“Baik, kalau begitu kamu bisa bersiap untuk menyambut kematian mama! Mama lebih baik mati!” Ujar Yuni mencari sesuatu yang tajam untuk mengiris urat nadinya.
Alika tidak percaya dengan apa yang di lakukan Yuni, sebegitu inginnya Yuni agar Alika mengantikkan kakaknya sehingga Yuni menjadikan nyawanya sebagai ancaman agar Alika setuju.
Tanpa sadar air bening dari mata indah itu jatuh menetes bersama luka yang di deritanya akibat Yuni, ibu kandung yang pilih kasih.
Pria itu kini berdiri tepat di depannya.
“Kamu siapa?” Tanya Alika. Dia menebak, jika pria itu bukanlah suaminya karena pria itu terlihat sangat normal, tidak cacat sedikitpun.
Mendengar pertanyaan Alika membuat pria itu mengernyitkan alisnya.
“Kamu tidak tahu siapa aku?” Tanya pria itu menatap Alika dengan sorot mata yang tajam. Dan langsung di jawab Alika dengan gelengan kepala.
Bagaimana mungkin dia mengenal pria itu jika ini adalah pertama-kalinya melihatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP: 27
Pagi-pagi sekali ponsel Alika sudah berdering dengan nyaring bagai alarm yang membangun kan.
Alika mengusap-usap matanya yang masih terasa lengket, lalu menatap layar ponselnya yang tertera nama Helen di sana.
Aku tahu pasti Helen sudah melihat postingan yang di upload nya malam tadi.
"Halo... "
"Apa kamu sudah gila!" Teriak Helen dengan nada marah dari seberang sana.
"Tidak, aku masih waras." Jawab Alika santai.
"Kenapa kamu memposting kekonyolan seperti itu! apa kamu ingin menjatuhkan ku hah!"
Alika bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajah Helen saat ini. dari suaranya saja sudah seperti itu, dia pasti sedang frustasi karena postingan yang di upload itu.
"Itu bukan kekonyolan kak, itu fakta yang harus aku katakan." Ujar Alika.
Dua sudah tidak peduli lagi, meskipun Helen dan Yuni akan marah besar padanya. itu sebagai pelajaran juga buat Helen agar tidak lagi semena-mena menjelek-jelekkan dirinya.
"Tidak bisakah kamu diam saja, seperti yang mama katakan?! Atau kamu memang sengaja ingin menghancurkan nama baikku!" Kata Helen.
terdengar lucu di telinga Alika, bagaimana bisa Helen berkata seperti itu setelah apa yang Helen lakukan. Dan, sekarang Helen malah menuduhnya sengaja karena ingin merusak nama baiknya.
"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya kak. kak Helen juga sudah saat mengatakan ke media kalau apa yang kak Helen tuduhkan ke aku itu semua bohong!" Sergah Alika dengan nada suara yang sama dengan Helen padanya.
"Kau... Liat saja, aku akan buat kamu menyesal. Akan aku balas!" Ujar Helen lalu menutup panggilannya.
"Aku tidak akan diam kali ini." Jawab Alika meskipun dia tahu Helen tidak bisa mendengar ucapannya.
......................
"Tuan.." Zicko masuk ke ruang kerja Brian mengantarkan beberapa dokumen yang harus di tanda tangani.
"Apa hanya ini saja?" Tanya Brian yang melihat jika hari ini tak banyak yang harus dia tanda tangani.
"Iya tuan." Salut Zicko.
"Tuan, apa tuan sudah melihat postingan nyonya muda di media sosial?" Tanya Zicko.
"Tidak, memangnya apa yang di postingnya?" Brian meletakkan pena yang di pegang lalu dengan serius menatap Zicko.
"Sepertinya kali ini nyonya muda sidah tidak tinggal diam tuan."
Zicko membuka sosial medianya lalu memperlihatkan postingan Alika yang di upload nya tadi malam.
Halo, saya Alika. Adik dari Helen Marwa Nugroho, sebelumnya video saya saat berada di sebuah perusahaan tersebar. Dan, tak lama dari itu, kak Helen juga memposting sebuah video. Yang ingin saya sampaikan di sini adalah, bahwasanya apa yang di katakan dan di akui oleh kak Helen, semua itu tidak benar. Saya menikah dengan pria yang sebelumnya merupakan tunangan kak Helen, itu adalah atas permintaan ibu saya karena kak Helen tidak ingin menikah dengannya. Dan, saya hanyalah sebagai pengganti kak Helen.
Brian membaca hingga tuntas, setelah itu dia menyunggingkan senyum. itulah yang dia tunggu-tunggu.
Akhirnya Alika sadar jika terus mengalah dengan keburukan yang orang lain lemparkan hanya akan membuat kita akan semakin di injak-injak.
"Bagaimana tuan, apa kita bantu nyonya muda?" Tanya Zicko yang khawatir jika Helen akan menyerang balik Alika dengan fitnah yang lain.
"Kita pantau saja dulu." Kata Brian.
Dia ingin melihat terlebih dahulu, jika memang Alika tidak bisa mengatasinya nanti. maka, dia yang akan turun tangan membereskan semuanya.
"Zicko." Brian menatap tajam wajah Zicko.
Membuat Zicko memikirkan kesalahan apa yang sudah dia lakukan? kenapa atasannya itu melihatnya seperti akan melahapnya.
"Iya tuan?" Sahut Zicko dengan takut.
"Kapan kapan kalian berteman di media sosial?" Tanya Brian.
"Tidak lama ini tuan." Jawab Zicko.
"Kalau begitu buatkan juga aku akun." Suru Brian.
Dia juga harus memiliki sosial media agar dia bisa tahu apa saja yang di posting Alika di sana.
"Ba... Baik tuan." Jawab Zicko.
Dalam hati Zicko merasa geli dengan kelakuan tuannya itu, padahal dulu dia sering kali menawarkan untuk membuatkan akun sosial media untuknya, tapi sering kali di tolok dengan alasan. "Media sosial itu tidak ada gunanya." Namun sekarang malah dia yang meminta untuk di buatkan akun.
"Ada lagi?" Tanya Brian.
"Tuan besar ingin bertemu dengan anda." Beritahu Zicko.
"Apa dia menelponmu?" Tanya Brian.
"Tidak tuan, kemarin tuan besar datang ke kantor." Kata Zicko.
"Aku akan menemuinya jika aku punya waktu." Ucap Brian lalu berdiri dari duduknya.
"Mau kemana tuan?" Tanya Zicko karena Brian belum selesai menandatangani berkas-berkas yang dibawanya tadi.
"Aku mau sarapan, istri ku pasti sudah membuat sarapan yang enak." Kata Brian.
Zicko pun mengikuti Brian dari belakang.
Benar saja, seperti yang di katakan oleh Brian. saat ini Alika tengah sibuk membuat sarapan di dapur.
"Selamat pagi kakak ipar." Sapa Brian dengan riang usilnya seperti biasa.
"Pagi." Sahut Alika menoleh.
"Selamat pagi nyonya." Ucap Zicko sambil membungkuk.
"Pagi Zicko." Sahut Alika melemparkan senyumnya pada Zicko.
"Kamu boleh pulang." Kata Brian yang menyuruh Zicko pulang.
"Baik tuan." Zicko menurut walaupun sebenarnya dalam hati dia ingin ikut sarapan.
Sandwich panggang yang dibuat Alika terlihat begitu menggoda Zicko.
"Jangan pergi dulu, sarapan saja di sini." Kata Alika yang langsung di terima oleh Zicko.
Zicko pun langsung menarik kursi dan duduk.
"Terima kasih nyonya." Ucap Zicko yang pandangannya lurus ke depan. Dia tidak berani memandang ke arah Brian. Karena Brian pasti akan menatapnya dengan tatapan tajam.
Selesai membuat sarapan, Alika meletakkan di piring masing-masing.
"Mau kemana?" Tanya Brian.
"Mau ke atas, mengantarkan sarapan untuk Daniel." Sahut Alika membuat Brian langsung berdiri.
"Biar Zicko saja yang mengantarkan sarapannya." Kata Brian panik.
"Aku saja, lagi pula sudah kewajiban ku sebagai istri." Ucap Alika.
"Nyonya saya saja." Zicko juga ikut panik.
"Tidak perlu Zicko, aku saja." Tolak Alika.
"Kalau begitu biar aku saja. sekalian aku ingin melihatnya, sudah beberapa hari ini aku tidak bertemu dengannya. Jadi, aku saja yang mengantarkannya sarapan." Belum sempat Alika mengiyakan, Brian sudah mengambil nampan dari tangan Alika.
Zicko yang menyaksikan kepanikan tuannya itu hanya diam, namun dalam. hati dia tertawa geli. baru kali ini tuannya itu terlihat begitu panik.
Siapa suru dia mengusili istri sendiri, menyamar sebagai adik dirinya sendiri.
Brian mengantar sarapan ke kamarnya sendiri. Dia meletakkan nampan berisi susu, Sandwich panggang dan beberapa buah itu ke atas meja.
"Sepertinya aku merepotkan diriku sendiri." Ujarnya pada diri sendiri.
Brian lalu mencomot sandwich panggang dan memasukkan ke mulutnya.
Untung saja rasanya enak, jadi dia bisa sarapan lebih pagi ini.
...****************...
Support author dengan like,komen dan vote ya. terima kasih :)
trus tidak helen yg terkejut akan fakta ttg daniel