NovelToon NovelToon
Wanita Pilihan CEO Tua

Wanita Pilihan CEO Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:18.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rahayu Dewi Astuti

Wanita tegar dan nampak kuat itu ternyata memiliki luka dan beban yang luar biasa, kehidupan nya yang indah dan bahagia tak lagi ada setelah ia kehilangan Ayah nya akibat kecelakaan 10 tahun lalu dan Ibunya yang mengidap Demensia sekitar 7 tahun lalu. Luci dipaksa harus bertahan hidup seorang diri dari kejinya kehidupan hingga pada suatu hari ia bertemu seorang pria yang usianya hampir seusia Ayahnya. maka kehidupan Luci yang baru segera dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahayu Dewi Astuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pemakaman

Semalaman Luci tak sedikitpun pergi dari rumah duka itu, berkali-kali Sabrina meminta Luci untuk beristirahat namun berkali-kali juga Luci menolaknya. Wajahnya begitu pucat terlihat ia sangat kelelahan apa lagi Luci belum mengisi perutnya sama sekali.

"Apa Luci masih belum makan?" Tanya Nail pada Sabrina.

"Belum, aku sangat khawatir dia akan sakit." Sabrina begitu khawatir pada Luci.

Nail datang mendekati Luci yang sedang duduk dihadapan peti mati Ibunya. Air matanya tak kunjung berhenti, ia sangat terpukul harus kehilangan orang yang ia sayangi untul kedua kalinya.

"Luci, makanlah jika begini kau akan sakit." Nail mengelus pundak Luci dengan halus.

"Aku tidak lapar, hanya sedikit haus." Ujar Luci begitu lemas.

"Tunggu aku akan mengambilkanmu minum." Nail berjalan membawa satu botol air dan diberikan keLuci.

"Kenapa kau tidak pulang? ini sudah lewat tengah malam."

"Aku akan menemanimu dan Nyonya Adele sampai acara pemakamannya besok. kebetulan aku juga tugas malam."

"Terima kasih, Terima kasih sudah merawat ibuku selama ini." Luci menggenggam tangan Nail begitupun Nail mencoba menguatkan Luci.

Sedangkan diujung parkiran William sedang sibuk memukuli anak buahnya termasuk Simon.

Tubuh Simon terasa begitu sakit, hidung dan ujung bibirnya sudah mengeluarkan sedikit darah segar. Meskipun begitu tidak ada satupun dari mereka yang berani melerai amarah William.

"Sudah kuingatkan berkali-kali untuk memperketat keamanan, mengapa kau mengabaikan ucapanku?!"

BUGH..

Satu pukulan kembali mendarat tepat diulu hati Simon, hingga ia tak mampu untu bangkit kembali.

"Maafkan Aku Tuan, aku akan bertanggung jawab." Jawab Simon sembari mengaduh kesakitan.

"Pertanggung jawaban seperti apa? apa kau juga mau mati?" Tanya William penuh emosi.

"Aku akan mencari tau siapa dalang dibalik kejahan semua ini." Ujar Simon.

"Ma...maaf Tuan, bolehkan saya mengatakan sesuatu?" Tanya anak buah yang menyamar menjadi security.

"Apa yang ingin kau katakan?"

"Aku melihat seseorang mengantarkan sebuah cake dari toko Golden Black, tapi yang mengantarkan seorang kurir. Setelah kami memakan cake itu tiba-tiba kepala kami menjadi pusing dan tak sadarkan diri."

William berpikir siapa orang yang melakukan hal ini? Bahkan entah mengapa William sempat mencurigai beberapa orang.

"Cari tau siapa pelakunya, cek semua cctv dan lacak siapa orang dibalik telepon misterius itu." William memerintahkan anak buahnya untuk cepat bertindak.

William pergi menuju rumah duka, meskipun Luci enggan berbicara dengannya namun William perlu menjelaskan semuanya pada Luci. Ia sangat mencintai Luci lebih dari apapun.

Dari jauh William melihat Luci sedang duduk ditemani oleh Nail, ia sangat membenci situasi ini seharusnya ialah yang duduk disamping jenazah.

"Tuan..." Sabrina menahan William untuk tidak mendekat. "Sebaiknya jangan mengganggu dulu Luci, biarkan dia mencerna dulu semuanya." Sabrina memberikan sedikit penjelasan pada William.

"Apa urusanmu melarangku seperti ini? Jangan ikut campur." William marah pada Sabrina.

"Terserah aku hanya sedikit mengingatkanmu, jika kau terus bersikap egois mungkin saja Luci tak akan pernah mau berbicara lagi denganmu." Sabrina pergi keluar meninggalkan William yang keras kepala.

Sabrina berjalan keluar, sedari tadi ia sedikit sibuk menerima pelayat selain itu ia juga mencoba menghibur Luci meskipun gagal. Dari jarak 20 meter Sabrina melihat seorang pria yang nampak tak asing sedang duduk disebuah bangku, Sabrina melihat ia seperti terluka.

"Simon?" Sabrina memangil nama itu ragu, hingga Simon menolehkan wajahnya kearah Sabrina. "Apa yang terjadi denganmu?" Sabrina seketika panik saat melihat hidung Simon berdarah dan ujung bibirnyapun berdarah selain itu area wajahnya cukup memar.

"Aku tidak apa-apa." Ujar Simon mencoba menenangkan Sabrina, namun hal itu gagal.

"Apa ini ulah William?" Sabrina kesal dan akan kembali menemui pria keras kepala itu namun Simon cepat menahannya.

"Lepaskan aku, aku harus memberi pelajaran pada pria itu!!!"

"Sabrina tenanglah!! Aku layak mendapatkan perlakuan ini karena ini salahku."

"Mengapa bisa semua ini salahmu? Apa yang telah kau lakukan?" Sabrina menjadi takut hingga air matanya mengalir.

"William selalu memintaku untuk menjaga keamanan rumah sakit ini khususnya kamar Nyonya Adele, karena 7 bulan lalu pernah ada suruhan Maria mengikuti William kerumah sakit ini."

Sabrina mendengar semua penjelasan Simon dengan sangat baik, namun tentu saja ini bukan 100% kesalahan kekasihnya.

William pada akhirnya memilih untuk pulang, dan kembali lagi besok saat acara pemakaman, meskipun sempat emosi karena dilarang Sabrina namun pada akhirnya ia benar-benar memberikan ruang untuk Luci.

****

Keesokan harinya, suara mulai ramai Luci tak tau sejak kapan ia tertidur disamping peti mati ibunya. Nail datang bersama dengan Sabrina untuk memberi tau Luci jika sebentar lagi peti mati akan ditutup dan jenazah akan segera dimakamkan.

"Apa ada pesan terakhir yang ingin kau sampaikan pada ibumu?" Tanya Nail.

"Apa kita perlu menutup petinya sekarang?" Tanya Luci dengan mata berkaca-kaca.

Nail, Sabrina serta petugas rumah duka mengangguk tanpa mengucapkan sepatah katapun. Melihat hal itu membuat Luci kembali menangis, namun kali ini tangisnya tak bersuara saking sudah tak ada tenaganya Luci.

Sekitar satu jam membereskan semua urusan dirumah duka, kini jenazah sudah dimasukan kedalam mobil untuk diantar kepemakaman. Tatapan mata Luci kosong, ia sudah tak menangis namun tetap diam. Sabrina terus saja menggenggam tangan Luci menguatkan.

Sekitar 20 menit perjalanan kini mereka telah sampai di pemakaman, berjalan beriringan sembari Luci membawa photo ibunya membuat hatinya kembali sakit namun tenaga untuk menangis sudah benar-benar habis.

peti jenazah mulai dimasukan kedalam liang lahat, setelah itu mulailah para penggali kubur menutupnya dengan tanah hingga diakhiri oleh doa bersama.

William dari jauh melihat kearah pemakaman, dengan jas serba hitam dan kaca mata hitam ia terlihat begitu kontras. Air matanya mengalir namun tak ada yang bisa melihat karena tertutup kaca mata.

Sampai William terkejut ketika acara doa menjadi riuh karena Luci tak sadarkan diri. Dengan sigap William berlari mendekat namun sayang usahanya tak kalah cepat dengan Nail yang sudah membopong Luci kedalam mobil dan membawanya kerumah sakit.

Sabrina juga mengekor dan mempercayakan urusan pemakaman kepada pengurus rumah duka. Sabrina nampak panik. seketika ia yang menyetir mobil itu dengan keadaan cepat karena denyut nadi Luci nampak lemah serta wajah yang begitu pucat.

William kesal, serta menyesali semua ini. Apalagi masuknya Nail dikehidupan Luci secara tiba-tiba membuat William ingin segera menyingkirkan pria itu dari kehidupan Luci secepatnya.

"Sejak kapan dokter itu dan Luci menjadi sangat dekat? Ahrhhh tugasku semakin bertambah saja." Umpat William pelan.

Iapun kini mulai bisa mendekat kepemakaman, menaburkan banyak bunga untuk mantan kekasihnya.

1
Basuki Abe
mau dilanjut nggak sih
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Ahmad Wildan Ummu
Kecewa
Withtiwi: aku up sehari 3x ya kak
total 1 replies
Ahmad Wildan Ummu
Buruk
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Basuki Abe
cerita menarik,updatenya terlalu pendek ayo cepat update pagi
Kam1la: mampir kak, di novel saya yang berjudul Cinta Lansia. semoga terhibur!
Withtiwi: stay tune setiap jam 09:00, 14:00 dan 19:00. terima kasih sudah setia dengan Wanita Pilihan CEO Tua (^.^)
total 2 replies
Reysha Maharani
ceritanya sangat fresh, dan membuat penasaran bagaimana nantinya hubungan Lucu dengan Mr.William perbedaan umur 20 tahun sangat menarik
Reysha Maharani
puas banget Simon nampar Sabrina /Scream/
Reysha Maharani
seru sekali, aku gak bisa stop baca Thor... jangan stop update yaaa
Eemlaspanohan Ohan
lanjut
Ita Putri
typo....sabrina thor bukan sandra
Eemlaspanohan Ohan
waw. Simon sama sabrina
Eemlaspanohan Ohan
mampir thor
Abu Yahya Badrusalam
Ceritamu bikin aku susah move on thor, keep writing 👏👏
Withtiwi: terima kasih kak(^v^)bikin aku jadi semangat buat nulis nih
total 1 replies
Jenny Ruiz Pérez
Terima kasih udah bikin cerita keren kaya gini. Jadi pengen jadi penulis juga.💪🏼
Nikma: Permisi kakak Author ..

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir novel aku juga ya 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
nabila Nisa
Wah, seru banget nih ceritanya, author jangan berhenti ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!