NovelToon NovelToon
Jejak Cinta Dan Dosa

Jejak Cinta Dan Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Konflik etika / Selingkuh / Mengubah Takdir / Kaya Raya / Harem
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Hidup Kirana Tanaya berubah dalam semalam. Ayah angkatnya, Rangga, seorang politikus flamboyan, ditangkap KPK atas tuduhan penggelapan dana miliaran rupiah. Keluarga Tanaya yang dulu disegani kini jatuh ke jurang kehancuran. Bersama ibunya, Arini—seorang mantan sosialita dengan masa lalu kelam—Kirana harus menghadapi kerasnya hidup di pinggiran kota.

Namun, keterpurukan ekonomi keluarga membuka jalan bagi rencana gelap Arini. Demi mempertahankan sisa-sisa kemewahan, Arini tega menjadikan Kirana sebagai alat tukar untuk mendapatkan keuntungan dari pria-pria kaya. Kirana yang naif percaya ini adalah upaya ibunya untuk memperbaiki keadaan, hingga ia bertemu Adrian, pewaris muda yang menawarkan cinta tulus di tengah ambisi dan kebusukan dunia sekitarnya.

Sayangnya, masa lalu keluarga Kirana menyimpan rahasia yang lebih kelam dari dugaan. Ketika cinta, ambisi, dan dendam saling berbenturan, Kirana harus memutuskan: melarikan diri dari bayang-bayang keluarganya atau melawan demi membuktika

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keuntungan

Haryo keluar dari kamar Kirana dengan langkah tenang, memutuskan untuk membiarkan gadis itu sendiri agar tidak semakin tertekan. Sesampainya di lantai bawah, ia memanggil dua bodyguard yang biasanya berjaga di depan kamar Kirana. "Mulai besok, kalian tidak perlu berjaga di depan kamar Kirana lagi," ucap Haryo. Kedua bodyguard saling pandang, tampak bingung, namun tidak berani membantah perintah majikan mereka. "Istirahat saja. Aku ingin Kirana merasa lebih bebas," tambah Haryo sebelum melangkah pergi.

Keesokan paginya, Bi Lina mengetuk pintu kamar Kirana dengan hati-hati. "Nona Kirana, sudah pagi. Saya bawakan air hangat untuk mencuci muka," panggil Bi Lina lembut. Tidak ada jawaban dari dalam. Setelah menunggu beberapa saat, Bi Lina kembali mengetuk. Akhirnya, suara lirih terdengar dari dalam kamar. "Masuk saja, pintunya tidak dikunci."

Bi Lina membuka pintu perlahan dan melihat Kirana duduk di sudut tempat tidur, wajahnya terlihat murung. "Nona, bagaimana kalau hari ini Anda makan bersama Tuan Haryo di meja makan? Dia sudah menunggu sejak tadi."

Kirana menggeleng. "Aku tidak ingin melihatnya. Aku tidak lapar."

Namun Bi Lina memohon dengan suara lembut. "Tolong, nona. Kalau bukan untuk Tuan Haryo, setidaknya lakukan untuk saya. Tuan Haryo ingin segalanya berjalan baik antara kalian."

Kirana menatap Bi Lina dengan mata lelah, tapi akhirnya mengangguk. "Baiklah, tapi hanya kali ini."

Setelah Bi Lina keluar, Kirana merapikan diri seadanya. Saat membuka pintu kamar, ia merasa aneh karena tidak melihat bodyguard yang biasanya berjaga di depan pintu. Ia menatap lorong itu beberapa saat, bertanya-tanya dalam hati. "Kenapa mereka tidak ada di sini? Apa ini jebakan lagi?"

Dengan langkah ragu, Kirana menuruni tangga menuju ruang makan. Di sana, Haryo sudah menunggu, duduk di meja besar yang dipenuhi makanan. Begitu melihat Kirana, senyum lebar menghiasi wajahnya. "Selamat pagi, Kirana," sapa Haryo dengan suara hangat. Wajahnya terlihat ceria, jauh berbeda dari biasanya.

Kirana berhenti di anak tangga terakhir, terkejut dengan perubahan sikap Haryo. Senyuman dan keramahan itu membuatnya tidak nyaman. Ia melanjutkan langkah dengan hati-hati, lalu duduk di kursi yang ditunjukkan Bi Lina, berseberangan dengan Haryo.

Haryo menuangkan teh ke cangkir Kirana. "Aku senang kau mau bergabung sarapan pagi ini. Aku ingin semuanya berjalan lebih baik antara kita."

Kirana tidak menjawab, hanya menatap cangkir teh di depannya. "Aku tidak tahu apa yang kau rencanakan," ujarnya dingin. "Tapi jangan harap aku akan berubah pikiran tentang perasaan ini."

Haryo tetap tersenyum, meskipun nada Kirana menusuk. "Aku tidak memintamu untuk mencintaiku sekarang, Kirana. Tapi aku ingin kita memulai hubungan ini dengan perlahan. Aku hanya ingin kau merasa nyaman."

Kirana mengangkat alis, menatap Haryo tajam. "Nyaman? Kau memaksaku untuk menikah, dan kau bicara tentang kenyamanan? Kau benar-benar tidak tahu malu."

Haryo terdiam, namun tetap mencoba mempertahankan ketenangannya. "Aku tahu kau membenciku sekarang, tapi aku percaya waktu akan mengubah segalanya."

...----------------...

Siang itu, Haryo memanggil Bi Lina ke ruang tamu. Dengan nada tegas namun tetap tenang, ia memberi perintah. "Bi Lina, siapkan Kirana. Siang ini aku akan membawanya keluar untuk fitting baju pernikahan."

Bi Lina mengangguk patuh. "Baik, Tuan." Ia segera menuju kamar Kirana, membawa beberapa pakaian yang dirasa cocok untuk dikenakan Kirana keluar rumah. Sesampainya di depan pintu kamar, Bi Lina mengetuk pelan. "Nona Kirana, saya masuk, ya."

Tidak ada jawaban dari dalam, namun pintu tidak terkunci. Dengan hati-hati, Bi Lina masuk dan melihat Kirana duduk di sofa dekat jendela, menatap kosong ke arah luar. Wajahnya terlihat begitu lelah, tanpa semangat.

"Nona, Tuan Haryo meminta Anda bersiap-siap. Siang ini kita akan pergi untuk mencoba baju pernikahan. Saya sudah membawa beberapa pakaian yang mungkin bisa Anda pilih untuk dipakai," ujar Bi Lina sambil menunjukkan beberapa pilihan pakaian yang ia bawa.

Kirana menghela napas panjang tanpa menoleh. "Pilih saja yang menurutmu bagus, Bi Lina. Aku tidak peduli apa yang aku pakai. Lagipula, semuanya ini bukan keinginanku."

Bi Lina menatap Kirana dengan rasa iba, namun tidak berani mengatakan apa-apa. Ia menaruh pakaian di atas tempat tidur, lalu mendekati Kirana. "Nona, saya tahu ini berat. Tapi setidaknya, jangan tunjukkan kesedihan Anda terlalu jelas di depan Tuan Haryo. Itu hanya akan membuat semuanya lebih sulit."

Kirana menatap Bi Lina dengan mata sayu, namun tidak menjawab. Setelah beberapa saat, ia berdiri dan berjalan menuju pakaian yang dipilihkan oleh Bi Lina. "Yang ini saja," ucapnya sambil menunjuk satu setelan sederhana. "Tolong bantu aku mengenakannya."

Dengan sigap, Bi Lina membantu Kirana berganti pakaian. Meski Kirana terlihat rapih setelah berdandan, ekspresi wajahnya tetap suram, menunjukkan bahwa ia tidak memiliki antusiasme untuk apapun yang berhubungan dengan Haryo.

Setelah selesai, Bi Lina melangkah mundur dan memandangi Kirana. "Anda terlihat sangat cantik, Nona. Tuan Haryo pasti senang melihat Anda."

Kirana hanya tersenyum tipis, sebuah senyuman yang jelas dipaksakan. "Bi Lina, terima kasih. Tapi aku harap kau tahu, aku melakukan semua ini bukan karena aku ingin. Aku hanya mencoba bertahan."

Bi Lina menunduk dengan hormat, tidak ingin menambah beban pikiran Kirana. "Saya mengerti, Nona. Ayo, kita turun ke bawah. Tuan Haryo sudah menunggu."

Dengan langkah berat, Kirana mengikuti Bi Lina keluar dari kamar. Di bawah, Haryo sudah berdiri menunggu, mengenakan setelan kasual namun tetap rapi. Senyum lebar menghiasi wajahnya saat melihat Kirana menuruni tangga.

"Kau terlihat cantik sekali, Kirana," ucapnya penuh pujian. Namun, Kirana tidak merespons, hanya menatapnya sekilas sebelum berpaling.

Haryo tidak mempermasalahkan sikap dingin Kirana. Ia memberi isyarat kepada sopir untuk menyiapkan mobil. "Ayo, kita pergi," ajaknya dengan nada lembut, mencoba mencairkan suasana yang dingin.

Kirana diam, mengikutinya menuju mobil, masih dengan perasaan berat di hatinya.

...----------------...

Di sisi lain, Arini baru saja menyelesaikan proses pembelian sebuah rumah mewah seharga delapan miliar rupiah. Rumah itu berdiri megah di kawasan elit kota, lengkap dengan taman luas dan kolam renang. Semua itu ia beli menggunakan uang dari Haryo. Dengan senyum puas, Arini duduk di ruang tamu barunya, mengagumi interior yang serba glamor.

Di sampingnya, Mirna tampak sibuk memeriksa dekorasi rumah, sambil sesekali mengeluarkan pujian. "Arini, ini luar biasa! Kau benar-benar tahu bagaimana memanfaatkan kesempatan. Rumah ini benar-benar cocok untukmu."

Arini tersenyum bangga sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa empuk. "Tentu saja, Mirna. Aku tidak akan menyia-nyiakan peluang ini. Setelah sekian lama hidup pas-pasan, akhirnya aku bisa menikmati kemewahan lagi. Dan semua ini berkat keputusan bijakku untuk menikahkan Kirana dengan Haryo."

Mirna mengangguk setuju, lalu duduk di sebelah Arini. "Kau benar, keputusanmu sangat cerdas. Lagipula, kau tidak hanya mendapatkan keuntungan besar, tapi aku juga tidak ketinggalan. Bonus 10% dari penjualan ini cukup membuatku tersenyum, kau tahu?"

Arini tertawa kecil sambil menyesap teh hangat dari cangkir porselen barunya. "Itulah gunanya teman sejati, Mirna. Kita saling membantu dan berbagi keuntungan. Tapi ini baru awal. Jika pernikahan Kirana dan Haryo berjalan lancar, aku yakin kita akan mendapatkan lebih banyak lagi."

Mirna menatap Arini dengan ekspresi kagum. "Kau memang hebat, Arini. Aku salut dengan caramu menghadapi semuanya. Meski ada drama dengan Kirana, kau tetap tenang dan tahu apa yang harus dilakukan."

1
🦆 Wega kwek kwek 🦆
udah lama GK update yh Thor aku beneran kangen sama novel mu ini
Ida Faridah
lama nunggu nya...
Ida Faridah
keras kepala bgt nih kirana... Haryo kan mau tanggung jawab... daripada udah gak perawan.. mending terima jadi istri HRyo.. gass keunn
🦆 Wega kwek kwek 🦆
langsung tanya aja Kirana ke Haryo kalo perlu sebelum pernikahan bebas kan ayahmu sebagai syarat biar kapok ibumu itu
Sartika tika
Luar biasa
Sartika tika
ceritanya bagus kok....saking terlalu serius bacanya smpe melewtkn tuk komen
🦆 Wega kwek kwek 🦆
kenapa harus marah .... salahmu kau yg begitu naif ingin hidup mewah mencoba mendekati pria kaya dan mempunyai sahabat Dajjal kek Mirna. GK sadar kamu Arini kamu seolah di permainkan.
🦆 Wega kwek kwek 🦆
arzan bakal tidak enak hati karena yg memenjarakan ayah nya Kirana itu adalah ayah arzan sendiri
🦆 Wega kwek kwek 🦆
next update nya Thor 😘
🦆 Wega kwek kwek 🦆
ayo Kirana semangat setelah ini kamu bisa menyewa orang untuk membuktikan ayahmu tidak bersalah,,,,aku yakin nih novel kedepannya pasti buat darah tinggi,tapi mohon yh Thor Kirana dibuat tegar kuat setelah ini ( wonder woman)mencari keadilan dan kebenaran
Vebi Gusriyeni: Hai kak, mampir di novelku ya, jika berkenan, berikan dukungannya untuk setiap karya aku 😊 terimakasih
total 1 replies
Ninik
arini manusia gila iblis berbentuk manusia kata apa lagi yg pas untuk Arini
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
🦆 Wega kwek kwek 🦆
boleh GK sih aku habisi ibunya,,,, sumpah gregetan lihatnya
🦆 Wega kwek kwek 🦆
kasih syarat Kirana kau mau menikah asal ayahmu dibebaskan dari semua tuduhan , jangan mau rugi minta bagi harta juga sebagai mas kawin
🦆 Wega kwek kwek 🦆
semoga kirana itu darah daging mu Haryo biar kapok
🦆 Wega kwek kwek 🦆
ayo semangat kak author,,,,kita tunggu updatenya
Lucky One: makasih udah mampir
total 1 replies
Uti Enzo
kok yh like dikit ya
Vebi Gusriyeni: Hai kak, mampir di novelku ya, jika berkenan, berikan dukungannya untuk setiap karya aku 😊 terimakasih
Lucky One: makasih ya, udah mampir
total 2 replies
Uti Enzo
Luar biasa
Uti Enzo
hadir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!