NovelToon NovelToon
Sang Pencatat Takdir: Kronik Timur Vs Barat

Sang Pencatat Takdir: Kronik Timur Vs Barat

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi
Popularitas:172
Nilai: 5
Nama Author: Topannov

Di alam semesta yang dikendalikan oleh Sistem Takdir Universal, setiap kehidupan, keputusan, dan perjalanan antar galaksi diatur oleh kode takdir yang mutlak. Namun, segalanya berubah ketika Arkhzentra, seorang penjelajah dari koloni kecil Caelum, menemukan Penulis Takdir, alat kuno yang memberinya kekuatan untuk membaca dan memanipulasi sistem tersebut.

Kini, ia menjadi target Kekaisaran Teknologi Timur, yang ingin menggunakannya untuk memperkuat dominasi mereka, dan Aliansi Bintang Barat, yang percaya bahwa ia adalah kunci untuk menghancurkan tirani sistem. Tapi ancaman terbesar bukanlah dua kekuatan ini, melainkan kesadaran buatan Takdir Kode itu sendiri, yang memiliki rencana gelap untuk menghancurkan kehidupan organik demi kesempurnaan algoritmik.i

Arkhzentra harus melintasi galaksi, bertarung melawan musuh yang tak terhitung, dan menghadapi dilema besar: menghancurkan sistem yang menjaga keseimb

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Topannov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30: Serangan di Pusat Energi

Kaelzenthra dan kelompoknya berhasil menyusup ke dalam Corestar melalui jalur alternatif. Ketibaannya mengganggu stabilitas inti Corestar, memunculkan konflik langsung antara dirinya dan Arkhzentra. Sementara itu, Velkarith mulai menunjukkan tanda-tanda kehadirannya di Corestar, menciptakan ancaman yang lebih besar.

Di pusat inti Corestar, Ark berdiri diam, napasnya perlahan kembali stabil setelah didera oleh ujian Veradakz. Ruangan di sekitarnya kini terasa lebih nyata—kristal yang membentuk lantai dan dinding bersinar lembut, memantulkan bayangan dirinya dan fragmen Takdir Kode yang melayang beberapa meter di depannya.

Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Cahaya biru dari inti Corestar tiba-tiba terganggu oleh kilatan merah yang tajam. Zzzzzt! Bwoooom! Gelombang energi menyebar ke seluruh ruangan, memaksa Ark untuk melindungi dirinya dengan tangan.

“Apa sekarang?” gumamnya, matanya menyipit mencoba mencari sumber gangguan.

Lalu ia mendengar suara langkah. Sepatu berat menghentak di lantai kristal, disertai dengan suara dengungan mesin kecil. Tak-tak-tak... vrummm...

“Arkhzentra,” suara dingin yang sangat dikenalnya menggema di ruangan. “Kau selalu menjadi orang yang keras kepala.”

Ark menoleh perlahan, dan di sana, berdiri Kaelzenthra, mengenakan baju tempur hitam mengilap yang dipenuhi garis-garis merah menyala. Rambut panjangnya yang perak bergerak lembut, menyatu dengan auranya yang mengancam. Di belakangnya, dua pengikutnya membawa perangkat besar berbentuk prisma yang berkilauan, tampaknya sebuah alat yang dirancang untuk menyerap energi.

“Kaelzenthra,” kata Ark, suaranya penuh ketegangan. “Apa yang kau lakukan di sini?”

Kaelzenthra tersenyum kecil, tetapi matanya bersinar dengan rasa percaya diri yang dingin. “Aku datang untuk mengambil apa yang menjadi milikku. Corestar adalah kunci untuk dunia baru, dan kau terlalu buta untuk melihat potensinya.”

Ark mengepalkan tinjunya. “Corestar bukan milikmu. Ini bukan alat untuk kekuasaanmu. Jika kau mencoba memaksanya, kau akan menghancurkan semuanya.”

“Ah, Ark, kau masih terjebak dalam moralitas kuno itu,” jawab Kaelzenthra, melangkah maju dengan anggun. Suara sepatunya bergema di lantai kristal. Tak... tak... tak. “Kau tahu, aku sebenarnya berharap kau akan bergabung denganku. Bersama-sama, kita bisa menciptakan dunia yang sempurna, tanpa kelemahan, tanpa kekacauan.”

Ark menggeleng, matanya penuh kemarahan. “Dunia yang sempurna menurutmu hanyalah dunia yang dikendalikan oleh ambisimu. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.”

Kaelzenthra mendesah pelan, wajahnya berubah menjadi dingin. “Kalau begitu, kau tidak meninggalkan aku pilihan.” Ia melambaikan tangannya ke pengikutnya, yang segera menyalakan perangkat prisma besar itu.

Perangkat itu mulai bersinar merah terang, memancarkan gelombang energi yang bergetar keras. Vrrrrrmmm... bwooom! Ruangan itu berguncang hebat, dan cahaya dari inti Corestar mulai berubah warna, menjadi lebih gelap, lebih merah.

“Kau gila!” seru Ark, tubuhnya bergerak maju untuk menghentikan mereka. Tetapi Kaelzenthra mengangkat tangannya, dan gelombang energi menghantam Ark, mendorongnya mundur dengan keras. BOOOM!

“Kau tidak mengerti,” kata Kaelzenthra, suaranya penuh dengan kemarahan yang terpendam. “Corestar adalah kunci untuk mengakhiri semua penderitaan ini. Dunia kita penuh dengan kelemahan dan kekacauan. Dengan energi ini, aku bisa menciptakan dunia yang lebih baik, sebuah dunia tanpa kehendak bebas yang menghancurkan segalanya.”

Ark berdiri perlahan, wajahnya penuh tekad. “Kehendak bebas mungkin membawa kekacauan, tetapi itu juga membawa harapan. Tanpa itu, dunia hanya menjadi mesin yang mati.”

Kaelzenthra tidak menjawab, tetapi perangkat prisma di belakangnya terus menyedot energi dari inti Corestar. Suara mesin itu semakin keras, menciptakan resonansi yang membuat ruangan terasa berat. Vrrrrmmm... Zzzzzttt!

Tiba-tiba, lantai kristal di bawah mereka mulai retak, memancarkan cahaya merah yang menyilaukan. Energi Corestar semakin tidak stabil, dan suara Veradakz menggema di ruangan, terdengar penuh peringatan.

“Peringatan! Keseimbangan inti terganggu. Stabilitas dimensi berada dalam bahaya.”

Kaelzenthra melirik ke atas, senyum tipis di bibirnya. “Keseimbangan selalu menjadi alasan untuk stagnasi. Kadang, kehancuran adalah satu-satunya jalan menuju pembaruan.”

“Dan kehancuran itu akan menghabisi kita semua!” Ark berteriak, mencoba mendekat lagi. Tetapi kali ini, ia tidak hanya harus menghadapi Kaelzenthra. Salah satu pengikutnya maju ke depan, membawa tongkat energi yang memancarkan kilatan biru.

Tanpa peringatan, pengikut itu menyerang. Zzzzt! Bzzzzap! Tongkat itu menghantam udara di depan Ark, memaksanya mundur beberapa langkah.

“Kalau begitu, ayo kita akhiri ini,” kata Ark, tangannya bergerak cepat ke gagang pedang energinya. Ia menghunusnya, bilah biru terang muncul dengan suara tajam. Shwinggg!

Pertarungan pun dimulai.

Sementara itu, di Zephyr

Di dalam kapal, Lyrientha berjuang untuk tetap sadar. Energi yang memancar dari Corestar membuat udara terasa berat, bahkan di dalam Zephyr. Napasnya terengah-engah, tetapi matanya tetap terfokus pada layar di depannya, yang menunjukkan indikator inti Corestar yang terus menurun.

“Kita harus melakukan sesuatu!” teriaknya, menoleh ke Rhaegenth yang masih berusaha menjaga sistem kapal agar tetap berfungsi. “Jika energi itu terus tersedot, Corestar akan runtuh!”

Rhaegenth menggeleng, wajahnya basah oleh peluh. “Aku tidak tahu apa lagi yang bisa kita lakukan, Lyra! Sistem ini sudah di luar kemampuanku!”

Lyrientha menggigit bibirnya, pikirannya berpacu mencari solusi. Ia melihat fragmen Takdir Kode yang masih bersinar di sampingnya, dan tiba-tiba sebuah ide muncul.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Rhaegenth ketika Lyrientha mengambil fragmen itu dan berjalan ke arah pusat kendali kapal.

“Aku akan mencoba menghubungkan fragmen ini dengan inti kapal,” jawabnya, suaranya penuh tekad. “Jika fragmen ini bisa berinteraksi dengan Corestar, mungkin kita bisa mengurangi ketidakstabilan energinya, setidaknya untuk sementara.”

“Dan bagaimana kalau itu justru meledakkan kita?”

“Kita tidak punya pilihan lain,” balas Lyrientha. Ia menempatkan fragmen itu di panel utama, dan segera cahaya biru dari bola energi itu merambat ke seluruh kapal. Vrrrmmm... dinggg! Suara itu memenuhi ruangan, dan untuk sesaat, layar-layar di dalam Zephyr mulai menunjukkan data yang lebih stabil.

“Kau berhasil,” gumam Rhaegenth, meskipun nada suaranya masih penuh keraguan. “Tapi aku tidak tahu berapa lama ini akan bertahan.”

“Semoga cukup lama untuk Ark menyelesaikan urusannya,” jawab Lyrientha, matanya penuh harapan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!