Di alam semesta yang dikendalikan oleh Sistem Takdir Universal, setiap kehidupan, keputusan, dan perjalanan antar galaksi diatur oleh kode takdir yang mutlak. Namun, segalanya berubah ketika Arkhzentra, seorang penjelajah dari koloni kecil Caelum, menemukan Penulis Takdir, alat kuno yang memberinya kekuatan untuk membaca dan memanipulasi sistem tersebut.
Kini, ia menjadi target Kekaisaran Teknologi Timur, yang ingin menggunakannya untuk memperkuat dominasi mereka, dan Aliansi Bintang Barat, yang percaya bahwa ia adalah kunci untuk menghancurkan tirani sistem. Tapi ancaman terbesar bukanlah dua kekuatan ini, melainkan kesadaran buatan Takdir Kode itu sendiri, yang memiliki rencana gelap untuk menghancurkan kehidupan organik demi kesempurnaan algoritmik.i
Arkhzentra harus melintasi galaksi, bertarung melawan musuh yang tak terhitung, dan menghadapi dilema besar: menghancurkan sistem yang menjaga keseimb
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Topannov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Konspirasi Kekaisaran
Setelah Kekaisaran mundur, Arkhzentra dan timnya menyadari bahwa perlawanan mereka hanyalah bagian kecil dari permainan besar. Informasi yang ditemukan di lokasi inti energi mengungkap bahwa Kekaisaran telah lama bersekutu dengan kelompok rahasia di Bumi untuk mengakses teknologi Eryndthari, membentuk konspirasi yang telah memengaruhi sejarah umat manusia selama ribuan tahun.
---
Crrkkk… crrkkk…
Debu dan puing-puing masih beterbangan di ruangan besar itu. Arkhzentra berdiri di tengah reruntuhan, mengatur napasnya yang terengah-engah. Lyrientha sedang memeriksa inti energi yang kini stabil, sementara Rhaegenth dengan gelisah menjaga pintu masuk untuk memastikan tidak ada serangan mendadak lagi.
“Aku tidak percaya mereka mundur begitu saja,” kata Rhaegenth sambil mengamati lorong gelap yang menuju ke atas. “Orionthar bukan tipe yang mudah menyerah.”
“Dia tidak menyerah,” jawab Arkhzentra, menatap Penulis Takdir di tangannya. “Dia hanya menunggu kesempatan lain.”
Lyrientha mendekat dengan ekspresi serius. “Aku menemukan sesuatu di sini. Inti energi ini menyimpan lebih dari sekadar koneksi ke Takdir Kode.”
Arkhzentra mengangkat alis. “Apa maksudmu?”
“Lihat ini.” Lyrientha memproyeksikan hologram dari perangkat di lengannya. Gambar-gambar yang muncul menunjukkan pola data kompleks yang tampaknya saling terkait. Namun, di sudut layar, ada simbol-simbol yang terlihat familier—simbol yang pernah mereka lihat di reruntuhan lain.
“Simbol ini,” lanjut Lyrientha sambil menunjuk ke pola melingkar di hologram. “Ini adalah tanda milik organisasi kuno yang pernah disebut-sebut di arsip Aliansi Barat.”
“Organisasi apa?” tanya Rhaegenth, mendekat untuk melihat lebih jelas.
“Para Pelindung,” jawab Lyrientha dengan nada gelap. “Mereka adalah kelompok rahasia yang konon bertanggung jawab melindungi teknologi Eryndthari di Bumi. Tapi informasi ini mengindikasikan sesuatu yang lebih besar. Mereka bukan hanya melindungi teknologi… mereka juga bekerja sama dengan Kekaisaran.”
Duarrr!
Ledakan kecil terdengar dari kejauhan, membuat semua orang menoleh ke arah suara. Namun, setelah beberapa saat, hanya keheningan yang tersisa.
“Apa maksudmu bekerja sama?” tanya Arkhzentra, mengabaikan ledakan tersebut.
Lyrientha menarik napas dalam-dalam. “Para Pelindung telah membantu Kekaisaran mengakses teknologi kuno ini selama berabad-abad. Sebagian besar perang yang terjadi di Bumi—perang dunia, konflik regional, bahkan kebangkitan teknologi modern—semuanya dipengaruhi oleh intervensi Kekaisaran melalui kelompok ini.”
“Jadi mereka sudah ada sejak lama?” tanya Rhaegenth, wajahnya penuh keterkejutan.
“Bukan hanya lama,” jawab Lyrientha. “Mereka telah mengatur jalannya sejarah. Kekaisaran menggunakan mereka untuk memastikan bahwa peradaban di Bumi berkembang sesuai kebutuhan Takdir Kode. Semuanya dirancang untuk menjaga keseimbangan sistem ini, sampai akhirnya mereka bisa mengambil alih sepenuhnya.”
Arkhzentra mengepalkan tangan, matanya menyipit. “Dan sekarang mereka sudah hampir berhasil.”
Fwoooom…
Sebuah proyeksi holografis tiba-tiba muncul dari inti energi, memancarkan cahaya yang memantul di dinding ruangan. Gambar itu menunjukkan peta besar Bumi, dengan tiga titik bercahaya—Piramida Giza, Nazca Lines, dan Stonehenge.
“Ini adalah tiga pusat utama energi di planet ini,” kata Lyrientha, matanya terpaku pada peta. “Kekaisaran sedang mencoba menguasai semuanya untuk mengintegrasikan kembali Bumi sepenuhnya ke Takdir Kode.”
Rhaegenth menghela napas panjang, melangkah mundur sambil menggeleng. “Ini semakin gila. Jadi, seluruh sejarah umat manusia… semua yang kita tahu… itu adalah bagian dari rencana sistem ini?”
“Bukan seluruhnya,” jawab Lyrientha. “Tapi cukup banyak untuk membuat mereka tidak sadar bahwa hidup mereka sudah diatur sejak awal.”
Blammm!
Pintu besar di sisi ruangan tiba-tiba terbuka, mengungkapkan beberapa anggota kelompok berjubah yang sebelumnya membantu mereka. Pemimpin mereka, pria tua dengan wajah keriput, melangkah masuk dengan tergesa-gesa.
“Kekaisaran sedang menyiapkan serangan besar,” katanya dengan nada mendesak. “Kalian tidak bisa tinggal di sini lebih lama.”
“Kami tahu,” jawab Arkhzentra. “Tapi kami perlu tahu satu hal lagi sebelum pergi. Apa hubungan kalian dengan Kekaisaran?”
Pria tua itu terdiam sejenak, lalu menundukkan kepala. “Kami tidak punya pilihan. Para Pelindung didirikan untuk menjaga teknologi ini dari tangan-tangan yang salah, tapi Kekaisaran menemukan kami lebih dulu. Mereka memaksa kami bekerja untuk mereka.”
“Memaksa?” potong Lyrientha tajam. “Atau kalian memilih untuk menyerahkan teknologi ini demi kekuasaan?”
Pria itu mendongak dengan tatapan terluka. “Kalian tidak tahu apa yang kami hadapi. Kekaisaran tidak memberikan pilihan. Kami hanya mencoba menyelamatkan apa yang bisa kami selamatkan.”
Arkhzentra melangkah maju, menatap pria itu dengan mata dingin. “Dan sekarang? Apakah kalian masih di pihak mereka?”
Pria itu menggeleng. “Tidak. Tidak setelah apa yang kami lihat hari ini. Kekaisaran tidak berniat menyelamatkan siapa pun. Mereka ingin menghancurkan Bumi dan mengambil energinya untuk memperkuat Takdir Kode.”
Blasssttt!
Tembakan plasma menghantam dinding dekat mereka, membuat semua orang mundur dengan refleks.
“Mereka kembali!” teriak Rhaegenth, mengangkat senjatanya.
“Cepat!” pria tua itu berteriak. “Ikuti aku. Ada jalan keluar rahasia yang mengarah ke permukaan.”
Arkhzentra melirik ke arah Lyrientha dan Rhaegenth, lalu mengangguk. “Ayo pergi. Kita tidak bisa mati di sini.”
Mereka bergerak cepat melalui lorong-lorong sempit di bawah piramida, dengan tembakan dan ledakan terus menggema di belakang mereka. Saat mereka mendekati jalan keluar, Arkhzentra menyadari bahwa perang ini baru saja dimulai, dan rahasia Kekaisaran jauh lebih dalam dari yang pernah ia bayangkan.