NovelToon NovelToon
SALAHKAH AKU TURUN RANJANG

SALAHKAH AKU TURUN RANJANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:6.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: mama reni

Aksa harus menelan pil pahit saat istrinya, Grace meninggal setelah melahirkan putri mereka. Beberapa tahun telah berlalu, tetapi Aksa masih tidak bisa melupakan sosok Grace.

Ketika Alice semakin bertumbuh, Aksa menyadari bahwa sang anak membutuhkan sosok ibu. Pada saat yang sama, kedua keluarga juga menuntut Aksa mencarikan ibu bagi Alice.

Hal ini membuat dia kebingungan. Sampai akhirnya, Aksa hanya memiliki satu pilihan, yaitu menikahi Gendhis, adik dari Grace yang membuatnya turun ranjang.

"Aku Menikahimu demi Alice. Jangan berharap lebih, Gendhis."~ Aksa

HARAP BACA SETIAP UPDATE. JANGAN MENUMPUK BAB. TERIMA KASIH.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Empat

Gendhis yang telah selesai mandi dan berpakaian rapi turun dari lantai dua menuju dapur. Ternyata di meja makan telah duduk dengan manisnya sang suami Aksa dan Alice di pangkuannya.

Ghendis langsung duduk dan mengambil sarapannya. Pandangan Aksa tak berkedip menatapnya. Merasa diperhatikan, gadis itu menatap balik ke abang iparnya itu.

"Apa ada yang salah denganku? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Ghendis

"Pantas tak ada pria yang mau denganmu, bangun saja kesiangan. Beda banget dengan Grace, yang sesibuk apa pun selalu bangun pagi dan menyiapkan sarapan!" ucap Aksa dengan suara datarnya.

Mata Ghendis melotot mendengar ucapan sang kakak ipar yang telah menjadi suaminya. Seenaknya menilai hanya dengan melihat satu hari ini saja.

"Dengarkan Bapak Aksa yang terhormat! Pertama, saya bangun kesiangan karena semalaman baru bisa memejamkan mata ketika hampir subuh. Kedua, saya bukannya tak laku. Saya memiliki seorang kekasih dan kami hampir menikah, tapi demi Alice aku memilih menikah denganmu. Dan ketiga yang harus kamu bawahi, AKU BUKAN GRACE, AKU GHENDIS, dua orang yang berbeda dan tentu saja kami tak bisa disamakan!' ucap Ghendis dengan penuh penekanan.

Gadis itu berdiri dan meninggalkan meja makan. Seleranya langsung hilang mendengar ucapan pria itu.

"Mau kemana kamu? Duduk kembali ...!" perintah pria itu.

Ghendis mengehentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menghadap Aksa. Dia menatap tajam ke arah pria itu.

Aksa tak mengira jika adik iparnya ini pembangkang dan berani membantah kata-katanya. Selama tiga tahun pernikahannya dengan Grace, mereka hanya bertemu di hari-hari besar saja. Ghendis kuliah di luar kota.

"Duduk kembali di tempatmu, Ghendis!" ucap Aksa lagi dengan suara yang datar tapi menahan emosi.

"Mimi ...," panggil Alice.

Ghendis menahan napas dan membuangnya. Semua dilakukan untuk meredakan emosi yang telah berada di ubun. Dia mendekati sang bocah karena Alice merentangkan tangan minta di gendong.

"Sayang Mimi sudah sarapan?" tanya Ghendis dengan lembut. Sangat berbeda saat dia bicara dengan Aksa.

"Mimi marah ...?" tanya Alice sambil menatap wajahnya intens.

Ghendis tersenyum mendengar pertanyaan Alice. Dia tak menyangka gadis cilik itu bisa membaca sikapnya. Begitu juga dengan Aksa, terlihat terkejut mendengar pertanyaan putrinya.

"Apa menurut Alice Mimi pemarah?" Bukannya menjawab pertanyaan Alice, Ghendis justru balik bertanya. Gadis cilik itu menjawab dengan gelengan kepala.

"Mimi baik, Alice sayang Mimi," ucap Alice dengan polos dan mengecup pipi sang Tante.

"Mimi juga sayang banget sama Alice," balas Ghendis.

Dalam diam Aksa memperhatikan semua interaksi keduanya. Ini salah satu alasan kenapa dia memilih Ghendis menjadi istrinya saat kedua orang tuanya meminta dia menikah lagi demi sang putri. Alice begitu dekat dan menyayangi tantenya itu, begitu juga sebaliknya.

"Sayang, Mimi mau kerja. Alice dengan papi atau bibi dulu. Pulang Mimi kerja, nanti kita main lagi," ucap Ghendis.

Gadis itu berjalan mendekati Aksa dan menurunkan Ghendis di atas pangkuan suaminya itu. Dia lalu ingin segera pergi, tapi langkah gadis itu tertahan karena tangannya di pegang Aksa. Ini pertama kali mereka bersentuhan.

Langkah Ghendis terhenti, entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat. Dia seperti mematung.

"Siapa yang mengizinkan kau kerja? Aku menikah denganmu biar Alice ada teman bermain. Biar dia tak perlu aku titipkan dengan mamaku atau ibumu!" ucap Aksa dengan suara sedikit meninggi.

"Ibu tak ada mengatakan jika aku harus berhenti bekerja!" balas Ghendis.

"Aku yang berhak atas dirimu. Aku ini suami kamu. Kau harus mengikuti mauku. Aku akan membayar kamu dua kali lipat dari gaji yang biasa kau terima!" ucap Aksa dengan ketus.

Ghendis membulatkan matanya mendengar ucapan pria itu. Ibunya tak pernah meminta dia untuk berheni bekerja. Jika tahu begini, tak akan gadis itu berhenti bekerja. Karir nya sedang berkembang. Harus kah dia resign?

"Kalau aku tak berhenti, kamu mau apa?" tanya Ghendis menantang.

"Jangan membangunkan singa yang tertidur, Ghendis! Kau belum mengenal siapa aku, bukan? Membunuh saja aku tak takut!"

"Aku tak bisa berhenti. Karir ku sedang berkembang. Kamu tak bisa menahanku," ucap Ghendis.

Gadis itu kembali melangkahkan kakinya. Tak peduli lagi dengan larangan pria itu. Dia juga ingin bertemu Dicky. Dia harus menjelaskan semua sebelum kekasihnya mendengar dari orang lain.

Aksa tak tinggal diam. Dia memberikan Alice pada bibi dan meminta membawanya ke kamar. Setelah itu dengan langkah cepat dia menyusul Ghendis.

Gadis itu baru sampai di halaman rumah. Tangannya dipegang dengan kuat oleh seseorang membuat dia meringis.

"Lepaskan, Mas. Aku mau kerja!"

"Sudah aku katakan, kau tak boleh bekerja!"

"Aku tak bisa hanya berdiam diri di rumah," balas Ghendis lagi. Gadis itu mencoba melepaskan pegangan tangan Aksa. Namun, tak bisa. Cengkeraman tangan Aksa begitu kuat.

Aksa menarik tangan Ghendis dan memaksanya masuk. Dia membawa gadis itu kebelakang rumah. Ke sebuah gudang. Membukanya dan mendorong tubuhnya hingga tersungkur.

"Sebagai hukuman karena kau membantahku, aku akan mengurungmu di sini!" ucap Aksa.

Pria itu menutup pintunya kembali. Dia masih berdiri, menunggu gadis itu berteriak dan memohon. Namun, lima menit menunggu tak ada suara apa pun dari dalam gudang.

"Keras kepala sekali gadis itu. Dia tak memohon apa pun padaku!" gumam Azka dalam hatinya. Pria itu akhirnya meninggalkan gudang setelah sepuluh menit tak ada suara terdengar.

Di dalam gudang itu, Ghendis mencoba menahan rintihan. Dia tak akan mau memohon pada pria itu. Setelah mendengar langkah kaki menjauh, barulah tangisannya pecah.

'Ya Tuhan, izinkan aku untuk menangis sebentar, bukan aku tidak ikhlas atas takdirmu. Tetapi biarkan aku lumpuhkan segala kelelahan yang aku rasakan sebentar saja. Terlihat kuat bukan berarti aku tidak pernah meneteskan air mataku. Dalam kondisi ini aku bersyukur atas ujian, karenanya aku menjadi lebih kuat. Semoga aku bisa bersabar ketika diberikan ujian lagi."

...----------------...

1
Cahyani Mursydianti
novelnya banyak bawang nya 😭😭
Irma Wangsa
Luar biasa
Soraya
apa diruangan ceo gak ada sofa buat nerima tamu selain kursi direktur kok ghendis bingung mau duduk dmn
Soraya
suka ghendis sama dcky
Soraya
jgn mau ditindas Gendis
Soraya
blg Gendis aku juga terpaksa menikah dgn mu jgn cuma didlm hati ngomong nya percuma Aksa gak dengar, lagi lagi harta
Soraya
mampir thor sllu cerita yang sama hutang budi
delfastri
munafik ente
delfastri
akhiri semuanya ndis..hidup cuma sekali..mengharap bahagia dari orang lain sama saja harakiri..bahagia kita sendiri yg ciptakan berawal dari hati senang dan lapang..lw hatimu dikit2 dikit2 sakitdan nelangsa gak bakalan bahagia..semua di kenndalikan otak ndis..gimana hatimu bisa bahagia w otakmu sudah tertanam mindset lw kamu gak bisa bahagia..optimislah ndis hidupmu berharga..pasti ada bahagia untukmu
Rahma Waty
kadian
thor. bikin aksa nyesel
Rahma Waty
Thor kata katamu luar biasa
Rahma Waty
luar biasa visualnya
Rahma Waty
suami Yang ego tudak akan pernah bertahan dengan perkawinannya
Rahma Waty
kata kata yg memyentuh hati. mantap thor
Nining Setyaningsih
Luar biasa
Susanah Amel
Kecewa
Susanah Amel
Buruk
𝓵𝔂𝓷𝓭𝓲𝓪🖤ᥫ᭡.
maaf, metafora nya salah, seharusnya "awan, terima kasih sudah menangis"
Mama Reni: Makasih kritiknya.♥️♥️
total 1 replies
Jetty Eva
kasihan Gendis juga tp gedek juga sama Gendis yg egois...klo ada rasa bersalah dlm dr dia ya itu wajar krn dia yg maksa utk melewari lampu merah hingga menyebabkan kecelakaan...dia ga boleh nyalahin siapapun...Aksa ikuti km krn ingin meminta maaf...bukan diam n dgr apa kata Aksa malah lari nyerobot lampu merah..
Miyagi Mitsui
jeng jeng jeng jeng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!