Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
"Nona, kenapa Anda tiba-tiba ingin memasak ayam bakar seperti ini?" tanya Nira duduk di atas batu berhadapan dengan api unggun yang digunakan Lyra untuk memanggang ayam.
"Entahlah. Tiba-tiba ingin," jawab Lyra sembari membolak-balik ayam yang ditusuk sebatang kayu.
"Anda tahu, Nona. Ini serasa kembali ke zaman dulu, di mana peralatan canggih masih belum ditemukan, tapi aku suka. Berkemah seperti ini membuat hati senang," ucap Nira membayangkan film-film kerajaan pada zaman dahulu.
Lyra tersenyum, pelayan kecil itu memang tidak salah. Dia berasal dari zaman kuno yang terjebak di zaman modern karena panggilan jiwa yang malang. Ia mengangkat satu ayam dan memberikannya kepada Nira. Satu lagi untuknya, menikmati malam yang indah tanpa gangguan apapun.
Mereka tak sadar dari balkon kamarnya, Xavier mengintai. Memperhatikan kedua gadis yang duduk memunggungi di taman belakang mansion. Mereka asik berdua tersenyum dan sesekali akan tertawa. Entah bagaimana perasaan Xavier saat ini? Ada sebuah rasa asing yang seolah-olah memintanya untuk datang menemani gadis itu.
"Kau mengubah caramu rupanya, Lyra. Demi menarik perhatianku, kau melakukan segala macam cara. Bahkan, harus berdiam lama di malam dingin seperti ini. Apa yang kau harapkan? Agar aku simpati saat kau jatuh sakit?" Dia mencibir, tak akan pernah tertipu oleh cara Lyra.
Namun, sebuah pergerakan tertangkap oleh penglihatannya. Seseorang datang mengendap, mengintai mereka berdua. Xavier memicing, memastikan sosok dalam kegelapan itu.
Sementara di bawah sana, insting sebagai jenderal perang Lyra bekerja sangat cepat. Dia tahu, seseorang bersembunyi di dalam kegelapan mengincarnya. Lyra menggenggam sebuah ranting bersiap menyerang.
"Nira! Merunduk!" titahnya dengan suara berbisik.
"Ah? A ...." Nira merunduk seusai yang diperintahkan oleh Lyra.
Mengerahkan seluruh kekuatannya, Lyra melempar ranting tersebut ke dalam semak di samping Nira.
Jleb!
"Argh!"
Ranting tersebut menghujam dada seseorang yang bersembunyi di dalam semak.
Uhuk-uhuk! Dasar lemah, hanya seperti ini saja sudah lemah begini. Oleena Lyra Eleanor, kau adalah seorang ahli bela diri, tapi kenapa tubuhmu lemah seperti ini? Kau dibuat bodoh dan tidak berdaya hanya untuk tetap berada di sisi Xavier. Bodoh!
"Nona! Ada yang mengintai kita," beritahu Nira sembari berhambur mendekati Lyra.
"Seret dia ke sini, jangan sampai lari!" Perintah selanjutnya dari Lyra dengan suara yang lemah.
Nira mengangguk, berjalan cepat memasuki semak. Yang orang lain tidak tahu adalah Nira sangat pandai dalam bela diri. Semua anggota keluarga Eleanor juga pelayan-pelayan mereka, memiliki keterampilan bela diri yang sempurna.
"Hei!" Nira berteriak, menerjang seseorang berpakaian serba hitam yang berlari sempoyongan di dalam semak.
Dia menyeretnya ke hadapan Lyra, menghempaskan tubuh itu dengan sangat mudah. Lyra beranjak, berjalan pelan mendekati sosok tersebut. Menatapnya sebelum berjongkok. Sekali tarikan, penutup wajah itu terlepas dan memperlihatkan sesosok laki-laki dengan darah di sekitar mulutnya.
Lyra tersenyum sinis, berdiri kemudian dengan angkuh dan berwibawa.
"Siapa yang menyuruhmu?" tanyanya.
Suara yang keluar dari lisan itu bukanlah suara seorang gadis lemah. Itu cukup membuatnya gentar.
"Sekalipun kau membunuhku, aku tidak akan mengatakannya," sengit laki-laki itu dengan tegas.
Lyra melirik, ranting yang dilemparkannya masih tertancap di dada laki-laki itu. Tanpa segan, dia menginjak ranting tersebut secara perlahan. Menusuk semakin dalam bagian anggota tubuhnya.
"Argh!" Jeritan laki-laki itu menggema di kesunyian malam, membangunkan semua orang.
Xavier yang masih berdiri di balkon kamar, melihat semuanya dengan jelas. Bagaimana Lyra melempar ranting tersebut, dan berdiri di hadapan sosok tersebut dengan penuh wibawa. Juga Nira yang tidak biasa.
"Apakah dia masih Lyra dan pelayannya yang sama? Kenapa rasanya berbeda sekali?" Xavier bergumam, kedua matanya membulat ketika Lyra tanpa ampun menginjak dada laki-laki tersebut.
Xavier tersentak, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tak lama, para penghuni mansion tersebut berkumpul di tempat kejadian.
"Lyra! Kau membunuh orang!" pekik Myra menjerit sekeras-kerasnya.
Lyra hanya melirik tanpa minat, kemudian matanya tertuju pada Xavier yang masih berdiri di atas sana. Laki-laki itu bisa merasakan aura dingin menusuk ketika pandangan mereka berserobok.
Kenapa?
maaf Thor tambah kan tokoh cowoknya yg lebih baik dari segala-galanya dari Xavier...
kan tambah seru jadi y...
tambahkan lg up nya Thor