Tak kusangka aku bisa jatuh cinta.
Sebuah cerita hidup perjuangan Daniah, seorang yang rela menjadi gadis penebus hutang orang tuanya. Terpaksa Menikahi tuan muda kaya raya yang bisa melakukan apa saja.Dia memasuki pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap dicintai.
Apakah dia berhasil lepas dari cengkraman tuan muda yang melemparkan kontrak pernikahan padanya, atau semakin terjerat dan tidak bisa lari kemana-mana. Karena tuan muda itu mulai mengikatkan rantai cinta di lehernya. Dibumbui dengan cerita manis bagaimana tuan muda berusaha menunjukan cintanya dan kisah lucu serta mengharukan yang membuat hati bergetar.
Jangan lupakan Han, sekertaris misterius yang akan selalu berdiri di belakang tuan muda. Seseorang yang akan melakukan apapun agar segala sesuatu berjalan dengan semestinya untuk tuan mudanya.
Update : Rabu
IG : tulisan_lasheira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Semangkok Mi
Semangkok mi yang dibuat dengan ketegangan sudah terhidang di meja makan. Ibu dan dua adik ipar yang seharian tidak terlihat batang hidungnya sudah duduk di meja makan. Sepertinya aturan makan bersama di rumah ini sangat ketat. Hingga semua orang harus ada di meja makan ketika Tuan Saga ada di rumah untuk makan malam.
Memikirkan bukan hanya aku yang menderita di rumah ini, kenapa aku jadi senang ya. Haha.
Daniah melirik sambil menatap semangkok mi di hadapannya, sepertinya enak. Apa rasanya bisa seenak taburan micin mi instan ya. Saat Saga sudah meraih sendok dan mulai makan semua mengikuti gerakannya. Bahkan ibu mertua juga.
Waah, aku benar-benar merasa sedikit terhibur, karena aku benar-benar bukan orang paling menderita di rumah ini.
Daniah mulai makan mi di hadapannya. Wajahnya berubah ada terkejut dan senang bercampur. “Minya enak sekali.” Eh, ia keceplosan. Mereka yang tadi makan dalam keheningan menoleh padanya semua. Termasuk Saga. “Minya enak sekali suamiku, terimakasih sudah memberiku kesempatan makan mi selezat ini.”
Aku pasti benar-benar gila, bagaimana aku bisa bicara dengan kalimat seindah itu.
Ibu mertua dan kedua adik ipar menatap sebal Daniah. Bagaimana wanita itu bisa bicara setenang itu dengan Saga. Begitu yang ada di pikiran mereka.
“Kalau kau suka, kau bisa minta pelayan membuatkan mu setiap hari,” Saga bicara.
Wajah kepala pelayan yang berdiri di belakang Saga langsung berwajah pias. Dalam hati Daniah tertawa. Ya Pak Mun adalah orang yang akan paling menderita di sini. Kalau sampai menu mi ini harus ada setiap hari.
“Haha tidak apa suamiku, saya juga suka mi instan XX” Daniah menyebutkan merk mi instan keluaran pabrik milik Antarna Grup.
Aku menyelamatkanmu Pak Mun, bersikap baiklah padaku ke depannya.
Daniah menatap Pak Mun sekilas, wajah piasnya sudah menghilang.
Kesunyian kembali tercipta di meja makan. Semua hanya fokus pada mangkok mi di hadapan mereka. Daniah bergegas mengunyah dengan cepat saat melirik isi mangkok Saga sudah hampir habis. Dia harus menghabiskan makanannya sebelum. Terlambat, Saga sudah meletakan sendoknya. Mengambil selembar tisu dan membersihkan mulutnya. Dia sudah selesai makan.
Saat dia bangun dari duduk Daniah refleks bangun juga, walaupun mi dalam mangkoknya belum habis.
“Habiskan makananmu.” Saga melirik Daniah yang sudah berdiri dari duduk.
“Ah, baik.”
Ah syukurlah, aku bisa menghabiskan makanan enak ini. Tahu begitu kenapa aku harus terburu-buru tadi.
“Mana hpku?” Saga mengulurkan tangan menerima hp dari Pak Mun. Lalu ia berjalan menuju ruangan kerjanya diikuti Pak Mun dari belakang.
Setelah Saga masuk ke dalam ruang kerjanya, kenapa aura di meja makan ini berubah drastis begini ya. Ada hawa dingin yang tiba-tiba datang memenuhi udara di ruangan ini. Daniah masih memilih menunduk dan menghabiskan makanannya, dia tahu sebenarnya mata ibu dan dua adik iparnya sedang memandangnya.
“Kamu benar-benar tidak mengenal takut ya?” Daniah tidak menggubris, dia masih makan dengan tenang. “Kakak Ipar!” Saat tahu ia yang diajak bicara dia mendongakkan kepala. Sambil menyendok suapan kuah mi terakhirnya.
“Ada apa Adik Ipar?” masih bicara dengan tenang sambil senyum sejuta watt.
“Bagaimana kau bisa seberani itu bicara pada Kak Saga?”
Apa! Seberani itu, memang aku bicara apa. Tidak tahu apa aku selalu berusaha menundukkan kepala dan bicara dengan pilihan kata yang paling baik, agar kakakmu yang seperti raja itu tidak marah atau tersinggung. Aku bahkan harus hati-hati walaupun hanya bernafas di sampingnya. Kau bilang itu berani. Haha.
“Aku tidak paham maksud Adik Ipar apa?”
“Berhenti menyebut Kak Saga suamiku. Itu lancang sekali.”
“Lalu aku harus menyebut dia apa?”
Mereka saling berpandangan bingung. Benar juga, wanita di hadapan mereka ini kan istrinya, tentu wajar saja kalau dia memanggil Kak Saga suamiku. Tapi itu terdengar sangat menyebalkan di telinga mereka. Karena tidak bisa menjawab pertanyaan Daniah mereka hanya melengos.
“Tapi kamu jangan besar kepala ya, Kak Saga sama sekali tidak menyukaimu.”
“Benar.”
“Kak Saga sedang menunggu wanita yang dicintainya kembali.”
“Haha, kalau kekasih Kak Saga kembali kamu pasti akan ditendang dari rumah ini.”
“Keluar dan kembali ke asalmu, kampungan.”
Aku menantikan saat itu adik ipar dan ibu. Saat aku ditendang dari rumah ini, saat aku dibuang dari tempat mengerikan ini. Itu akan menjadi saat paling membahagiakan bagiku. Ahh, seperti apa ya rupa wanita yang disukai Tuan Saga itu.
Daniah tenggelam dalam pikirannya sendiri. Tidak mendengar apa yang dikatakan ketiga wanita di meja makan ini.
BERSAMBUNG.......................
baca lagi di th 2024 smabil senyum¹ sendiri lagi😍😍😍