapi aku benar-benar tidak bermaksud apalagi sengaja melakukannya," Nathan akhirnya berbicara, suaranya terdengar dingin dan datar.

Vivian terdiam, masih merasakan ketakutan yang menyelimuti dirinya. Dia berdiri dengan gugup, tidak tahu harus berkata apa.

Nathan menghela napas panjang, lalu berbalik menghadap Vivian. Matanya tajam namun terlihat ada bayangan kesedihan di dalamnya. "Vivian, ada sesuatu yang harus kau ketahui. Kondisi kesehatan yang kualami ini... sangat aneh dan langka. Aku bisa mati kapan saja karena penyakit ini."

Vivian terkejut, matanya membesar mendengar pengakuan Nathan. "Apa maksud Anda, Tuan Muda?"

Nathan berjalan mendekat, berdiri di depan Vivian dengan tatapan serius. "Penyakitku membutuhkan ASI untuk menjaga kestabilan tubuhku. Itu sebabnya aku bertindak seperti itu. Bukan karena aku ingin, tapi karena aku harus."

Vivian menelan ludah, mencoba memahami situasi yang dijelaskan Nathan. "Tapi... kenapa Anda tidak mencari cara lain? Pasti ada cara lain yang lebih baik daripada... daripada melakukan hal yang seperti kemarin."

Nathan menunduk, terlihat beban berat di bahunya. "Aku sudah mencoba segala cara. Pemasok utama ASI-ku mengalami masalah produksi dan pasokan. Itulah kenapa kondisiku semakin memburuk. Dan yang terjadi kemarin... itu adalah saat yang sangat mendesak. Aku tak punya pilihan lain."

Vivian merasa simpati mulai tumbuh di hatinya, meski dia masih bingung dan takut. "Tapi kenapa harus saya, Tuan Muda?"

Nathan menghela napas dalam-dalam. "Aku tidak tahu. Mungkin ada sesuatu yang berbeda pada dirimu. ASI-mu adalah satu-satunya yang bisa menstabilkan kondisiku. Saat aku minum ASI dari sumber lain, tubuhku tidak bereaksi."

Vivian terdiam, mencoba memahami situasi yang sulit ini. "Apa benar-benar tidak ada cara lain, Tuan Muda? Jujur saja, saya merasa seperti dilecehkan dengan apa yang Anda lakukan. Saya... sangat terbebani dengan hal itu." Vivian menundukkan kepalanya, jari-jarinya saling meremas.

Nathan berbalik dan beranjak dari tempatnya untuk berdiri kembali di depan jendela. "Aku tahu, dan satu-satunya solusi untuk masalah ini adalah pernikahan. Karena dengan begitu, kita tidak akan sama-sama merasa dirugikan. Aku harap kau setuju kali ini."

Vivian tidak langsung menjawab, dia menundukkan kepalanya sambil menggigit bibirnya sendiri.

"Kali ini, aku tidak akan memberimu lagi waktu untuk berpikir. Kau hanya perlu menjawab iya atau tidak. Bukan hanya statusmu yang berubah, tapi keluargamu juga akan mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Ayahmu, aku akan menanggung semua biaya pengobatannya sampai dia sembuh. Begitu pun dengan adikmu, semua biaya sekolahnya sampai dia lulus kuliah, aku yang menanggungnya. Kita akan sama-sama diuntungkan dalam situasi ini."

Vivian mengambil napas panjang dan menghelanya. "Tuan Muda, ini sangat mendadak. Saya butuh waktu untuk memikirkan semuanya."

Nathan menatapnya dengan tatapan dingin. "Waktu sudah habis, Vivian. Ini bukan hanya tentang aku atau kamu, ini tentang keluargamu juga. Aku tahu kau berat menerima ini, tapi ini satu-satunya cara agar semuanya bisa berjalan dengan baik."

Vivian menggigit bibirnya lebih keras, merasa terjebak dalam situasi yang tidak pernah dia bayangkan. "Apa saya bisa benar-benar mempercayai Anda, Tuan Muda? Bagaimana jika semuanya hanya janji kosong?"

Nathan mendekat, matanya menatap tajam ke arah Vivian. "Aku adalah seorang pria yang memegang kata-kataku. Jika aku mengatakan aku akan menanggung semua biaya pengobatan ayahmu dan pendidikan adikmu, maka itu akan terjadi. Pernikahan ini bukan hanya tentang status, ini tentang kepastian bahwa semuanya akan berjalan lancar."

Vivian menghela napas panjang lagi, merasa beban yang sangat berat di pundaknya. "Baiklah, Tuan Muda. Demi keluarga saya, saya setuju untuk menikah dengan Anda. Tapi saya berharap Anda benar-benar menepati janji Anda."

Nathan mengangguk, tatapannya tidak berubah. "Kau tidak akan menyesal, Vivian. Kita akan segera mengatur semuanya. Mulai sekarang, bersiaplah untuk menjalani kehidupan yang baru."

Vivian mengangguk perlahan, masih merasa ada ketakutan yang menyelimuti hatinya. Namun, dia tahu bahwa demi keluarganya, dia harus berani mengambil langkah besar ini.

"Saya akan melakukannya, Tuan Muda."

Nathan berbalik kembali ke mejanya, mengambil beberapa dokumen. "Bagus. Aku akan mempersiapkan dokumen-dokumen pernikahan. Kita akan segera melangsungkan pernikahan secepatnya."

Vivian mengangguk lagi, merasa campuran antara ketakutan dan kelegaan. Dia tahu bahwa hidupnya akan berubah selamanya, namun demi keluarga tercintanya, dia siap menghadapi apapun yang datang. "Terima kasih, Tuan Muda."

Dia hanya mengangguk, lalu kembali fokus pada pekerjaannya. Suasana di ruang kerja itu tetap hening, namun ada perasaan baru yang muncul di antara mereka, sebuah kesepakatan yang akan mengubah segalanya.

Nathan menatap Vivian sejenak sebelum kembali fokus pada dokumen-dokumennya. Dengan suara dingin, dia berkata, "Sekarang keluarlah dan persiapkan dirimu. Mulai sekarang, kau tidak perlu melakukan pekerjaan apapun lagi di rumah ini. Segera kemasi barang-barangmu, mulai malam ini kau akan pindah ke kamarku."

Vivian tertegun, perintah itu datang begitu tiba-tiba dan tanpa emosi. Dia mencoba menelan rasa gugupnya, menundukkan kepala dan menjawab, "Baik, Tuan Muda."

Nathan tidak mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen di depannya. "Jangan berlama-lama. Aku tidak suka menunggu."

Vivian mengangguk cepat, lalu berbalik meninggalkan ruangan dengan langkah-langkah yang berat. Pikirannya berputar-putar, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Dia merasa seperti hidupnya diambil alih sepenuhnya, namun demi keluarganya, dia tahu bahwa ini adalah pengorbanan yang harus dia lakukan.

Sementara itu, Nathan tetap fokus pada pekerjaannya, tetapi pikirannya sesekali kembali pada Vivian. Dia tahu bahwa keputusan ini akan membawa banyak perubahan, namun dia yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat. "Aku tidak punya pilihan lain," gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri.

Vivian berjalan menuju kamarnya dengan perasaan campur aduk. Sesampainya di kamar, dia mulai mengemasi barang-barangnya dengan tangan yang gemetar.

Setelah mengemasi barang-barangnya, Vivian menghela napas panjang sebelum melangkah keluar dari kamarnya. Dia tahu bahwa malam ini akan menjadi awal dari babak baru dalam hidupnya, sebuah babak yang penuh dengan ketidakpastian namun juga harapan akan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.

***

Bersambung

1
Lissaerlina
lanjuttttt
sella surya amanda
lanjut
Vanettapink Fashion
Luar biasa
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
Musringah
lanjutt
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Anonymous
semangat nulis😁
Iyan
/Ok/
Meiriya Romadhon
bagus
Putu Sriasih
Luar biasa
NAJ L
/Rose//Rose//Rose/
NAJ L
Buruk
Lissaerlina
lanjuttttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!