Dewa Pujangga
Krosak!! Krosak!!
Suara gemericik pepohonan kecil dan daun kering ditengah hutan terkena oleh tubuh dan kaki Rangga yang berlari cukup kencang ditengah hutan. Suasana gelap tidak dihiraukan olehnya. Ia sendiri tak tahu kenapa dia tiba tiba saja sudah berada di tengah hutan yang cukup lebat itu dan suara kakek misterius itu terus mengikutinya
" Hahahha, mau kemana kamu anak muda..!! Aku bukan berniat mencelakai mu anak muda. " Suara dari kakek tua yang tidak terlihat wujudnya terdengar kembali, seperti menggema dengan berpindah pindah tempat, Rangga semakin terlihat panik dan terus berlari sekencang kencangnya.
" Cakra alam dekap tanpa gelabah dan gundah menggenggam daksa, beku dan kaku, bersama pekat malam, titisan ku titisan syair berdarah."
Seiring kidung syair itu terucap dari suara kakek misterius yang belum juga menampakkan wujudnya, seketika itu juga tubuh Rangga seperti kaku tidak bisa bergerak. Kaku seperti patung.
" Jangan takut anak muda, aku tidak akan menyakiti dirimu, aku akan selalu mendampingi mu kemana pun pergi, dimana pun kamu berada, Hahahaha." suara itu seperti mempunyai kekuatan yang dahsyat, menggaung merebak kesunyian.
" Siapa..!!! Apa kamu sejenis siluman atau dedemit? " Tubuh tanpa bisa bergerak itu hanya mampu bersuara, bahkan suara itu cukup terdengar keras, karena terdorong oleh rasa panik.
" Hahahaha... " Kakek itu tertawa kembali.
Suara tertawa itu seperti hilang menjauh, tiba tiba saja sebias cahaya yang datang dari kegelapan melesat masuk ke tubuh Rangga. Sejurus dengan itu...
" Arrgghhh...!!! "
Rangga terbangun dari tidurnya, dengan nafas yang terengah engah, ada banyak peluh yang menempel di dahi dan tubuhnya.
" Astaga! ternyata aku hanya mimpi.. " Rangga mengusap sedikit peluh yang membasahi dahinya.
" Tapi kenapa rasanya seperti nyata? " Rangga bergumam setelah beberapa detik terbangun, dengan perlahan dia bangkit kemudian duduk disisi tempat tidur.
" Pertanda apa ini? hah!! " Belum usai dengan segala keanehan yang tercipta dalam mimpinya malam ini, Rangga dikejutkan dengan sesuatu hal.
" Kenapa tubuhku terasa ringan sekali? " Rangga terheran dengan apa yang terjadi pada tubuhnya.
" Siapa sebenarnya kakek itu? " Dalam keadaan masih terduduk ditepi tempat tidur, Lalu Rangga meraih gelas dimeja kecil disisi tempat tidurnya, meneguk air sampai tersisa sedikit saja di gelas itu.
" Ga... !!Rangga... !! kenapa kamu teriak teriak sayang? " Suara seorang wanita dibalik pintu terdengar sedikit panik, tidak lama pintu itu kamar Rangga terbuka.
" Kamu kenapa? " Wanita itu langsung memburu Rangga, terlihat dari raut wajahnya penuh kecemasan, Rangga masih terduduk di sisi tempat tidurnya. Setelah wanita itu duduk disamping tempat tidur, lalu mengusap lembut rambut Rangga.
" Aku tidak apa apa mah, tadi Rangga hanya mimpi buruk. " Jawab Rangga, ternyata wanita itu adalah ibu dari Rangga.
" Mah, aku bukan anak kecil lagi, aku sudah gede mah, aku ini laki laki pasti bisa menjaga diri. " Ucap Rangga kembali. Kadang suka merasa sedikit risih, ibunya selalu memperlakukannya seperti anak kecil.
" Kamu anak satu satunya mamah, mamah cuma khawatir kalau kamu kenapa kenapa? " Rangga masih terdiam, pikirannya masih mengarah ke mimpinya tadi. Ibu Rangga itu bernama Shopia. ayah Rangga adalah seorang pekerja diluar negri, yaitu di Amerika, posisi jabatan yang dipegang terbilang cukup tinggi, sebagai kepala bagian produksi.
Ini kenapa kertas kertas masih berantakan seperti ini? " Ucap shopia kembali, matanya menjalar kearah kertas yang berserakan di atas meja yang tidak jauh dari tempat tidur Rangga, berada disisi meja kecil dimana tempat menaruh gelas tadi.
" Aku nggak apa apa mah. Lihat kan aku baik baik saja. " Rangga menujukan kedua bisepnya. Dia pun merasa sangat terkejut dengan perubahan kedua bisep di lengannya.
" Sebentar, lengan kamu kenapa jadi berotot seperti ini? " Shopia merasa heran dengan perubahan tubuh Rangga.
Tentunya bukan shopia saja yang merasa heran, Rangga sendiri heran dengan perubahan tubuhnya itu, lalu menyingkap dengan cepat baju tidurnya, ingin memastikan apa otot perutnya juga ikut berubah.
" Hah! " Rangga terkejut setelah melihat otot perutnya yang berubah sixpack, menyerupai roti kasur itu.
" Hah! " Shopia pun ikut terkejut, melihat perubahan tubuh Rangga, karena sedikit banyaknya tahu kondisi tubuh anaknya itu.
" Aku juga heran mah. " Dengan berucap seperti itu, pikirannya kembali ke mimpinya tadi, apa ini ada kaitannya dengan mimpi dirinya dikejar kejar oleh kakek misterius, disamping sebelumnya tubuhnya terasa ringan.
" Kamu nggak lagi mengkonsumsi suplemen kan? " Ucap Shopia dengan sorot mata cemas. karena jika itu benar, mengkonsumsi seperti itu sangat berbahaya.
" Nggak mah, itu tadi aku mi... " Rangga tidak meneruskan ucapannya, ibunya tidak akan percaya dengan cerita yang terdengar mustahil.
" Kenapa Rangga! Kok nggak diterusin ngomongnya? " Pandangan shopia tetap mengarah lekat pada Rangga.
" Tapi aku nggak mengkonsumsi seperti yang mamah bilang tadi, aku juga nggak ngerti mah? " Rangga bingung harus bercerita yang sebenarnya atau dirinya tetap berada dalam kebingungan untuk menjawab.
" Ya sudah, kalau begitu mamah tinggal dulu. Kalau kamu ada apa apa panggil mamah ya. " Ucap shopia, melihat Rangga yang tengah kebingungan untuk menjawab, dia pun memilih untuk meninggalkan kamar Rangga dengan tatapan yang penuh kasih sayang, kemudian dia melangkah keluar kamar Rangga.
" Iya mah. " Terlihat shopia keluar dari kamar Rangga, setelah dia menutup pintu, dengan cepat Rangga berdiri untuk menuju ke kamar mandi, seraya berjalan ke kamar mandi Rangga menanggal kan semua pakaian yang melekat dibadannya. Disamping memang sedikit basah karena keringat.
Dikamar mandi Rangga memperhatikan seluruh tubuhnya, semua ototnya terlihat membentuk, walau tidak terlalu besar, tapi sangat kekar dan keras. Bahkan dibagian inti tubuhnya mengalami perubahan.
" Wajahku juga terasa lebih halus dan bersih. " Rangga mengusap wajahnya didepan cermin, wajah yang memang sudah terlahir tampan, sekarang semakin terlihat sangat tampan. Di padu dengan otot otot ditubuhnya yang keras dan kekar itu.
" Kamu jangan heran anak muda, aku sudah berada dalam tubuhmu, julukan mu sekarang adalah Dewa Pujangga. Semua perubahan ditubuh mu, efek ilmu yang meresap ditubuhmu, yang ku alirkan. Kamu adalah generasi penerusku yang mempunyai bakat membuat syair dan puisi. "
" Kakek!! Apa kakek yang berada di mimpiku tadi? " Rangga melihat keseluruhan ruangan kamar mandi namun tidak mendapatkan wujud kakek misterius itu.
" Benar, bakatmu yang suka membuat syair dan puisi, dari itu aku sangat tertarik padamu, dimana setiap syair yang kamu tulis dan lantunkan bagai mantra sakti yang tidak terkalahkan, pergunakan itu dengan baik dan bijak, ada juga syair yang aku wariskan padamu, kamu tak perlu menghapalkannya, karena semua sudah menyatu dalam tubuhmu. Kamu akan melantukan syair itu secara otomatis sesuai yang kamu kehendaki. " Suara dari kakek misterius yang belum menampakan wujud menggema kembali diseluruh ruangan kamar mandi.
" Apa itu benar kek! Kenapa aku nggak bisa melihat wujudmu kek? " Seraya rangga berucap seluruh matanya terarah keseluruhan ruangan kamar mandi, berharap bisa melihat wujud kakek misterius itu, walau ada rasa takut, tapi itu tak sebanding dengan rasa penasaran dirinya.
" Belum waktunya anak muda, nanti ada saatnya aku menampakan wujudku dihadapan kamu anak muda. Satu lagi setiap syair yang kamu tulis akan membangkitkan birahi siapa saja wanita yang membacanya sesuai keinginanmu tentunya, juga saat kamu melantunkan syair itu pada wanita yang kamu tuju, rasa itu memuncak tak bisa terelakan, kidung syair itu sudah menyerap ditubuh mu, hati hati dalam mempergunakannya anak muda. Hahahaha." Dari gaya bahasa kakek misterius itu, menandakan kalau kakek itu berasal dari jaman kerjaan dulu.
Setelah kakek misterius berucap seperti itu, tidak terdengar lagi suaranya, dia langsung melangkah keluar kamar mandi, menghampiri lemari baju untuk mengenakan pakaian yang baru.
Dia menghampiri meja belajarnya yang terlihat berantakan, setelah merapihkan dia lalu melirik jam dinding.
" Masih jam setengah 2. " Gumamnya.
Lalu dia melangkah menuju tempat tidur, hanya sekejap mata terpejam Rangga sudah tertidur pulas.
Pagi sekitar pukul 9 Dikampus Citra Buana.
Rangga terlihat berlari memasuki koridor kampus, gara gara semalam tertidur pulas, Rangga pagi ini bangun sedikit kesiangan, sedangkan hari ini ada kelas tepat di jam 9 pagi.
Telat tiga menit, bisa masuk nggak ya. Ucap Rangga dalam hati, melirik jam tangannya, setelah berada di depan lift menuju ruang kelas dilantai 5.
Hal yang berbeda dari hari hari sebelumnya adalah sesampainya masuk kedalam kampus, hampir semua mata tertuju kearahnya, tidak itu laki laki maupun perempuan, apa lagi setiap mata perempuan yang melihat Rangga, seperti terpikat olehnya. Rangga tahu akan hal itu. Tapi hal itu tidak dihiraukan olehnya, disamping hari ini dirinya sedikit telat masuk kelas.
Rangga terlihat sangat tampan pagi ini, setelah bermimpi semalam, bertemu dengan kakek misterius, dengan model gaya rambut seperti biasa, rambut yang diikat ala kadarnya, sementara dibagian depan rambutnya dibiarkan terurai jatuh sampai dibawah dagunya. layaknya artis artis korea. Mengenakan kemeja putih yang dibagian sisi kanan masuk kedalam celana jeans yang dikenakannya, disisi kirinya dibiarkan keluar, beberapa kancing kemeja bagian atas dibiarkan sedikit terbuka.
Setelah lift terbuka Rangga langsung memencet tombol lantai yang dituju, lalu menekan tombol untuk menutup dengan cepat lift tersebut, sampai lift terbuka dilantai 5, Rangga dengan berlari menuju kelasnya.
Telat 5 menit mudah mudah lagi baik hati dosen killer itu. Rangga berucap dalam hatinya. Setelah didepan pintu kelas rangga langsung masuk.
" Selamat Pagi pak. " Sapa Rangga, dosen yang di anggap paling killer itu langsung menoleh kearah pintu. Tanpa ekspresi datar dan terasa kaku.
" Kenapa kamu terlambat Rangga? " Rangga cukup terkejut dengan ada pertanyaan dari dosen killer itu, biasanya tanpa ada pertanyaan satu patah kata pun, dosen itu langsung mengusir mahasiswa yang telat.
" Maaf pak, saya kesiangan. "
" Besok jangan sampai kesiangan lagi saat pelajaran saya Rangga, sekarang juga kamu segera menuju tempat duduk mu. "
Bukan hanya Rangga yang merasa heran, pastinya semua mahasiswa yang berada dikelas itu memandang dengan penuh keheranan, karena tidak seperti biasa dosen killer itu menyuruh duduk kepada mahasiswa yang telat.
Tapi sejurus dengan keheranan mereka, ada rasa terhipnotis hari ini melihat penampilan Rangga, bukan saja dari kaum wanita tapi juga dengan laki laki dikelasnya.
Aku seperti mempunyai daya pikat yang luar biasa. Wah keren juga ini, Selain diberikan gelar sebagai Dewa Pujangga oleh kakek misterius, aku punya daya pikat yang luar biasa, Rangga berucap dihatinya tanpa memperdulikan semua mata memandang kearahnya. Lalu mengeluarkan beberapa buku dan laptop dari tasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
🌟~Emp🌾
novel nya bagus thor 👍aku langsung kasih ⭐⭐⭐⭐⭐
2024-11-13
2
Delita bae
kok nggk serem ya😇🤣😁🙏
2024-11-06
1
Luzor
Hadir Thor, cerita yang menarik.
2024-11-06
1