Ajeng harus pergi dari desa untuk menyembuhkan hatinya yang terluka, sebab calon suaminya harus menikahi sang sepupu karena Elis sudah hamil duluan.
Bibiknya memberi pekerjaan untuk menjadi pengasuh seorang bocah 6 tahun dari keluarga kaya raya di Jakarta.
Ajeng iya iya saja, tidak tahu jika dia adalah pengasuh ke 100 dari bocah licik itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Misi Baru Lagi
Belum sempat Reza mengambil tindakan apapun, tiba-tiba terdengar suara sang anak datang menghampiri.
Sean dan Ryan memutuskan untuk menyusul saja, jika di sini tidak bisa menemukan pengganti Malvin maka mereka akan langsung pulang.
"Bagaimana Pa? ada tidak katak nya?" tanya Sean dengan raut wajah penuh harap, karena saat ini dia sedang bersandiwara jadi orang yang paling teraniaya sebab kehilangan sang sahabat, Malvin.
"Ada Sen, tapi masih dalam bentuk berudu, banyak sekali, nanti kita pelihara di rumah." Ajeng yang menjawab dengan antusias.
Dan jawaban sang pengasuh tersebut seketika membuat bibir Sean tersenyum lebar, kehilangan Malvin ternyata membuat dia dapat durian runtuh. Mendapatkan pengganti dalam jumlah yang banyak.
"Mana mbak?" sahut Sean tak kalah antusias, dia bahkan langsung berlari mendekati mbak Ajeng-nya dan melongok ke arah selokan di sana.
Kedua mata Sean berbinar, dia benar-benar menginginkan berudu berudu itu.
"Mau!!" ucap Sean dengan riangnya.
Ryan mendekat dan juga melihatnya secara langsung. dia lalu melirik sang kakak yang hanya diam saja, tidak mungkin juga dia membiarkan Ajeng masuk ke dalam sana untuk mengambil berudu itu. Jadi Ryan berinisiatif untuk dia saja yang mengambilnya.
"Pakai botol minum ini saja ya? Om akan turun untuk mengambil berudu itu."
"Tidak, biar aku saja yang ambil," putus Reza, bahkan kalimatnya seperti memotong ucapan Ryan barusan.
Melihat raut wajah ceria sang anak, membuat Reza jadi tak ingin mengecewakan Sean. Jelas Sean menginginkan dia yang mencari pengganti Malvin.
Bagaimanapun memang dialah yang telah menghilangkan katak tersebut, jadi sekarang Reza akan menunjukkan pada sang anak apa itu tanggung jawab.
Reza kemudian mengambil botol air mineral di tangan Ryan, Dia lantas turun ke dalam selokan itu dan mulai mengambil berudu yang ada di sana.
Ajeng sedikit tercengang, baru sadar jika beberapa saat lalu dia pun memerintahkan papa Reza untuk mengambil katak itu. Kini dia baru sadar jika dia telah salah. Papa Reza jelas tidak pernah melakukan ini sebelumnya, harusnya dia lah yang turun tangan.
Dan sekarang melihat secara langsung Papa Reza yang mengambil berudu itu Ajeng jadi malah merasa bersalah sendiri.
Kasihan.
Maafkan aku Pa, lirih Ajeng, namun lagi-lagi hanya berani dia ucapkan di dalam hati.
Lain kali aku harus berhati-hati, lain kali aku harus bertindak sendiri tanpa mengandalkan orang lain. Batin Ajeng.
Sementara Sean yang melihat ayahnya turun langsung untuk mengambil berudu itu pun seketika terenyuh hatinya.
Dia seperti sudah jadi keluarga pada umumnya, dimana seorang anak menghabiskan banyak waktu bersama dengan sang ayah. Bermain, menangis dan tertawa.
Papa sudah berubah, lalu bagaimana dengan Mama? batin Sean.
Namun sadar jika mama Mona memang tidak pernah menginginkan dia sejak awal, Sean jadi menatap sang pengasuh, mbak Ajeng-nya.
Ya, Sean tidak butuh Mama bernama Mama Monalisa. Dia hanya butuh Ajeng untuk jadi mamanya.
Menyadari itu Sean pun tersenyum lebar.
Jadi punya misi yang baru lagi, yaitu menjadikan Mbak Ajeng sebagai mamanya yang baru.
Ye!! di dalam hatinya Sean bahkan sampai bersorak riang.
Dan bocah itu makin tersenyum lebar saat melihat sang ayah berhasil mengambil banyak berudu di dalam botol.
"Tangan papa kotor, mbak Ajeng akan menemani papa cuci tangan di toilet!" ucap Sean menggebu-gebu, lalu tangan kecilnya menunjuk toilet umum di ujung sana. Di dekat pos satpam penjaga taman ini.