Warning bijak membaca!!!
Rangga adalah seorang pemuda yang gemar membuat syair, hingga pada suatu malam dia bermimpi dikejar oleh seseorang kakek misterius yang mengaku sebagai titisan pendekar syair berdarah, sejak itu semua syair yang tercantum menjadi sebuah mantra sakti. dilarang keras untuk mempelajari atau menghafalkan syair yang ada di novel ini, karena semua hanya imaginasi author saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hafit oye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harusnya Bahagia
Byurrrr..
Setelah berkata seperti itu, sosok yang berpakaian ala ninja lalu mengambil sebuah ember berisi air hujan dan menyiramnya ke tubuh Shopia.
Shopia dengan perlahan membuka matanya dan tersadar, Shopia terkejut dengan keadaan tubuhnya yang terikat cukup kencang.
" Aku dimana? Siapa kamu! Kenapa kamu menculik ku? apa kamu pernah berurusan dengan ku? " Tanya Shopia ada sosok yang berpakaian ninja. Postur tubuh seorang wanita.
" Hahaha, selamat datang tante.. hahaha. " Tawa itu cukup kencang, tentunya Shopia mengenali suara itu.
" Kamu? " tatapan Shopia mengarah tajam.
" Rupanya Tante hafal dengan suaraku.. Hahaha. " Perlahan sosok yang berpakaian ninja itu menghampiri lebih dekat lagi, seraya membuka penutup wajahnya.
" Aku tidak menyangka Liana, kamu perempuan keji. Untung saja anakku Rangga tidak jadi menikah dengan mu. " Tatap Shopia mengarah pada wanita itu dengan sorot kebencian, yang ternyata wanita itu adalah Berliana.
Plak!
Tanpa diketahui oleh Shopia tangan Berliana menampar pipinya dengan sangat cepat.
Aw..
Shopia mengelus pipinya yang terasa panas akibat tamparan itu, matanya semakin menyorot dengan kebencian yang mendalam.
" Aku akan membuat hidup Rangga menderita, pastinya Rangga sekarang ini lagi merasa sangat panik, karena tidak berhasil menemukan tante. " Berliana menyipitkan matanya, mata Shopia dengan sorot mata dendam.
" Apa salah Rangga padamu! " Suara serak Shopia mengalun keras. Seperti ingin berbicara lantang tapi tenggorokan sangat kering.
" Cuih.. " Berlian meludah ke wajah Shopia.
" Rangga sudah membuat aku malu! Rangga sudah kasar sama aku! Rangga harus menderita! " Suara berlian terdengar keras. Seperti sedang menghardik, akal dan pikirannya sudah tertutup.
" Bukannya kamu yang berselingkuh Liana! "
Plakk!
Satu tamparan keras mendarat kembali diwajah Shopia.
aahhh!!
Kali ini Shopia menjerit kesakitan. Darah segar perlahan mengalir disudut bibirnya. Tidak ada ucapan lagi dari Berliana setelah itu, membalikkan badannya dan melangkah.
" Hey wanita tidak tahu diri! Aku pastikan Rangga akan membunuhmu. Aku tidak menjamin Rangga akan mengampuni mu. " Ucap Shopia
" Persetan! Tidur lah tante, besok kita harus pergi dari tempat ini. Aku akan membuat Rangga tidak tenang hidupnya. " setelah mengucapkan itu, Berliana melesat dengan sangat cepat, lalu menghilang diantara lampu lampu gedung gedung yang tinggi.
" Rangga, ini mamah nak, cepat tolong mamah.. mamah takut Rangga. " Ucap Shopia dengan nada lirih. kemudian tertunduk lesu.
Ini adalah hari bahagia anaknya, tapi Shopia dapat merasakan Rangga sedang mencemaskan dirinya.
Sementara itu.
Kakek dimana kamu! Aku minta petunjuk mu kek! " Rangga berteriak diatas ketinggian sebuah gedung, gedung itu seperti terlihat paling tinggi diantara gedung gedung lainnya.
Namun suara kakek misterius lagi lagi tidak terdengar. Hanya suara sedikit bising dari kendaraan dibawah sana yang sudah terlihat lengang.
" Mah, mamah dimana mah? Aku janji tidak akan mengampuni siapa pun yang sudah menculik mamah. " ucap Rangga kembali dengan nada lirih.
Sepertinya aku harus kembali kerumah, aku sudah melewati hampir 3/4 ibu kota, tidak ada tanda tanda mamah terlihat. Aku harus mengonsentrasikan pikiran ku, supaya aku bisa mendapat petunjuk.
Lalu Rangga pun melesat dengan cepat, hanya hitungan 2 detik saja Rangga sudah berada dihalaman panthouse milik orang tau Wilona. begitu melihat Rangga Wilona langsung menghampiri Rangga dan memeluknya.
" Bagaimana Rangga mamah kamu, apa kamu kehilangan jejak? hik hik. " setelah berkata seperti itu, Wilona pun tidak kuasa menahan tangisnya yang memang sedari tadi ingin dikeluarkan.
" Aku perlu menenangkan pikiranku Wilona. " Rangga berkata dengan parau.
Terlihat ayah Rangga menghampiri.
" Beristirahat lah dulu Rangga, papah yakin mamah kamu akan baik baik saja. " Ucapnya setelah itu menepuk pundak Rangga pelan, ada terdengar nafas yang berat di perlahan dihembuskan kembali.
" Aku tinggal dulu ya pah. "
Tanpa menunggu respon dari ayahnya, Rangga berjalan dengan lengan yang masih digandeng oleh Wilona, memasuki panthouse.
Kakek misterius itu benar, hidupku akan mengarungi banyak cobaan. ucap batin. Sesekali menoleh kearah Wilona, sekilas Wilona melempar senyum. Ada ketenangan saat melihat senyuman gadis itu.