Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cuek atau benar-benar peduli.
"Terimalah dan jangan diam saja!"bentak Ben.
"Bisakah kau berkata dengan pelan!". Kay memandang tajam ke wajah Ben.
"Tidak bisa Nona Kay!"ejek Ben.
Kay menghela nafas pendek,"Kalau kau kemari hanya untuk membuatku merasa kesal.Sebaiknya kau pergi dari sini.Aku lelah dan ingin segera istirahat".
Kay hendak beranjak dari duduk.
Tapi Ben menghentikan langkahnya.
"Tunggu dulu dan kembalilah duduk"pinta Ben dengan suara pelan dan lembut.
Kay menoleh ke arah Ben dengan tatapan heran sambil membatin,"Apa aku tidak salah dengar?pria sombong ini juga dapat berbicara lembut".
Kemudian kedua pengawal perempuan Kay datang membawa kotak P3K.Lalu Ben meminta mereka keluar.
Lalu Ben meraih tangan Kay dan menariknya pelan,"Duduklah!Aku akan mengobati lukamu!"pinta Ben tegas.
"Tidak perlu!Aku bisa melakukan nya sendiri"elak Kay.
"Ya sudah kalau begitu,obati lukamu sekarang!"bentak Ben.
Kay mendengus kasar,"Baru saja aku terheran dengan sikap lembutnya,sekarang dia kembali lagi menjadi dirinya semula.Ckckck…"batin Kay.
Kay membuka kotak P3K.
Tiba-tiba Ben menyerahkan lagi tote bag ke atas pangkuan Kay.
"Ambil dan buka lah!Kau pasti akan senang melihatnya"kata Ben datar.
"Apa ini?"tanya Kay sambil memegangi tote bag.
Ben terlihat kesal.
"Jangan banyak tanya dan lihat sendiri isinya!"bentak Ben keras.
Kay enggan untuk membukanya tapi Ben terus mendesaknya.Dan Kay memilih tidak untuk berdebat.Lalu dengan perlahan dia membuka tote bag itu sambil melihat isi di dalamnya.
"Coklat?permen?bunga?"ucap Kay kaget sambil melihat ke arah Ben.
Ben memalingkan pandangannya dari wajah Kay dan berpura-pura mengabaikan Kay.
"Jangan salah sangka!Itu bukan pemberianku, tapi itu hadiah dari temanku Zidan yang baru pulang dari luar negeri!."
Ben berbohong pada Kay untuk menutupi kepeduliannya.
"Gadis aneh ini akan besar kepala,jika tahu hadiah ini dariku"gumam Ben di dalam hati.
"Aku tidak mengenal Zidan.Lalu untuk apa dia memberiku hadiah ini?"tanya Kay.
"Aku tidak tahu…sudah terima saja hadiah itu dan jangan banyak tanya!"ucap Ben mulai grogi.
Kay mengembalikan tote bag itu pada Ben,"Aku tidak bisa menerima hadiah dari orang yang tidak kukenal.Lagipula,Aku tidak tahu motif nya memberikan hadiah ini untukku".
Ben mendengus kasar lalu menyerahkan kembali tote bag itu kepada Kay.
"Zidan itu sahabatku,bukan orang asing.Dia memberikan hadiah itu padamu untuk menghiburmu!.Katanya kau pasti tertekan dengan pernikahan ini,siapa tahu kau banyak menangis,karna kehidupanmu akan berubah.Mungkin dengan hadiah manis ini suasana hatimu dapat menjadi lebih baik"Ben mengatakannya sambil tersenyum.
Kay justru menjadi sedih mendengarnya.
Begitu juga dengan Ben yang ikut menghilang senyumnya,saat melihat Kay sedih.
"Kenapa aku tiba-tiba ikut sedih melihat gadis aneh ini murung?"ucap Ben di dalam hati sambil memandangi wajah Kay yang tertunduk lesu.
Ben mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Setelah kita menikah.Aku sudah meminta bangunan rumah di belakang kediaman rumah ini untuk menjadi tempat tinggal kita.Bangunan itu sudah selesai di renovasi dan ditata.Aku berpikir akan lebih baik ,jika kita tinggal tidak menjadi satu dengan kedua orang tuaku.Kita akan jauh lebih bebas,dan kau akan leluasa mengobrol dengan kedua orang tuamu saat mereka datang berkunjung.Begitu pula dengan ku,yang juga dapat bebas menjamu teman-teman ku saat mereka datang.Dan..".
Kay menghentikan perkataan Ben.
"Kau tidak perlu membuatku merasa nyaman tinggal disini.Dan berpura-pura peduli padaku.Aku bisa mengurus hidupku sendiri!".
Ben merasa kesal mendengar ucapan Kay.
"Kau jangan ke GR-an gadis aneh! Aku hanya melakukan tugasku,karna setelah menikah kau menjadi tanggung jawabku.Hanya sebatas itu tidak lebih.Aku hanya bisa memberikanmu kenyamanan materi tapi tidak dengan perasaan ku!".
Kay menatap tajam Ben,"Aku tahu dan jangan ingatkan aku akan hal itu!Lagi pula,aku tidak mengharapkan materi mu…apalagi perasaan mu!Jadi jangan berpikir jika seolah-olah aku ini ingin menguasai hidupmu! Dan satu lagi…aku juga tidak peduli jika kau masih mencintai gadis yang kau lamar itu.Bahkan jika kau memutuskan untuk terus mencintainya.Aku tidak peduli!!".
Ben terdiam dan menatap Kay dengan penuh kejengkelan.
"Bagus jika kau tahu itu.Aku akan mengusahakan,supaya pernikahan kita hanya sementara saja .Jika kau ingin segera meninggalkan pernikahan ini.Aku tidak akan menghalangimu.Seperti yang pernah ku katakan sebelumnya padamu,jika pernikahan kita hanya sebuah kompromi.Maka jika kau ingin cepat bercerai.Aku akan mengabulkanya dengan senang hati.Dan kau tidak perlu takut untuk mengatakannya.Karena aku akan mendukungmu,dan tidak ada yang berani menentang keinginanku".
"Kita bahkan belum menikah tapi kau sudah mengatakan tentang perceraian".Kay beranjak dari duduknya.
Ben melihat ke arah Kay.
"Bukankah sebelumnya aku pernah bertanya padamu.Kenapa kau mau menikah denganku,padahal kau mencintai gadis lain?pernikahan itu suci dan sakral.Bukan main-main! Aku tidak berharap kau akan mencintaiku tapi setidaknya hargai dan hormati pernikahan ini"imbuh Kay sambil mendengus kasar.
Kemudian Bu Warsi datang menghampiri Kay dan mengajaknya untuk mencoba kebaya yang akan dikenakan di pernikahan.
Kay langsung beranjak pergi meninggalkan Ben yang terpaku memandangi kepergiannya.
***
Malam hari di penthouse milik Zidan.
Zidan sedang duduk setengah berbaring di ranjang tempat tidurnya.Saat dia mengangkat tangannya,dia memandangi sapu tangan milik Kay yang masih terikat di tangannya.Tanpa sadar Zidan tersenyum melihatnya.
Sementara itu,Kay yang sudah selesai mencoba kebaya pengantinnya telah berada di kamar yang sudah disiapkan oleh keluarga Hartanto untuknya.
Di dalam kamarnya,Kay merasa gelisah dan tidak bisa tidur dengan nyenyak.Dia begitu gugup memikirkan pernikahannya besok pagi.
Lalu Kay memutuskan untuk turun dari tempat tidurnya dan menuju kamar kedua orang tuanya.Tentu saja kedua pengawal perempuan yang bertugas menjaga Kay melarangnya.
Kay memelas pada kedua pengawalnya.
"Aku mohon izinkan sebentar saja aku menemui kedua orang tua ku".
"Tidak nona.Bu Warsi sudah memerintahkan kami untuk menjaga Nona.Nona Kay harus beristirahat sekarang juga.Jika tidak kami akan mendapatkan masalah.Maafkan kami Nona Kay.."tolak salah satu pengawal perempuan itu dengan pelan.
Kay tertunduk lesu mendengarnya.
"Aku hanya ingin bertemu dengan orang tuaku sebentar saja,karna besok aku akan menikah dan jauh dari mereka.Dan menjalani kehidupan ku seorang diri di rumah yang penuh aturan ini"eluh Kay.
Kedua pengawal perempuan itu kasihan melihat Kay dan akhirnya memberikan izin pada Kay untuk menemui kedua orang tuanya.
"Baiklah nona,kami izinkan tapi hanya sebentar saja.Nona harus cepat kembali kemari jika tidak kami akan mendapatkan masalah"ucap pengawal perempuan satunya.
Kay tersenyum senang mendengarnya dan langsung memeluk kedua pengawal perempuan itu sambil mengucapkan terima kasih.
Kedua pengawal perempuan itu tersenyum melihat ke wajah Kay.
"Nona harus berhati-hati,dan cepat kembali.Kami akan berjaga-jaga disini".
Kay mengangguk mengiyakan lalu buru-buru pergi menuju kamar kedua orang tuanya.
Kedua pengawal perempuan itu memandangi Kay yang mulai menjauh pergi.
"Aku kasihan pada Nona Kay dia masih sangat muda tapi harus menikah".
"Iya,bahkan usianya seumuran adikku.Aku dengar dia setuju menikah dengan Tuan Muda Ben untuk membantu ekonomi keluarganya.Dia gadis yang baik"balas pengawal perempuan pada temannya.
"Pernikahan ini pasti tidak mudah untuknya.Oleh karena itu,kita harus mendukung dan terus membantunya.Nona Kay memperlakukan kita seperti temannya sendiri,dan tidak menganggap kita seperti pelayannya".
"Betul…aku setuju dengan mu"sahut pengawal perempuan satunya.
Kay tiba di depan kamar kedua orang tuanya.Dan melihat pintu kamar tidak dikunci.Kay masuk dengan pelan.
Ternyata Ayah dan Ibunya juga belum tidur. Mereka tengah berbicara tentang pernikahannya.
Kay mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya tanpa sepengetahuan Ayah dan Ibunya.
"Apa benar yang telah kita lakukan dengan meminta Kay untuk menikah dengan Tuan Muda Ben"kata Ayah Kay.
"Kenapa ayah berkata seperti itu?bukankah Kay juga setuju menikah dengan Ben.Kita tidak memaksanya,tapi ini pilihannya sendiri"sahut Ibunya Kay.
"Entah kenapa hati Ayah tidak merasa tenang dan nyaman karena keputusan ini.Tapi bagaimana caranya untuk membatalkan pernikahan ini.Kedua belah pihak sudah setuju dan semua sudah diatur oleh keluarga Pak Tri"imbuh Ayah Kay.
"Sudahlah Ayah.Itu hanya perasaanmu.Kay akan bahagia disini.Lihatlah dia bahkan tidak datang mencari kita untuk mengucapkan selamat malam.Itu artinya dia sudah nyaman tinggal disini.Mungkin saat ini dia sudah tidur pulas.Jadi lebih baik sekarang kita juga tidur,supaya besok kita bisa bangun lebih awal untuk menemui Kay".Ibunya Kay merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Ayah Kay menghela nafas dalam,"Bagaimana gadis yang tidak dewasa seperti Kay bisa menikah?"keluhnya.
"Jangan lupa tutup pintunya, Ayah!"pekik ibu Kay.
Mendengar ucapan ibunya.Kay bergegas keluar dari kamar kedua orang tuanya pelan-pelan dan kembali menuju kamarnya.
***
Di tempat lain,Dea sedang menikmati malam di beranda kamar hotel tempat ia menginap.
Tiba-tiba telepon di kamarnya berdering.
Dea beranjak dari duduknya lalu mengangkat telepon.
Rupanya telepon itu dari mentor modelnya,yang memberitahukan pada Dea jika ruang latihan catwalk nya sudah siap.
"Dea…jika kau tidak lelah.Kau bisa turun untuk melihat ruang latihan yang sudah disiapkan.Tapi jika kau merasa lelah…istirahat saja dan tidak usah turun"ucap mentor modelnya dari balik telepon.
"Aku tidak lelah.Aku akan turun untuk melihatnya dan berlatih catwalk"sahut Dea bersemangat.
Dea langsung membenahi riasan wajahnya dan bersiap-siap untuk turun.
Lalu dia mengambil tasnya,dan menemukan ponselnya di samping tas.
Dea memegangi ponselnya yang rusak karena terjatuh saat di bandara.
"Handphone ku benar-benar tidak menyala lagi".Dea membolak-balik posisi ponsel dan menatap layarnya.
"Sepertinya sudah rusak.Aku harus membeli handphone yang baru lagi besok!"ucap Dea sambil membuang ponselnya itu ke tempat sampah.
Sementara itu di kamar Ben.
Ben sedang duduk di sofa bed sambil memandangi ke luar jendela terlihat mencoba menghubungi seseorang.
Wajah nya terlihat kesal,karena ponsel seseorang yang sedang ia hubungi
tidak aktif.
"Kenapa handphone Dea tidak aktif?"ucap Ben kesal dan mencoba menghubungi Dea lagi.
Kemudian Ben memutuskan keluar dari kamarnya untuk menenangkan suasana hatinya yang gelisah.
"Tuan muda belum tidur?"tanya asisten pribadinya.
"Aku belum mengantuk.Pak Slamet tidur saja.Aku ingin menghirup udara segar"jawab Ben datar.
"Apakah Tuan muda memerlukan sesuatu?"tanya asistennya lagi.
"Tidak"jawab Ben singkat.
"Apakah Tuan muda perlu saya temani?".
"Tidak.Pak Slamet tidur saja".Ben berlalu pergi dari hadapan asisten pribadinya.
Ben berdiri memandangi langit dari balkon lantai dua.
Wajah Dea memenuhi pikirannya.
Hati Ben terasa berkecamuk dan sesak.
Lalu dia menarik nafas panjang dan dalam sambil memejamkan kedua matanya sebentar.
Tiba-tiba saat ia membuka mata dan menoleh ke bawah,tak sengaja dia melihat Kay sedang duduk termenung sendirian di taman.
"Apa yang gadis aneh itu lakukan malam-malam begini di taman?"ucap Ben penasaran sambil terus memandangi Kay.
Kay yang tidak tahu sedang diamati oleh Ben bersikap tenang sambil tertunduk lesu.
"Entah kenapa aku merasa sesak berada disini.Tapi aku tidak memiliki pilihan lain"eluh Kay sambil menghela nafas pelan.
Kemudian Kay memutuskan untuk segera beranjak dari duduknya dan segera kembali ke kamar.
Tapi saat dia ingin berbalik,Kay menabrak seseorang.
Betapa kagetnya Kay saat melihat orang yang ditabraknya adalah Ben.
"KAU!apa yang kau lakukan disini?"tanya Kay heran.
"Seharusnya aku yang bertanya padamu.Apa yang sedang kau lakukan malam-malam begini disini?"Ben balik bertanya.
"Bukan urusanmu!"jawab Kay sambil berjalan pergi meninggalkan Ben.
Kemudian Ben menarik tangan Kay dan memaksanya duduk.
Kay tidak bisa mengelak.
Ben memegangi tangan Kay dengan kuat agar gadis itu tidak kabur.
"Apa yang ingin kau lakukan?"bentak Kay.
Lalu Ben membuka kotak P3K yang dibawanya dan mengobati luka Kay.
"Mulai saat ini yang menjadi urusanmu adalah urusanku juga.Kau ini memang sengaja ya ?membiarkan tanganmu terus terluka seperti ini?." Ben membersihkan luka pada siku tangan Kay.
"AUW…!"rintih Kay.
Ben tersenyum sinis,"Ternyata kau bisa merasakan sakit juga!".
"Aku ini manusia bukan batu"sahut Kay ketus.
"Oh….aku kira kau gadis jadi-jadian!"ejek Ben sambil tersenyum.
Kay mencoba menarik tangannya,"Lepaskan!aku bisa sendiri mengobatinya!".
Tapi Ben tidak melepaskan tangan Kay dari genggamannya.
"Jangan berisik dan diamlah! Sampai kapan pun,kau tidak akan peduli pada lukamu ini dan akan membiarkannya saja".
"Ini hanya luka kecil,nanti juga akan sembuh sendiri"sahut Kay ketus.
"Justru luka kecil jika dibiarkan akan jadi infeksi dan berbahaya.Apa kau tidak tahu itu?Ku rasa kau kurang banyak makan-makanan bergizi,sehingga otakmu sedikit lemot!Tapi jangan khawatir,setelah kita menikah…akan ku pastikan kau tak akan kekurangan makan bergizi…sehingga kau bisa menjadi pintar"ejek Ben.
Kay kesal mendengar ucapan Ben.
"Kenapa berpura-pura peduli padaku tapi terus menghinaku?sebenarnya apa mau mu?"tanya Kay ketus.
Ben tersenyum sinis.
"Semua ini tidak gratis gadis aneh! Aku tidak ingin orang-orang berpikir,jika aku mengabaikan mu!".
Kay menarik tangannya,"Sudah ku duga.Kau itu serigala berbulu domba!".
Ben menatap tajam mata Kay.
Kay terus mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Ben.
"Bisakah kau diam gadis aneh!"bentak Ben.
"Tidak bisa!".Kay terus menarik tangannya.
Ben menjadi kesal dan menarik tubuh Kay mendekat padanya.Lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Kay.
Kay tersentak kaget.
"Diamlah!jika tidak aku akan menciummu!"ucap Ben.
Kay melotot dengan wajah kesal,lalu memalingkan wajahnya.Kemudian Ben melanjutkan membalut luka di tangan Kay hingga selesai.
Ben tersenyum melihat luka di tangan Kay sudah dibalut.
Kay menoleh dan tak sengaja matanya bertatapan dengan mata Ben.
"Terima kasih"ucap Kay pelan.
Ben tersenyum sambil menggoda Kay,"Hanya terima kasih saja".
"Maksudmu apa pria aneh?"bentak Kay.
Ben mendekatkan lagi wajahnya ke wajah Kay sambil tersenyum kecil untuk menggoda Kay.
"Bukankah tadi aku bilang tidak gratis".
Kay mendorong tubuh Ben menjauh darinya.
"Aku tidak memintaku mengobati lukaku.Kau sendiri yang memaksanya". Kay berpikir sejenak sambil melihat tajam ke arah Ben.
"Tapi ya sudahlah,aku tidak ingin berdebat denganmu.Katakan saja,apa imbalan yang harus kuberikan padamu karena sudah mengobati tanganku"tanya Kay tegas.
Ben memandangi wajah Kay dan mendekatkan wajahnya,sambil menudingkan jari telunjuknya ke arah pipi.
"Bagaimana kalau sebuah ciuman di pipi?"kata Ben.
Kay tersenyum kecil sambil membatin di dalam hatinya,"Aku sudah menduganya kalau dia tidak tulus.Dasar pria kurang ajar!Aku akan memberimu pelajaran".
"Baiklah….tidak masalah"ucap Kay sambil tersenyum.
Ben justru kaget dan gugup mendengarnya.
"Benarkah?kau mau melakukannya?"tanya Ben.
"Tentu!"jawab Kay tersenyum sambil mendekati Ben.
Ben menjadi salah tingkah dan tegang.
"Apa kau benar-benar akan melakukannya?".
"Tentu,bukankah itu permintaanmu"jawab Kay sambil tersenyum.
Ben menunjukkan sikap tenang.
"Baiklah…lakukan sekarang.Aku kira kau gadis yang polos!Tapi kau tidak senatural yang aku pikirkan"ucap Ben sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Kay.
Kay tersenyum kecil dan mendekatkan bibirnya ke arah pipi Ben.
Ben tiba-tiba menjadi gugup saat Kay begitu dekat dengannya.
Tiba-tiba terdengar suara PRAKk!
Kay mendaratkan tangannya di pipi Ben lalu segera pergi menjauh.
"Itu imbalannya dariku.Hahaha…Hahaha…"pekik Kay kegirangan.
"Awas kau ya!"Ben menudingkan telunjuknya ke arah Kay sambil memegangi pipinya yang terasa sakit.
"Gadis itu menipuku!"ucap Ben kesal sambil tersenyum kecil.
"Tapi dia bukan gadis murahan.Aku kira dia akan benar-benar menciumku.Ternyata dugaanku salah"imbuhnya pelan.
Dari atas balkon tempat Ben semula berdiri.Asisten pribadinya tersenyum memandangi kelakuan Kay dan Ben.
"Mereka sepertinya akan menjadi pasangan yang saling melengkapi"ucap asisten pribadinya Ben.