10 tahun Anna dan Alam menikah dan mereka tidak pernah bertemu sekalipun, karena Anna harus melanjutkan pendidikan dan pengobatannya di Luar negeri.
Dan disaat Anna kembali, pernikahannya harus disembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DASW BAB 23 - Bisikan Maura
Maura sudah berulang kali mencoba masuk ke ruangan Pricilla, namun selalu gagal karena Tissa dan Danu bergilir jaga.
Gerak-gerik mencurigakan itu tidak lepas dari pengamatan Anton, sedari tadi Anton juga berniat untuk mengunjungi Pricilla dan meminta maaf.
Merasa tidak bisa masuk, akhirnya Maura berniat mencampurkan sedikit obat mual di makanan yang akan diberikan untuk Pricilla. Maura pun menahan langkah para petugas dapur VIP yang mulai berkeliling.
"Tunggu dulu, kalian berdua kembali ke dapur dan ambilkan aku 1 set makanan untuk ruang VIP nomor 001, baru saja pasien di ruang itu meminta 2 porsi makanan padaku." ucap Muara.
2 petugas itu pun menurut tanpa menaruh curiga sedikitpun.
Saat kedua petugas itu pergi Maura tersenyum miring, dengan cepat dia mencari kotak makanan atas nama Pricilla.
Namun pergerakan tangannya terhenti saat tiba-tiba Anton mencekal tangan Maura yang sudah menyentuh kotak makan Pricilla.
"Apa yang akan kamu lakukan dokter Muara? kenapa mengambil kotak makan Pricilla?" tanya Anton dengan suaranya yang terdengar berat, tanda amarah.
"Lepas Dok! tanganku sakit!" jawab Maura, Anton terlalu keras mencekal pergelangan tangannya.
"Jangan lakukan tindakan apapun pada pasien ku!" Ancam Anton, dia melepas tangan kiri Muara lalu membuka dengan paksa tangan kanan Maura yang sedang menggenggam sesuatu. Sebuah pil kecil Anton dapatkan.
"Dokter Anton jangan!" cegah Maura, namun usahanya sia-sia. Obat itu kini sudah berganti tangan.
Anton berlalu dari sana hendak memeriksa obat apa itu, sementara Maura langsung mengejar Anton dan menghentikan langkahnya. meninggalkan begitu saja troli berisi banyak makanan untuk pasien di ruang VIP.
"Dokter Anton stop!" Maura menahan tangan Anton dan Anton langsung menepis.
"Obat apa ini hah?"
"Itu hanya obat mual." balas Maura dengan suaranya yang pelan dan menekan.
"Mencampurkan itu sedikit ke makanan Pricilla tidak akan membahayakan nyawa bocah itu."
"Anda gila dokter Maura, aku akan melaporkan tindakan Anda ini ke anggota dewan!"
"Aku hanya ingin membantu mu Dokter Anton, semua ini demi karier mu. SP 1 itu juga akan jadi menjadi pengganggu penilaian prestasi dokter tahunan. Apa Dokter tidak berpikir sejauh itu?" tekan Maura, membuat Anton terdiam dan kembali sibuk dengan pikirannya sendiri.
Otaknya yang gamang mulai membenarkan ucapan Maura.
"Kita campurkan sedikit saja, tidak sampai membuatnya muntah. Hanya perutnya merasa tidak nyaman. Dokter bisa memberinya obat pereda mual setelah ini." bujuk Maura lagi, sebuah bisikan yang makin mempengaruhi Anton.
Dan melihat Anton yang hanya diam saja, membuat Maura mengukir senyum kecil.
"Percayalah padaku Dok, semuanya akan baik-baik saja."
Dan akhirnya Anton terpengaruh.
Mereka berdua kembali mendatangi troli makanan dan menaruh sedikit obat disana. Anton pergi dan Maura tetap disana hingga akhirnya kedua petugas dari dapur rumah sakit itu kembali datang.
Maura mengambil dua kotak makanan untuk ruang VIP nomor 001 dan mengantarnya sendiri. Sementara yang lain mulai dibagi oleh kedua petugas itu.
Hingga akhirnya kedua petugas itu sampai di ruangan Pricilla. Menyerahkan 1 kotak makan siangnya dan pamit dari sana.
"Bu, aku lapar, aku ingin makan sekarang," ucap Pricilla, sang ibu pun mengangguk dan mulai membuka kotak makan siang itu.
"Maaf Nyonya, biarkan saya mencicipinya sedikit. Dokter Anna meminta ku untuk melakukan itu," ucap Tissa.
Dan ibu Pricilla pun menurutinya.