Seorang wanita tengah di landa kenikmatan di atas ranjang, ia menikmati setiap sentuhan suaminya.
Tapi lagi dan lagi, suaminya kembali meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang.
Semua hal itu membuat Rosa kesal dan marah, ia tidak menyangka jika suaminya akan tega melakukan hal itu.
Lalu apa yang akan terjadi pada Rosa? Apa alasan Alan selalu pergi meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSAM : Bab 35
Emma terdiam saat melihat Rosa, wanita itu sama sekali tidak tersenyum saat merawat dirinya. Berbeda dengan Dokter-dokter lain yang selalu bersikap manis kepadanya, hanya karena ia adalah wanita kaya raya.
"Kenapa kau bersikap seperti itu kepada ku?" Tanya Emma kesal.
Rosa terdiam dan melirik ke arah Emma, lalu Rosa memiringkan kepalanya seakan tak paham dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Emma.
"Kenapa kau tidak bersikap manis kepada ku?!" Tanya Emma sekali lagi, memperjelas pertanyaan nya.
"Untuk apa? Anda saja menyebalkan." Jawab Rosa yang masih tidak tersenyum, lagi pula ia sama sekali tidak menginginkan pekerjaan ini.
Emma terdiam dan tersenyum tipis, entah kenapa ekspresi wajah wanita di depannya sangat mengingatkan nya pada seseorang.
Hendrik terdiam saat melihat majikannya tersenyum seperti itu, biasanya Emma akan marah-marah pada setiap Dokter yang menangani dirinya. Meski Dokter itu sudah bersikap baik ataupun manis kepadanya.
"Apa anda sudah makan?" Tanya Rosa memastikan.
Emma tidak menjawab, tapi Hendrik menjelaskan jika Emma belum makan sama sekali.
Rosa meminta Hendrik untuk menyiapkan makanan yang sudah ia tentukan, mendengar hal itu Emma menolak dan tidak ingin makan. Tapi bukan Rosa namanya jika ia menuruti keinginan pasien yang keras kepala seperti ini.
Para pelayan datang dengan makanan yang di minta oleh Rosa, wanita itu kini menatap Emma dengan tatapan dingin. "Apa anda ingin di suapi atau makan sendiri?" Tanya Rosa.
"Apa kau tuli?! Ku bilang aku tidak ingin makan." Ucap Emma dengan tegas.
Rosa membungkuk dan mengambil satu piring dengan beberapa protein dan karbohidrat, Rosa langsung menyuapi Emma dengan lembut.
Kini tatapan mata Rosa sedikit melembut dan wanita itu tersenyum manis, Emma terdiam sejenak. Ia melihat sebuah senyuman yang berbeda dari biasanya, ia selalu melihat para Dokter dan perawat tersenyum dengan senyuman yang terpaksa.
"Ayo makan." Ucap Rosa dengan senyuman hangat.
Emma terdiam, ia menatap kesal dan jengkel ke arah Rosa. Tapi meski begitu Emma langsung memakan makanan yang di berikan oleh Rosa.
Jam mulai menunjukkan pukul 17.00 WIB, Rosa duduk terdiam seraya melihat Emma yang hanya duduk di kursi goyang.
Rosa bisa melihat tatapan kesedihan di mata wanita tua itu, tapi tidak ada sedikitpun niat di benak Rosa untuk mencampuri urusan pria pasien nya.
"Oma.." Terdengar seseorang memanggil Emma, mata Rosa langsung melirik ke arah seorang anak kecil berusia 7 tahunan.
Ia berlari ke arah Emma dan langsung memeluk tubuh wanita tua itu, Emma tersenyum senang melihat kedatangan cucunya.
"Michelle bagaimana sekolah mu, apa lancar?" Tanya Emma dengan senyuman hangat pada cucu perempuannya.
Michelle tersenyum dan menganggukkan kepalanya, mata nya lalu melirik ke seorang wanita asing yang baru ia lihat.
"Oma, siapa dia?" Tanya Michael dengan wajah polos.
"Dia dokter pribadi Oma, dimana ayah mu?" Tanya Emma dengan mata yang melihat ke arah lain.
"Papa lagi di mobil, nanti sebentar lagi di turun." Jawab Michelle yang sesekali melirik ke arah Rosa.
Gadis kecil itu memiringkan kepalanya dengan mata yang terus menatap ke arah Rosa, tapi Rosa hanya diam. Tugasnya hanyalah menjaga kondisi kesehatan Emma, dan untuk hal lain. Itu bukanlah urusannya.
Pintu ruangan terbuka secara perlahan, Emme tersenyum saat melihat putra tunggalnya telah pulang.
"Sayang, bagaimana kabarmu. Mama sangat rindu.." Emma tersenyum dan bangkit dari kursi goyang nya.
Mata Rosa ikut melihat sosok pria yang di maksud oleh Emma, saat melihat pria itu jantung Rosa berdetak dengan kencang.
Deg...
Xavier tersenyum pada Emma dan menghampiri wanita tua itu, ia juga tidak menyadari keberadaan Rosa di rumahnya.
Tapi sesaat kemudian Xavier baru menyadari jika ada orang lain di ruangan itu, saat ia menoleh. Kedua bola matanya membulat sempurna, menunjukkan sedikit keterkejutan. Tapi dengan refleks Xavier tersenyum dan membuat seolah-olah ia sama sekali tidak mengenal Rosa.
"Siapa ini?" Tanya Xavier dengan senyuman di wajahnya.
Rosa paham akan maksud Xavier, dengan senyuman lembut menjawab. "Saya Rosa, Dokter pribadi Nyonya Emma." Jawab Rosa dengan senyuman di wajahnya.