Yun Li An, satu-satunya Jenderal perang wanita kerajaan Choi, dia telah mengalahkan ribuan pasukan musuh setiap kali berperang.
Namun sayangnya dia harus mati di tangan kepala pasukan yang dia pimpin, karena dia tidak menyetujui keinginan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, jangan salahkan aku yang melakukan ini padamu. Tapi salahkan dirimu sendiri, yang membuat Putra Mahkota menginginkan nyawamu!"
Tang Liu An, ketua mafia yang sangat ditakuti oleh banyak kelompok mafia lainnya, karena selalu membuat berbagai senjata dan obat.
Tetapi dia dikhianati oleh anak buahnya yang ingin merebut sebuah cincin penyimpanan yang dia ciptakan. Karena di dalam cincin itu terdapat berbagai senjata dan obat yang berhasil dibuat oleh Tang Li An.
"Di mana ini, dan kenapa aku memakai pakaian seperti ini?"
🍀 Silakan baca tuk kelanjutan ceritanya
Jangan lupa untuk memberi dukungan pada karya-karya Ana
Terima kasih 🙏 😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Bab 28
Setelah mengetahui keadaan di perbatasan selatan, Yun Li An mengumpulkan Pasukannya, dia juga memilih Prajurit yang dapat berenang di halaman tempat berlatih.
"Baiklah, apakah tidak ada lagi dari kalian yang dapat berenang?" ucap Yun Li An
"Tidak ada Jenderal Yun. Tetapi jika boleh tahu, apa yang ingin kau lakukan dengan mengumpulkan Prajurit yang bisa berenang seperti ini?"
"Aku ingin melatih kalian untuk menyelam, agar kalian bisa bertahan lebih lama di dalam air, lebih dari 10 meter!"
"Menyelam?"
Pasukan Yun Li An saling menatap, karena tidak mengerti apa tujuan Jenderal mereka itu.
"Saat ini kerajaan Huang telah menyerang perbatasan selatan kerajaan Choi, aku ingin kalian yang bisa berenang masuk ke dalam laut, dan merusak kapal yang mereka gunakan, ketika kita sedang melakukan penyerangan di atas kapal!" ucap Yun Li An.
"Jadi maksud Jenderal, kita akan berperang melawan pasukan kerajaan Huang di atas kapal, dan di tengah laut?"
"Benar! Dan selama itu aku ingin kalian menyelam di bawah laut hingga mereka tidak dapat melihat kalian, setelah dekat dengan kapal mereka, kalian hancurkan bagian bawah kapal itu dengan senjata Yang kalian bawa. Mereka yang sedang melawan pasukan kita di atas kapal, pasti tidak akan menduga jika kita juga akan menyerang mereka dari bawah air,"
Pasukan Yun Li An saling berbisik.
"Jenderal Yun, jika kita harus berenang menuju kapal milik mereka, rasanya tidak mungkin. Karena jarak itu terlalu jauh," ucap kepala Pasukan.
"Tentu saja kita akan berlayar lebih dekat ke kapal mereka!"
"Jenderal Yun, kau...."
"Aku tahu apa yang aku lakukan, aku tentu tidak akan pernah membuat pasukanku mengalami kerugian dalam peperangan. Jadi jika kalian ingin perbatasan selatan kerajaan ini tetapi menjadi milik kita, maka kita harus melakukannya!"
Mendengar ucapan Jenderal mereka, semua Pasukan mengangguk.
"Kita pasti akan menang!"
"Kita pasti akan menang!"
Sorak semua pasukan yang berbaris di bawah arena, sambil menatap Yun Li An.
Choi Han Min yang melihat Pasukan bersorak setelah mendengarkan ucapan Yin Li An, mengangguk, "Memang seorang Jenderal perang yang luar biasa! Hanya dengan satu seruan, semua pasukan yakin padanya,"
Semua pasukan kembali berlatih setelah mendengarkan Yun Li An, kecuali mereka yang telah ditunjuk. Karena Yun Li An akan langsung mulai mengajari mereka untuk menyelam tanpa alat apapun.
Choi Han Min yang penasaran pun mengikuti Yun Li An dan pasukannya menuju sungai yang berada di dalam hutan.
Sementara Yun Li An mengajari Pasukannya cara menyelam dalam waktu yang lama, Kaisar dan Putra Mahkota tengah duduk di dalam aula Kaisar.
"Ayah, di perbatasan selatan dermaga kita diserang oleh kerajaan Huang. Tetapi aku mendengar jika Jenderal Yun memerintahkan Pasukannya agar tidak menyerang balik kerajaan Huang," ucap Putra Mahkota.
"Ya, aku juga mendengar mengenai hal itu,"
"Ayah, jika kita tidak menyerang balik mereka. Aku khawatir mereka akan kembali menyerang dermaga kita,"
Kaisar Choi tampak diam, seolah memikirkan apa yang Putra Mahkota katakan.
"Aku akan mengutus orang untuk pergi ke tempat Jenderal Yun, dan membahas hal ini terlebih dulu," ucap Kaisar.
"Ayah, jika Ayah harus berbicara dengan Jenderal Yun. Maka pasukan di sana pasti akan kehilangan banyak kapal,"
"Tetapi sebagian besar pasukan di sana adalah pasukan khusus milik Jenderal Yun. Dan tanpa ada perintah darinya, kita tidak bisa bertindak. Bahkan aku yang sebagai Kaisar!"
Putra Mahkota tampak kesal dengan perkataan Kaisar, yang tidak bisa berbuat apapun terhadap pasukan khusus Yun Li An.
"Jika saja aku bisa mendapatkan dukungan dari Jenderal Yun, pasti aku bisa melakukan apapun tanpa harus menunggu seperti ini! Jenderal Yun, sebenarnya alasan apa sampai kau sangat setia pada Choi Han Ming?"
Kaisar memanggil seorang pengawal lalu memerintahkannya untuk memanggil Yun Li An.
"Jika begitu, aku akan kembali terlebih dulu, Ayah," ucap Putra Mahkota.
Kaisar mengangguk, "Iya!"
Putra Mahkota memberi hormat lalu berjalan keluar dari aula Kaisar.
Dengan langkah lebar dan kesal, Putra Mahkota berjalan menuju istananya.
"Yang Mulia!" ucap seorang wanita.
Putra Mahkota berbalik lalu menatap wanita yang memanggilnya itu, "Kau..."
"Saya adalah Putri dari Perdana Menteri Liong,"
"Apa yang kau lakukan di istanaku?"
"Yang Mulia Ratu berkata saya bisa bertemu dengan anda di istana anda, jadi salah satu pelayan di istana Yang Mulia Ratu membantu saya membawa jalan,"
Putra Mahkota mengangguk, "Lebih baik nona Liong kembali, karena aku sedang tidak bisa menemanimu saat ini,"
"Tetapi Yang Mulia...."
Putra Mahkota berjalan menuju kamarnya, meninggalkan Putri Perdana Menteri Liong itu bersama pelayan dari istana Ratu.
Nona Liong yang ditinggalkan begitu saja oleh Putra Mahkota mengepalkan kedua tangannya, "Yang Mulia, saat ini kau bisa menolakku. Tetapi lihat saja, beberapa minggu lagi kau pasti akan bersikap manis padaku!"
Dengan mengepalkan kedua tangannya, Putri dari Perdana Menteri itu berjalan keluar dari halaman istana Putra Mahkota.
"Apa yang Ibu Ratu lakukan, kenapa dia membiarkan anak dari seorang Perdana Menteri masuk ke dalam istanaku?" gumam Putra Mahkota.
Brak!
Dengan keras, Putra Mahkota membuka pintu kamarnya. Hari ini dia merasa sangat kesal pada Kaisar maupun Ratu.
"Lebih baik aku mengirimkan pesan pada pasukanku di perbatasan selatan agar bergerak. Jika pasukanku berhasil membuat pasukan kerajaan Huang kalah, Ayah Kaisar pasti tidak harus menunggu Jenderal Yun lagi ketika terjadi hal seperti ini!" ucap Putra Mahkota.
Putra Mahkota sama sekali tidak menyadari, dan belajar dari apa yang sudah pasukannya alami ketika berhadapan dengan kerajaan Quan, sebelumnya.
Meski kerajaan Huang tidak sekuat dan sebesar kerajaan Quan, namun jika kita mengganggap remeh lawan, dan tidak bisa melihat kondisi medan perang, maka kekalahan pasti akan di depan mata.
Dengan cepat, Putra Mahkota menulis sesuatu di atas kertas kecil. Lalu digulungnya kertas itu.
Setelah selesai, dia berjalan ke arah jendela kemudian bersiul.
Seekor merpati yang biasa mengantarkan pesan, hinggap di jendela kamar Putra Mahkota.
"Pergilah ke perbatasan selatan, lalu berikan gulungan kecil ini pada kepala Pasukan Putra Mahkota di sana!" ucap Putra Mahkota Choi seraya mengikatkan gulungan kecil itu pada kaki merpati.
Selesai mengikatkan gulungan itu, merpati terbang menjauh dari kamar Putra Mahkota, menuju ke perbatasan selatan.
"Baiklah, Jenderal Yun. Kita lihat apa yang akan kau lakukan!" ucap Putra Mahkota.
semangat terus Thor