NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Duchess Pemberani

Reinkarnasi Duchess Pemberani

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami / Fantasi Wanita
Popularitas:74k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jasmine D'Orland, seorang duchess yang terkenal dengan karakter jahat, dituduh berselingkuh dan dihukum mati di tempat pemenggalan di depan raja, ratu, putra mahkota, bangsawan, dan rakyat Kerajaan Velmord.

Suaminya, Louise, yang sangat membencinya, memenggal kepala Jasmine dengan pedang tajamnya.

Sebelum kematiannya, Jasmine mengutuk mereka yang menyakitinya. Keluarganya yang terlambat hanya bisa menangisi kematiannya, sementara sebagian bersorak lega.

Namun, enam bulan sebelum kematian itu, Jasmine terlahir kembali, diberi kesempatan kedua untuk mengubah nasibnya yang tragis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulang Kembali Kepelukan D'Orland

Kereta berhenti perlahan di depan kediaman megah D’Orland, tempat segala kenangan masa kecil Jasmine bermula. Tempat ini adalah saksi tumbuh kembangnya, dari seorang gadis kecil penuh tawa hingga wanita yang tangguh. Namun, kini kenangan itu menyelinap masuk ke benaknya, menghadirkan bayangan indah sekaligus luka lama yang begitu menyakitkan. Tanpa sadar, air mata mengalir dari sudut matanya, membasahi pipinya yang kini penuh dengan emosi yang bercampur aduk.

Markus menghentikan kudanya dengan hati-hati, lalu menoleh ke arah kereta.

"Duchess, kita telah tiba di kediaman D’Orland," ucapnya dengan nada lembut, seakan tahu bahwa perjalanan ini adalah lebih dari sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan hati.

James turun dari kudanya, lalu membantu Lianne keluar dari kereta. Setelah itu, dengan hati-hati, ia membungkuk di sisi pintu kereta, mempersilakan Jasmine turun.

"Duchess," katanya lembut.

Lianne menggenggam tangan Jasmine, membantunya turun dari kereta dengan perlahan. Begitu kakinya menyentuh tanah, Jasmine mendongak, menatap kediaman megah yang kini berdiri di depannya. Bangunan itu, dengan pilar-pilar tinggi dan ornamen-ornamen khas keluarga D’Orland, memancarkan keagungan yang tak tergantikan.

Namun, bagi Jasmine, tempat ini adalah lebih dari sekadar kediaman megah. Ini adalah rumah. Rumah yang dulu ia tinggalkan demi seorang pria yang tidak pantas, tempat ia merasakan kasih sayang tanpa batas dari orang tua dan keluarganya. Napasnya tertahan sejenak. Ingatan tentang masa lalunya yang bahagia, lalu berakhir tragis di kehidupan pertamanya, menghantam hatinya dengan keras.

Dia melangkah dengan pelan, membawa dirinya mendekati gerbang besar yang dihiasi lambang keluarga D’Orland. Di sana, dua pengawal berdiri tegak dengan senjata mereka. Begitu Jasmine mendekat, mereka meletakkan tangan di dada, membungkuk dengan penuh penghormatan.

"Salam Yang Mulia Duchess, Semoga kemuliaan dan kejayaan menyertai langkah Anda. Selamat datang kembali ke kediaman D’Orland. Kehadiran Anda membawa kehormatan besar ke wilayah kami dan telah dinanti sejak lama. Silakan masuk," ujar salah satu dari mereka, suaranya penuh rasa hormat dan emosi yang tulus.

Gerbang besar itu mulai terbuka perlahan, memperlihatkan halaman luas yang dipenuhi oleh pelayan-pelayan yang berbaris rapi di sepanjang jalan menuju pintu utama. Di ujung barisan itu, berdiri Duke Edgar D’Orland dan Duchess Elise D’Orland, ayah dan ibu Jasmine.

Semua pelayan memberikan kata salam mereka, "Salam Yang Mulia Duchess, Semoga kemuliaan dan kejayaan menyertai langkah Anda. Selamat datang kembali ke kediaman D’Orland." ucap mereka dengan wajah sedih tapi senang, mereka terharu lady Jasmine yang dulu menemani mereka, kini datang dan berada dihadapannya.

Ayahnya berdiri gagah seperti biasa, namun tatapan matanya penuh kerinduan yang mendalam. Di sampingnya, ibunya menatap Jasmine dengan mata yang telah dipenuhi air mata. Seketika, Duchess Elise D’Orland tak mampu menahan dirinya lagi. Ia menutup mulutnya dengan tangan, menahan isak yang pecah seketika.

Jasmine berhenti di tempat. Tubuhnya bergetar. Semua emosi yang ia pendam selama bertahun-tahun, kesedihan, kerinduan, rasa bersalah, menghantamnya seperti ombak besar. Lalu, tanpa pikir panjang, ia melepaskan langkah-langkah beratnya dan mulai berlari. Gaunnya berkibar mengikuti gerak tubuhnya, sementara air matanya mengalir deras di wajahnya.

“Ayah! Ibu!” serunya, suaranya pecah penuh kerinduan.

Sang ayah membuka kedua tangannya, sementara sang ibu melangkah maju, mencoba menyambut putri mereka yang lama hilang. Begitu Jasmine sampai, ia langsung memeluk kedua orang tuanya erat-erat. Tangisnya pecah, tak lagi ia pedulikan apa pun di sekitarnya.

“Maafkan aku, Ayah, Ibu... Aku telah membuat kalian menunggu terlalu lama,” ucapnya di sela isak tangis, suaranya penuh rasa bersalah dan haru.

Duke Edgar D’Orland, yang selalu dikenal sebagai pria tangguh, kini tak mampu menahan air matanya sendiri. Ia membelai lembut kepala Jasmine.

“Kau pulang, putriku... Itu yang terpenting. Kau pulang,” jawabnya dengan suara bergetar.

Duchess Elise D’Orland memeluk putrinya dari sisi lain, air matanya membasahi rambut Jasmine.

“Putriku... Putriku tersayang... Akhirnya kau kembali ke rumah, Ibu sangat merindukanmu, sangat rindu” isaknya, suaranya penuh kasih sayang yang tak mampu disembunyikan.

Pemandangan itu membuat semua pelayan yang menyaksikan ikut terisak. Banyak dari mereka yang menunduk, menyeka air mata yang tak tertahankan. Mereka telah merindukan sang Lady selama bertahun-tahun, dan kini, ia berdiri di depan mereka, kembali ke tempat yang seharusnya ia tempati.

Lianne, yang berdiri di belakang Jasmine, ikut menundukkan kepala, mencoba menahan tangis. Namun senyuman kecil terlihat di wajahnya. “Akhirnya, kau pulang, Lady Jasmine, meskipun hanya sebentar.” gumamnya pelan, hanya untuk dirinya sendiri.

Bahkan James dan Markus, yang baru mengenal dekat Duchess Jasmine, merasa dadanya sesak melihat adegan penuh haru ini. Markus, yang biasanya banyak bicara, hanya bisa berdiri kaku dengan mata sedikit memerah. Sementara James menunduk dalam-dalam, memberikan penghormatan pada momen yang penuh makna ini.

“Selamat datang kembali, Lady Jasmine,” bisik James pelan.

Di pelukan kedua orang tuanya, Jasmine akhirnya merasa seluruh luka dan rasa sakitnya sedikit demi sedikit memudar. Ia kembali ke tempat ia berasal, ke pelukan keluarga yang mencintainya tanpa syarat. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Jasmine merasa utuh kembali.

Hey kalian para pembaca, Asal kalian tau. Author ikut menangis membaca tulisan sendiri di bab ini 😭😭 Huaaaa... Aaa cengengnya... Kalian tau, mataku sampe bengkak woy, membaca berulang kali, memastikan gak ada kata kata yang salah di bab ini. Namun yang terjadi malah nangis mulu. Astaga. Jadi pening kepala author. 🤕🤧. Astaga hidungku Sampek mampet. Bentar Author lanjutin dulu kata kata cerita selanjutnya.

Tangis haru keluarga D’Orland semakin mendalam ketika suara langkah kaki yang berat dan tergesa-gesa terdengar dari arah aula. Jasmine, yang masih berada dalam pelukan kedua orang tuanya, mendongak perlahan. Matanya yang basah oleh air mata menangkap sosok tinggi dan tegap di ujung aula, seorang pria yang tak mungkin ia lupakan.

“Kakak...” bisiknya, suaranya bergetar.

Lord Victor D’Orland, kakak laki-laki Jasmine, berjalan mendekat dengan langkah penuh emosi. Mata birunya yang tajam kini memerah, air mata menetes tanpa ia pedulikan. Biasanya, Victor adalah pria yang tenang dan menjaga wibawanya sebagai pewaris keluarga D’Orland, tetapi hari ini semua itu runtuh. Ia adalah seorang kakak yang akhirnya melihat adik perempuannya kembali setelah bertahun-tahun hilang dari pandangannya.

“Jasmine...” suaranya parau, pecah oleh tangis yang ia coba tahan.

“Kau benar-benar kembali...” ucapnya lirih, suaranya hampir tak terdengar.

Jasmine, yang melihat sosok kakaknya yang kuat kini tampak rapuh, tak mampu lagi menahan dirinya. Ia melangkah maju dan memeluk Victor erat-erat, tubuhnya bergetar hebat. Tangisnya kembali pecah di dada kakaknya, seolah semua beban dan kerinduan yang ia pendam selama ini akhirnya menemukan pelampiasannya.

“Kak Victor... Aku rindu... Aku rindu sekali...” isaknya dalam pelukan Victor.

Tisu tisu astaga 🤧 hidung author mampet.

Victor membalas pelukan itu dengan erat, seolah tak ingin melepas adiknya lagi. Tangannya yang besar dan kokoh mengusap lembut punggung Jasmine, mencoba menenangkan tangisnya meski air matanya sendiri tak kunjung berhenti. “Aku juga, Jasmine... Aku juga merindukanmu... Aku menyesal tidak bisa melindungimu dulu... Aku menyesal membiarkanmu pergi...” ucapnya dengan suara yang penuh kesakitan.

Melihat kedua anak mereka saling memeluk dengan begitu erat, Duke dan Duchess D’Orland tak bisa lagi menahan diri. Mereka melangkah mendekat, memeluk Jasmine dan Victor bersama-sama, membentuk lingkaran kasih sayang yang hangat dan penuh keharuan.

Para pelayan yang menyaksikan dari kejauhan kembali terisak, bahkan beberapa di antaranya berbisik satu sama lain. “Lady Jasmine benar-benar kembali... Keluarga ini akhirnya utuh lagi...”

Victor akhirnya melepas pelukannya sedikit, memegang bahu Jasmine dengan kedua tangannya, menatap wajah adik perempuannya yang kini terlihat dewasa namun masih menyimpan jejak gadis kecil yang selalu ia lindungi.

“Jasmine... Mulai sekarang, aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyakitimu lagi. Kau adalah adikku, dan aku akan melindungimu sampai kapan pun,” katanya tegas, meskipun suaranya masih bergetar oleh emosi.

Jasmine mengangguk kecil, matanya masih basah oleh air mata. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa tidak lagi sendiri. Di sini, di rumah yang telah lama ia tinggalkan, ia kembali menemukan keluarganya, dan bersama mereka, ia menemukan kekuatan baru untuk menghadapi apa pun yang ada di depan.

Sudah cukup bab ini ya guys, tarik nafas dalam-dalam, dan buang nafas perlahan. Sayang nya author buang nafasnya pakai mulut 😭 yang samaan, tinggalkan komentar. Kita sedih bareng 🥹😭😂

1
Sribundanya Gifran
lanjut
Hikam Sairi
pedes banget bawang merah nya Thor 😭😭😭😭😭😭
Poniti
lanjuuuuut thor 😍😍😍😍😍😍
Lafaigh Ufaufi
hajar saja kata kata si duke,biar mampus dia,lemot banget cara berfikirnya..greget nich yg baca,hanya autor yg bisa sabar he
Lafaigh Ufaufi
pingin aku jambak si duke,yg lemot itu...hiii..gemes dech
Bonny Liberty
ku lempar pake 💣
Bonny Liberty
ku lempar palanya pake 🦴
Narti Narti
selalu mengesankan thor lanjut
Narti Narti
AQ hadir thor, semoga sehat selalu
Rossy Annabelle
rasanya tuh pengen nonjok q😬
Moh Rifti
next.../Determined//Determined//Kiss//Kiss//Kiss/
Ayu Septiani
good job Jasmine..... lawan terus argumen dari louise. egonya terlalu tinggi
Ayu Septiani
louise memang bodoh. matahatinya buta tidak bisa melihat kebenaran
ika yanti naibaho
terima kasih up nya/Smile/
ika yanti naibaho
next ya kak terima kasih up nya
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
kaylla salsabella
lanjut thor 🥰🥰
Chen Nadari
wahh ketemu karya baru mu Thor... sukses sll/Kiss/
Grey
lanjuttt kak, semangat
Dinda Siti
geram sekali aku thor bacanya, bikin si louise menyesal thor, jangan sampai si jasmine luluh sama dia thor/Angry//Angry//Angry//Angry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!