Setelah belasan tahun terjebak di lingkungan berbahaya akhirnya Glamour bisa kabur dan menyelamatkan diri.
"Tuan selamatkan aku," bisiknya bergetar menahan tangis kepada pria yang menyewanya malam ini. "Apapun akan aku berikan kepadamu, termasuk keperawanku," imbuhnya, berharap pria yang memakai topeng itu mau membantunya.
Glamour tidak tahu jika pria yang tengah mendekapnya ini adalah mafia berbahaya dan paling keji di dunia. Ibarat kata, baru keluar dari kandang buaya tapi kembali terperangkap di kandang singa.
Bagaimana perjuangan Glamour untuk menyelamatkan hidupnya demi bisa kembali berkumpul dengan keluarganya?
Simak terus kisahnya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Blood!!!
"Aww!!! Sakit!!!" teriak Glamour yang kini sudah menjelma menjadi gadis cantik luar biasa.
"Diam!" kata wanita berjubah hitam sambil memasangkan anting di telinga Glamour
"Telingaku bisa putus!" protes gadis cantik itu sambil cemberut dan mematut diri di depan cermin.
"Kau ini cerewet sekali!" wanita berjubah itu menggerutu. "Jika dalam 10 menit tidak segera selesai maka aku akan mendapatkan masalah dari Nyonya Besar!"
"Itu bukan urusanku!" balas Glamour, ketus.
Selain menjelma menjadi gadis sangat cantik, ia juga menjadi gadis cerewet dan pembangkang. Sudah berulang kali mendapatkan hukuman karena berusaha kabur dari kastil tersebut namun tidak ada kapoknya, yang ada dia malah semakin melawan.
"Hei, apa aku boleh tahu namamu dan melihat wajahmu?" tanya Glamour, sudah 15 tahun ia berada di kastil tersebut namun ia tidak pernah sekalipun melihat wajah para wanita berjubah yang setiap hari menutup wajah, hanya bagian mata saja yang terlihat.
"Tidak boleh!"
"Kenapa?" Glamour bertanya dengan keheranan, pasalnya para wanita berjubah itu seolah menutupi identitasnya. "Apa kau takut kepada Nenek tua itu?" tanya Glamour lagi, yang di maksud nenek tua adalah kepala kastil tersebut--satu-satunya wanita berjubah yang tidak menggunakan penutup wajah.
"Jika kau tidak diam, maka pekerjaanku tidak akan selesai!"
"Cih! Pelit!" sahut Glamour seraya menekuk kuku-kuku cantiknya yang di poles dengan kutek warna merah.
Meskipun Glamour terlihat santai, tapi percayalah gadis itu sedang menahan segala rasa takut di dalam hatinya.
Malam ini adalah malam perdana ia terjun ke dunia malam.
*
*
Tap ... Tap ... suara sepatu pantofel terdengar menggema di lorong bawah tanah.
Sring!!
Seorang pria berbadan tegap dan memiliki wajah tampan, serta kedua mata yang sangat tajam berjalan di lorong tersebut sembari menggesekkan pisau tajam ke dinding hingga menimbulkan bunyi yang sangat nyaring. Di sela bibirnya tebalnya terselip cerutu yang menyala.
Aura mematikan telihat jelas dari sorot matanya yang sangat tajam.
Bibirnya menyeringai tipis ketika ia berhenti di depan pintu baja.
Seseorang di dalam ruangan gelap dan pengap itu berdiri ketakutan ketika mendengar suara pintu di buka dari luar.
"Ciao, come stai?" sapa pria tersebut dalama bahasa Italia, seraya memainkan pisau di tangannya.
Tubuh seseorang yang berada di sudut ruangan itu terlihat bergetar ketakutan, nafasnya tersengal, ketika melihat kehadiran iblis itu.
"Jika aku sudah berada di sini, kau tahu artinya 'kan?" ucap pria tersebut pelan tapi terdengar sangat mengerikan.
Ya, kehadirannya seperti malaikat pencabut nyawa yang sangat di takuti para musuhnya.
"Tu-tuan, mohon ampuni aku." Seseorang itu adalah salah satu anak buahnya yang berkhianat.
"Mohon ampun? Apa kau bercanda?"
"Tuan Damon, aku mohon ... jangan bunuh aku."
"Kau tenang aja! Aku akan melakukannya pelan-pelan agar kau tidak merasakan kesakitan!" bisik Damon seraya mendekat. "Pertama-tama aku akan mencongkel matamu. Ah ... tidak, itu terlalu sadis, bagaimana jika aku memotong kedua telingamu lebih dulu atau memberikan goresan di wajahmu?" ucapan pria itu sangat santai namun terdengar sangat mengerikan bagi siapa yang saja yang mendengarnya dan membuat sekujur tubuh menjadi kaku.
"Tuan ... aku mohon ... aku ... Arghhhhhhhhh!!!!!" jeritnya kesakitan ketika Damon menusuk wajahnya bertubi-tubi tanpa belas kasihan. Darahnya seketika muncrat ke segala arah.
"Ha ha ha ha, aku tidak akan melukai matamu, hanya wajahmu saja. Karena matamu berharga jutaan dolar," bisik Damon, menyeringai iblis.
Pria itu sudah tidak berdaya tergeletak di lantai dengan luka tusukan dan sayatan yang menganga di wajahnya. Aroma anyir tercium menusuk hidung membuat siapapun akan merasa mual, tapi tidak dengan Damon, pria itu justru sangat suka aroma anyir darah.
semoga setelah ini glamor bisa kabur dari sang nyonya