Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Tama - Maryam - Reza
Maryam telah siap dengan Baju yang akan dia kenakan untuk acara tasyakuran. Mengenakan Baju berwarna Lemon yang di padu padankan dengan Jilbab Pasmina dan cadar dengan warna senada.
Maryam terlihat Anggun malam itu, Pasalnya pakaian yang dia kenakan sangat berbeda dengan yang biasanya Maryam kenakan. Meski tidak menampakkan kemewahan namun Maryam terlihat lebih cantik.
Beberapa tamu undangan pun telah hadir, Juga anak yatim yang di Undang pun baru saja sampai, setelah sebelumnya di jemput oleh Pak darman.
Pak darman memang seorang mandor dan Sopir pabrik, Namun beliau akan selalu siap siaga setiap Abi Hanif Membutuhkannya.
Ditengah ramainya suasana Rumah saat itu, Maryam masih duduk di depan meja rias untuk bersiap. Maryam sedikit memoles wajahnya agar terlihat lebih segar, Hal ini dia lakukan untuk Menyambut Kedatangan Reza.
Meskipun Maryam sendiri tidak yakin Reza akan datang dalam acara tasyakuran.
Disela-sela kegiatan yang Maryam lakukan, Sejenak Maryam merenung dan mengingat beberapa pelajaran saat di pesantren, mengenai hukum bersolek bagi wanita muslimah.
Dalam HR Muslim disebutkan, "Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan." Dalam hadis ini sudah jelas bahwa Allah menyukai umatnya yang mampu menjaga diri, terutama dalam hal kebersihan dan mempercantik diri. Termasuk untuk Muslimah nya, apalagi jika ditujukan untuk ibadah.
Ayat lain yang menegaskan bahwa Allah SWT tidak melarang umatnya berhias disebutkan dalam surah al- A'raf ayat 32.
Dalam surah tersebut Allah berfirman, "Katakanlah: 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan- Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?' Katakanlah: 'Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat'. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui."
Penggunaan riasan ini diizinkan, asal tidak berlebihan, terutama di bagian-bagian tubuh tertentu. Larang an ini disebut tabarruj yang berarti se suatu yang terang dan tampak.
Imam asy-Syaukani dalam karyanya, Fathul Qadiir, berkata, "At-tabarruj adalah dengan seorang wanita menampakkan sebagian dari perhiasan dan kecantikannya yang (seharusnya) wajib untuk ditutupinya, yang mana dapat meman cing syahwat (hasrat) laki-laki."
Hal lain yang perlu diperhatikan ketika berhias adalah masalah aurat. Perlu dipahami mana anggota tubuh yang masuk dalam kategori aurat dan mana yang bukan.
Wanita secara umum adalah aurat, hal ini ditegaskan dalam HR Tirmidzi yang menyebutkan, "Wanita itu aurat, apabila ia keluar (dari rumahnya) setan senantiasa mengintainya."
Setelah menyelesaikan segala ritualnya, Maryam bergegas keluar dari kamar, untuk menyambut para tamu yang telah hadir.
Maryam menyapa beberapa saudara yang hadir dan Anak yatim serta para pekerja pabrik yang sudah lebih dulu ada di sana.
"Assalamualaikum" Ucap seseorang yang baru saja tiba
Seketika Maryam menyempitkan matanya, memastikan siapa yang datang, Maryam begitu terkejut ketika mendapati Tama Datang saat itu.
Bagaimana Maryam tidak kaget, pasalnya Maryam tidak mengundangnya untuk datang
"Waalaikumsalam" Jawab Abi Hanif dan Ummi Maya dari arah belakang menyambut kedatangan dokter Tama.
"Mari dok silahkan masuk" Ucap Abi Hanif kemudian.
"Terima kasih Abi " Ucap Tama
Maryam yang masih terkejut dengan kedatangan Tama hanya mematung tanpa mengatakan apapun. Bahkan menjawab salam dari Tama pun tidak sempat dia lakukan.
Bahkan Maryam sangat terkejut, dengan panggilan Abi yang di ucapkan Tama kepada Abi Hanif "Sejak kapan ?" Batin Maryam
"Maryam!" sapa Dokter Tama yang mendapati Maryam dengan pandangan mata kosong.
"Oh. iya dok! Maaf silahkan duduk Dok" Ucap Maryam terbata-bata
Flashback On
"Assalamualaikum... Selamat Pagi Bu Maya" Ucap dokter Tama seraya masuk kedalam ruang perawatan.
"Waalaikumsalam dok, silahkan" Jawab Ummi Maya dan Abi Hanif kompak.
"Saya periksa dulu ya Bu" Ucap Tama
"Silahkan Dok" Jawab Ummi Maya
"Alhamdulillah Hari ini sudah bisa Kembali ke rumah, Jaga kesehatan Ibu dengan baik, dan jangan lupa kontrol untuk Minggu depan Bu" Ucap dokter Tama memberikan penjelasan.
Dua orang suster yang datang bersamaan dengan dokter Tama, bergegas melepas selang infus dari punggung tangan ummi Maya.
"Alhamdulillah terima kasih dok, kesembuhan datang dari Allah SWT, Namun dokter Tama merupakan perantara semua ini, Saya ucapkan terima kasih dok" Ucap Abi Hanif sopan. Dibalas senyuman oleh Dokter Tama
"Ohya pak Hanif Pagi tadi saya bertemu Maryam, sepertinya dia banyak sekali berbelanja hari ini" Ucap Dokter Tama
"Ohh iya dok kebetulan malam nanti kami akan mengadakan acara syukuran kecil-kecilan" Jawab Abi Hanif
"Kami juga bermaksud untuk mengundang dokter Tama, apabila dokter berkenan hadir Kami akan sangat senang" Tukas Abi Hanif kemudian.
"Tentu saja, InshaAllah saya pasti hadir" Jawab tama dengan semangat.
"Terima kasih dokter " Jawab Abi Hanif sopan.
Setelah menyelesaikan tugasnya Dokter tama bergegas meninggalkan ruangan.
Namun belum sempat Tama melangkah keluar "Maaf Pak Hanif !" Ucap Tama sedikit ragu.
"Iya dok, ada lagi yang perlu dokter sampaikan ?" Tanya Abi Hanif kemudian
"Tidak, hanya saja bolehkan saya memanggil Pak Hanif dan Bu Maya seperti Maryam memanggil anda ?" Ucap Tama sopan.
Abi Hanif dan Ummi Maya saling melemparkan pandangan, karena tidak mengerti maksut dari permintaan dokter Tama
"Maksut saya Abi dan Ummi" Ucap Tama kemudian
"Ohh... Iya, Tidak masalah dok, Dengan senang hati " Ucap Abi Hanif di iringi senyum oleh Ummi Maya
Meski sedikit bingung dengan hal itu, namun diantara ummi Maya maupun Abi Hanif tidak mempermasalahkannya. Dan tidak ingin mengambil pusing, Toh itu hanya sebuah panggilan. Selama itu sopan tidak masalah bagi keduanya.
Flashback Off
Tidak berselang lama dari kedatangan Dokter Tama terdengar suara Salam dari arah pintu.
Maryam menyadari suara itu merupakan suara yang sering dia dengar dan terasa familiar di telinganya
"Kakek Amar" Gumam Maryam
"Waalaikumsalam kakak" Ucap Maryam kemudian
Kakek Amar saat itu datang bersama dengan Nenek Halimah dan juga Reza turut serta.
Bergegas Maryam menghambur untuk menyalami kakek Amar dan Nenek Halimah dengan takzim
Tidak lupa Maryam meraih tangan Reza dengan kedua tangannya , lalu mencium punggung tangan Reza dengan takzim
Setelahnya Maryam melepaskan tangan Reza, namun sebelum itu terjadi, segera Reza menarik tangan Maryam dan mencengkeramnya dengan kuat.
"Apa kau juga mengundangnya ?" Tanya Reza tepat di telinga Maryam
Mendengar hal itu Maryam Seketika menyempitkan dahinya, "Maksut mas Reza?"
Mendapati jawaban Maryam yang seolah bingung Reza hanya melemparkan senyum kecut kearah Maryam.
"Sudahlah" Ucap Reza kemudian
Kakek Amar merasa sedikit terkejut mendapati Tama berada di sana, Pasalnya dia sudah cukup lama tidak lagi bertemu dengan sahabat semasa kecil cucunya tersebut.
"Tama!" Ucap kakek Amar
"Assalamualaikum kek" Jawab Tama
"Benar kamu Tama" kakek Amar mencoba meyakinkan . dan di balas anggukan oleh Tama.
Berbeda dengan Kakek Amar yang merasa terkejut, Tama justru menampakkan ekspresi Biasa saja dengan hal itu, Tidak heran Kakek Amar berada di sana, Sudah pasti dia
akan datang karena Maryam adalah cucu menantunya.
Bersambung
Mohon dukungan untuk author , Jangan Lupa Vote nya yaa
Terima kasih 🥰🙏