Visual Cast bisa cek Tiktok @rn_story94
Sequel dari Takdir cinta Ayyura_Aydeen ...
Sebuah takdir yang gak bisa di ubah dan selalu sesuai dengan ketentuan porsinya.
Zayn sudah menikah dengan Assyifa selama 3 tahun tapi belum dikarunia seorang anak, malah harus terjerat dengan seorang gadis cantik yang berbeda kepercayaan dan keyakinan dengannya. Dia harus menikahi perempuan lain yakni adalah mahasiswinya sendiri, hanya karena sebuah kesalahan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Sedangkan sang adik sendiri Zayna seorang Dokter muda cantik, harus dijodohkan dengan pria yang tidak pernah ia inginkan dan impikan sebelumnya. Pria itu adalah Zidan, pria yang selalu bertemu dengan bahaya diluar sana, dan selalu bertemu dengan Zayna bolak balik di UGD.
Makanya Zayna menolak keras untuk di nikahkan dengannya ..
Yang penasaran kisahnya silahkan mampir readers ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mata itu?
Kini semua orang sedang tersenyum dan tertawa bahagia bersama di bawah lampu remang-remang dan lilin-lilin kecil yang menghiasi taman dibelakang rumah milik keluarga Addison tersebut.
Tidak ada kesedihan yang terpancar dimata mereka, yang ada hanya suka cita menikmati waktu dan moment kebersamaan. Karena setiap waktu yang sedang berjalan, tidak akan pernah bisa diulang kembali sekeras apapun kalian mencobanya.
Terlebih lagi Ayyura dan Malika, yang sekarang berubah menjadi lebih posesif dan protektif pada keluarganya. Kehilangan orang yang mereka Sayang, membuat keduanya menjadi seorang ibu dan istri yang selalu mengutamakan kebahagiaan keluarga dan pasangannya, dari pada dirinya sendiri.
"Besok oma jam berapa pulangnya"? tanya Dave putra pertama Dion dari istrinya Zahra.
"Insya Allah pagi kita berangkatnya sayang". jawab Hanna sembari menyuapi sate pada Rain.
"Emhh, sayang banget Mama dan Papa gak bisa ikut kita berkumpul malam ini". keluh Dave sedih.
"U-dah Bang Dave gak usah se-dih, kan ada ki-ta semua di-sini yang se-lalu mene-mani Abang". timpal Rain dengan mulut yang penuh.
"Isshh .. kalau lagi makan gak boleh ngomong". nasihat maminya yang sudah duduk disebelahnya.
"Eh ada Ma-mi". seru Rain cengengesan.
"Papa dan mama Kamu lagi sibuk dengan adikmu nak, sebentar lagi adikmu akan masuk SMP". ujar Hanna memberi pengertian pada Dave.
"Iya oma". jawab Dave kembali.
"Ngomong-ngomong Dave akan kuliah dimana"? tanya Malika lembut pada putranya Zahra itu.
"Ehm, Dave masih bingung Anty". sahut Dave.
"Coba Kamu sharing sama Abang Zayn dan Kak Zayna Kamu nak. Mungkin mereka bisa memberi saran terbaiknya untuk Kamu". timpal Hanna.
"Atau mau jadi TNI kayak Bang Zafran"? sela Rain.
"Gak Ahh .. Aku takut perang". bantah Dave cepat.
Hahahaha ...
"Cowok kok takut perang". cibir Rain tertawa lepas.
"Biarin, Aku masih sayang nyawa ya". lanjut Dave.
"Kalau Kak Zayna mau gak punya suami seorang Abdi Negara"? tanya Rain saat melihat Zayna yang sedang sibuk dengan peralatan medisnya.
"Kamu mau kemana cantik"? tanya Malika yang ikut penasaran, karena Zayna sudah terlihat rapi.
"Iya nak, ini sudah malam. Tidak mungkin rumah sakit memanggilmu selarut ini"? timpal Hanna.
"Iya oma, Zayna akan kembali kerumah sakit". jawabnya sembari memakai jas Dokternya.
"Ada apa nak? apa terjadi sesuatu"? cemas Malika.
"Tidak mam, hanya saja pihak rumah sakit sedang butuh banyak tenaga malam ini. Baru saja terjadi tabrakan beruntun di lampu merah, dan banyak korban yang terluka disana, dan akan dilarikan ke Alana's Hospital. Mau tak mau Zayna harus ada disana sekarang juga, sebab Zayna salah satu Dokter jaga bangsal IGD". jelas Zayna kemudian.
"Apa tidak ada Dokter lain lagi disana? sehingga memanggilmu malam-malam seperti ini sayang"? ucap Malika yang merasa khawatir.
"Hmm, ada sih mam. Tapi sepertinya mereka akan butuh banyak tenaga, untuk mengatasi kekacauan malam ini. Sudah tugasnya Zayna untuk selalu siap dan sedia kalau ada panggilan dari rumah sakit".
"Tapi ini sudah larut sekali nak, Kamu pergi sama siapa? sudah izin sama mommy dan daddy mu"? timpal Hanna ikut khawatir pada cucunya itu.
"Udah, mommy dan daddy udah memberi izin kok. Mereka lagi di dapur bersama opa". jawab Zayna.
"Biar Zayn aja yang nganterin Zayna". sahut Zayn yang baru saja keluar dari dalam rumah.
"Abang juga mau kemana malam-malam begini"? tanya Zayna yang melihat Abangnya sudah rapi.
"Abang mau pulang dik, kasihan kakakmu sendirian dirumah, karena kalau malam pembantu sudah pada pulang kerumahnya masing-masing". jawab Zayn.
"Kenapa tidak diajak menginap disini saja nak"? timpal Hanna dengan hati-hati.
"Hmm, mungkin lain kali ya oma". jawab Zayn pelan.
"Zayn, boleh mami bertanya"? sela Malika lembut.
"Iya mam, silahkan". jawab Zayn tidak kalah lembut.
"Apa Kamu baik-baik saja nak? Ehm, maksud mami apa Kamu bahagia dengan pernikahan ini Bang"? tanya Malika dengan nada sedikit ragu.
Malika kira Zayn akan marah, tapi pria 21 tahun itu malah tersenyum dengan sangat tampan.
"Insya Allah Zayn selalu bahagia mam". cicit Zayn.
"Ahh, syukurlah kalau begitu. Mami jadi sedikit lega mendengarnya nak". balas Malika, walaupun tidak cukup puas mendengar jawaban dari Zayn, ia tetap menampilkan senyum hangatnya, layaknya seorang ibu pada putra-putri kembarnya itu.
"Doakan saja yang terbaik buat rumah tangga Abang kedepannya ya mam". ujar Zayn kembali.
"Pasti nak, doa kami selalu menyertaimu".
"Yasudah kalau begitu, Zayn mengantar Zayna dulu ya oma, mami, semuanya". pamit Zayn kemudian.
"Iya Zayna juga berangkat dulu ya mami, oma, Rain dan Dave. Kakak pergi bertugas dulu". seru Zayna.
"Hati-hati Kak Zayna, Abang Zayn". kata Rain dan Dave dengan kompak seperti anak kembar.
"Jangan ngebut-ngebut bawa adik Kamu Zayn". timpal Hanna saat Zayn sedang salim dengannya.
"Iya, titip anak cantik mami ini. Antar adikmu sampai dia benar-benar masuk kedalam rumah sakit". sahut Malika ikut menimpali ucapannya Hanna.
"Iya, siap oma, mami, jangan khawatir". jawab Zayn.
*
*
*
Jarak dari Alana's Hospital cukup jauh dari rumah kedua orang tuanya Zayn dan Zayna. Sebab mereka sekarang menempati mansion utama milik keluarga Addison, sedangkan rumah lama Aydeen dan Ayyura dibiarkan kosong sampai sekarang.
Zayna sudah sering membujuk kedua orang tuanya, untuk mengizinkannya tinggal di rumah lamanya. Sehingga jarak dari tempat tinggalnya dan ke rumah sakit tidak begitu jauh lagi nantinya. Namun Aydeen belum memberikan izin pada putri satu-satunya itu untuk tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya.
Setelah di antar oleh Abangnya Zayn, gadis berhijab dan memakai jas dokter itu pun segera turun dari mobil Abangnya. Namun sebelum turun dari mobil, Zayna mengambil tas dan peralatan medisnya yang ia letakkan di kursi belakang. Lalu dia tidak sengaja melihat name tag mahasiswa Abangnya ada disana.
"Abang, punya siapa ini"? tanya Zayna kepo.
Zayn yang sejak tadi fokus kedepan, seketika ikut menoleh ke arah belakang kursinya. Dia terlihat berpikir dan mengingat kembali milik siapa itu.
"Ahh .. itu punya mahasiswi pindahan, kemarin itu dia tidak sengaja menabrak Abang, dan name tag itu ketinggalan di bawah mobil Abang". jelas Zayn.
"Ohh begitu, tapi tunggu sebentar". sela Zayna.
"Ada apa dik"? tanya Zayn ikut penasaran.
"Ini Zura ya Bang"? seru Zayna heboh.
Zayn mengernyitkan dahinya, lalu kembali menatap foto wanita cantik yang ada di name tag tersebut.
"Dia mahasiswi pindahan dik, sepertinya dia WNA".
"Agatha Carolina Eudora". gumam Zayna pelan.
"Iya itu namanya, dia pindahan dari Switzerland".
"Tapi matanya? Matanya sama persis kayak Zura. Aku tidak mungkin salah mengenali Bang". kata Zayna sambil terus memandangi foto cantik itu.
"Zayna, Zura sudah meninggal 17 tahun yang lalu! Kamu jangan membuka luka lama kembali"! sentak Zayn yang teringat kembali kejadian masa lalu.
"Tapi matanya mirip sekali sama Zura Bang"!
"Abang tentu Ingat bukan, saat Dokter mengatakan bahwa bola mata Zura ini sangat langkah di dunia".
"Dia mempunyai kelainan Heterochromia Bang, Zayna yakin seratus persen hanya Zura memiliki ini". ucap Zayna dengan penuh keyakinan.
Zayn tertegun, lalu mengingat kembali kejadian pertama kali mereka bertemu di parkiran mobil. Sejujurnya, Zayn juga memperhatikan bola mata gadis itu secara langsung, dan dia juga sempat mengira gadis cantik itu adalah Zura tunangannya. Namun Zayn mencoba menepis semua itu, karena gadis itunbegitu berbeda dari pandangannya.
semoga Zayna bisa melewatinya.