Entah mengapa Alisa merasa marah. Tiap kali melihat abangnya berdua bersama Mia. Yang tidak lain teman Amar kuliah. Membuat Alisa merasa aneh dengan perasaanya sendiri. Hingga membuat Alisa selalu gusar tiap kali Amar dekat dengan Mia. Yang sering ikut mengerjakan tugas dirumah. Dan Amar juga sering mengantar nya pulang. Amar juga seperti memberi perhatian lebih pada Mia membuat Alisa cemburu.
" Kenapa sih bang Amar pake mengantar kak Mia. Lagian dia sudah punya sopir yang selalu menjemputnya pulang kan!!" kata Alisa
" Ada apa dengan mu de, abang hanya berbuat baik pada orang lain. Kasihan Mia kalo pulang sendiri malam malam" jawab Amar
" Lalu jika Lisa pulang malam, apa abang akan perduli?" tanya Lisa.Membuat Amar menoleh dan menatap lekat mata gadis cantik di depannya itu. Seakan Amar merasa ada belati yang menusuk dadanya.
" Kau.....!!" kata Amar kaget.
Penasaran baca ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Kenyataan Yang Memilukan.
Pak Farhan pun lalu menyuruh Amar untuk masuk dan duduk di dekat pak Zaki. Lalu pak Farhan menjelaskan semuanya pada Amar jika ada kesalahan di masa lalu. Namun bibirnya tak sanggup berkata kata lagi. Saat melihat Amar terpaku diam. Sehingga pak Zaki pun melanjutkan cerita selanjutnya.
" Itu tidak mungkin ?" kata Amar tak percaya. Sembari menatap ke arah Zain.
" Kami pun awalnya tidak percaya nak. Namun dokter sudah melakukan tes DNA. Jika Zain memang bukan putra kami," kata pak Zaki. Sembari merangkul bahu Amar erat. Karna pak Zaki merasa terharu. Putranya yang duduk di sampingnya itu tumbuh sehat dan baik baik saja.
" Maaf kan ayah nak" kata pak Farhan yang berharap istrinya cepat datang. Karna tidak tega melihat wajah Amar yang terlihat sangat sedih.
" Itu bukan salah ayah, Bukankah ayah bilang ini takdir hidup" kata Zain Yang sudah tahu lebih dulu. Jika dirinya bukan anak pak Zaki..Dan Zain bisa menerima semuanya dengan berlapang dada. Tidak dengan Amar yang baru tahu. Hingga Amar terlihat sangat shock.
************
Sore ini di tempat lain. Alisa yang pulang sekolah bersama Sani. Duduk tenang di boncengan motor teman nya itu. Hari ini mereka akan menuju tempat les. Setibanya di sebuah rumah besar yang terlihat estetik. Motor Sani langsung berhenti di teras. Disana terlihat anak anak SMA lain. Yang juga ikut les duduk belajar sambil diskusi. Ternyata rumah besar itu merupakan, tempat bimbel yang baru saja di bangun.
" Ayo masuk, tuh banyakkan yang ikut les. Ayo kita kesana," kata Sani.
" Apa tutornya sudah datang?" tanya Lisa mengedarkan pandangannya. Ke sekeliling ruangan tempat itu.
" Bentar lagi kali, ayo duduk disini," kata Sani. Yang duduk di karpet tebal dan menaruh tasnya di meja. Di meja terbuka bersekat dinding tipis.
" Kalian sudah datang," kata suara bariton menyapa keduanya
" Eh kak Dean , ya kak. Ini kenalkan Alisa teman Sani yang ikut les disini bersama Sani Lis ini kak Dean, yang akan mengajarkan kita MTK dan Kimia," kata Sani.
" Saya Lisa kak," kata Lisa yang menangkup kedua tangannya. Tanpa mengulurkan tangan nya pada pria di depannya. Sehingga pria itu hanya tersenyum memaklumi
" Manis dan sangat sopan" batin Dean tersenyum manis pada kedua gadis berbaju abu abu itu.
" Baiklah, ayo kita mulai.... mumpung masih sore. Takut nanti kalian akan pulang kemalaman," kata Dean.
" Ya kak," kata Sani. Yang balas tersenyum manis. Tidak dengan Lisa yang cepat menundukkan kepalanya.
" Ganteng dan keren kan?" kata Sani berbisik pelan di telinga Lisa
" Hmm," jawab Lisa tanpa menjawab. Karna Dean terlihat dewasa seperti abangnya.
Lalu mereka pun mulai belajar. Dean pun menjelaskan semua cara mudah. Untuk bisa menghadapi semua soal soal MTK yang sulit. Agar kedua nya cepat mengerti dan paham. Hingga Lisa merasa asyik belajar dan mengerjakan semua soal soal yang di berikan padanya. Sebagai latihan pemula
**************
Malamnya setelah selesai sholat magrib. Alisa pun lansung ke dapur. Berniat untuk membantu bundanya.
" Bun, kok sepi sih. Apa abang dan ayah belum pulang?" kata Lisa.
" Ayahmu di kamar, hari ini ayah cuti sampai minggu depan. Karna masih kaget dengan musibah kecelakaan kemaren. Sedangkan abang mu belum pulang," kata bunda menjelaskan.
" Astagfirullah, apa ayah terluka parah bun?" tanya Lisa. Sebab kemaren ia langsung tidur Setelah kelelahan pulang dari sekolahnya.
" Tidak, hanya memar sedikit de. Tapi ..." kata bunda yang tidak melanjutkan ucapannya.
" Tapi kenapa bun?" kata Lisa penasaran
" Ah bukan apa apa, minggu depan akan ada abangmu yang lain. Yang akan tinggal disini. Dia akan tinggal bersama kita. Dia itu....." kata bunda lagi terdiam.
" Hah....abang lain, maksud bunda abang sepupu dari paman Bram itu. Jadi abang itu jadi akan berkuliah di sini ?"tanya Lisa yang mengira abang sepupunya akan tinggal bersama mereka.
" Ya , tapi ini bukan putra paman Bram de dia ....
" Dia bang Zain de, dia akan tinggal di sini sementara. Karna bang Amar akan ke luar kota beberapa hari. Dia bisa menganti kan bang Amar untuk mengantar ade, jika berangkat sekolah," kata Amar yang tiba tiba muncul di dapur.
" Abang sudah pulang, kok bikin kaget bunda dan Lisa sih. Ya sudah, tidak masalah. Yang penting Lisa tidak terlambat berangkat ke sekolah," kata Lisa.
Sedangkan bunda dan Amar saling tatap. Karna mereka belum bisa menjelaskan apa yang terjadi pada keluarga mereka. Amar tak tega untuk mengatakan kebenaran itu pada adiknya. Bunda juga merasa belum mampu untuk menjelaskan semuanya. Apa lagi mengingat Lisa yang akan menghadapi ujian akhir sekolah. Yang membuat bunda Tiar dan Amar takut, jika Lisa tahu Amar bukan abang kandungnya. Ia akan kaget dan shock Sehingga menganggu pikiran Alisa
" Maaf, abang tidak bermaksud untuk mengangetkan ade dan bunda. Oh ya bagaimana dengan nilai ulangan harian ade?" tanya Amar menatap lekat wajah Lisa.
" Ya lumayan bagus bang, ade sudah mulai paham kok tentang cara mengerjakan soal soal MTK itu," kata Lisa tersenyum.
" Oh ya, baguslah. Apa bang Amar perlu menemani ade belajar lagi?" kata Amar lagi.
" Ngak bang, ade sudah punya guru yang bisa menjelaskan semuanya dengan detail. Sehingga Lisa paham cara mengerjakannya bang" kata Lisa.
" Ya itu kemajuan hebat, Jika ade masih kurang paham juga. Ade bisa bertanya pada bang Amar kapan saja," kata Amar.
" Siap bang, lalu kapan abang mau ngajak ade ke pantai. Katanya bang Amar mau ngajak Lisa kesana" kata Lisa menagih janji Amar minggu lalu.
" InsyaAllah jika ada waktu, bang Amar janji akan ajak ade ke pantai ," kata Amar lirih. Merasa hatinya sakit. Sadar kini mereka tidak akan bisa lagi dekat seperti dulu lagi
Karna Amar adalah anak tunggal. Dan akan tinggal bersama kedua orang tua kandungnya
Dan Amar akan bertukar tempat dengan Zain. Yang akan pulang kerumah aslinya.
" Bang....ayo bantu taruh di meja," kata bunda. Membuyarkan lamunan Amar.
" Ya bun," kata Amar cepat membantu bundanya. Yang dua hari ini masih terlihat sedih. Karna kenyataan pahit tentang Amar. Saat itu bunda Tiar tidak percaya, jika Amar bukan putranya.
" Tidak ...itu tidak mungkin. Amar tidak mungkin putra kalian!!" kata bunda yang sorenya itu datang untuk mengantikan Amar menjaga suaminya.
" Ini tes DNA nya bu, kami juga, sudah mencocokan darah Zain dengan darah pak Farhan," jelas pak Zaki malam itu. Yang membuat bunda Tiar menangis sejadi jadinya. Apalagi saat melihat Zain. Yang terlihat mirip dengan suaminya. Saat istri pak Zaki ingin bersilahturahmi pada pak Farhan. Karna pria itu lah, yang merawat anak kandungnya.
" Bun...kok melamun," tegur Lisa saat melihat bunda Tiar terdiam. Saat sedang menata piring.
" Bun...." kata Amar menatap lekat wajah bunda Tiar.
" Kalian duduklah dulu, biar bunda yang panggil ayah di kamar," kata bunda Tiar Yang terlihat seperti orang bingung.
" Ya bun, bang ada apa dengan bunda?"tanya Lisa. Saat bundanya menghilang di balik dinding ruang makan.
" Mungkin bunda hanya banyak kerjaan, ayo kita duduk,"kata Amar menarik kursi untuk Lisa. Sembari melirik adik .palsunya itu.
Sedangkan Lisa merasa aneh. Dengan sikap bundanya hari ini. Yang menurutnya tidak biasa. Begitu juga dengan abangnya yang terlihat seperti tidak dari biasanya.
" Aneh....ada apa dengan bunda ya?" batin Lisa bertanya tanya dalam hati. Yang merasa itu mengusik hatinya.
Sudahlah memanfaatkan kebaikan Amar eh lama lama kok ga tau diri ga sadar diri juga ya
Kaya dah putus urat malunya si Mia
Semoga Ade sukses ya kuliah di LN
Bila sewaktu sewaktu ditinggal orang terkasih / pasangan, dunianya tak runtuh seketika
Apakah Amar dengar percakapan Lisa yang mau kuliah di Australia, terus mulai gamang pikirannya, otaknya terusik?
Pulang pulang dah sukses
Biarin aja Amar ngrasa kehilangan kamu
Mending fokus belajar raih cita cita, asah skill
Nikmati masa muda tuk hal hal berguna
Edan tenan, berbuat dosanya sama Hans, kok menjerat Amar tuk tanggung jawab
Siap siap jadi bom waktu
Terimakasihh🥰🥰
Bisa gegeran ujung ujungnya
Terlalu baik apa terlalu naif Amar?
Gimana nanti reaksi ayah bundanya juga Amar