NovelToon NovelToon
Kultivasi Cahaya

Kultivasi Cahaya

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Tamat / Reinkarnasi / Kultivasi / Pendekar
Popularitas:16.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: secrednaomi

Jian Chen melarikan diri setelah dikepung dan dikejar oleh organisasi misterius selama berhari-hari. Meski selamat namun terdapat luka dalam yang membuatnya tidak bisa hidup lebih lama lagi.

Didetik ia akan menghembuskan nafasnya, kalung kristal yang dipakainya bersinar lalu masuk kedalam tubuhnya. Jian Chen meninggal tetapi ia kembali ke masa lalu saat dia berusia 12 tahun.

Klan Jian yang sudah dibantai bersama keluarganya kini masih utuh, Jian Chen bertekad untuk menyelamatkan klannya dan memberantas organisasi yang telah membuat tewas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 12 — Meridian

“Chen’er, kemampuanmu meningkat lagi.” Jian Wu tersenyum tipis.

Saat tadi pagi Jian Wu dikejutkan dengan iris mata anaknya yang berubah kini kemampuan Jian Chen tak kalah mengejutkannya.

Jian Chen hampir mampu mengimbangi kemampuan berpedang ayahnya hari demi hari. Bahkan hari ini, kemampuan Jian Chen meningkat drastis.

Jian Wu mulai mempertimbangkan bahwa Bola Pembaca Jiwa waktu lalu ternyata salah menilai bakat seseorang. Buktinya bakat anaknya ini bisa meningkat diluar nalar.

Disisi lain, Jian Chen tertawa kecil melihat reaksi ayahnya. Ia mulai menikmati wajah keterkejutan ayahnya terhadap kemampuan berpedangnya.

Jian Chen mengayunkan pedang kayunya sekali lagi. Kali ini ia menggunakan teknik yang ayahnya ajarkan beberapa saat tadi. “Penembus Awan…”

Ayunan pedang kayu Jian Chen bergerak cepat secara tiba-tiba yang tak bisa dihindari ayahnya, Jian Wu buru-buru mengangkat dan menahan ayunan pedang itu.

Wajah Jian Wu berkerut merasakan tangannya terasa kebas. Dia tahu anaknya tidak menggunakan tenaga dalam tetapi tidak menyangka tenaga fisiknya juga kuat.

“Chen’er, tenagamu juga bertambah kuat…” Jian Wu tersenyum pahit.

Jian Wu merasa bahwa saat kemarin berlatih dengan anaknya, kekuatan tenaga fisik Jian Chen tidak sekuat ini. Dia berpendapat mungkin tahap kultivasi Jian Chen naik menjadi Alam Roh tingkat 2.

‘Jika Chen’er benar menaikan kultivasinya, seharusnya Alam Roh tingkat 2 tidak sekuat ini…’ Jian Wu mencoba melihat kultivasi anaknya namun tidak berhasil.

Umumnya, kultivasi seseorang memang bisa dibaca oleh orang yang mempunyai kultivasi diatasnya. Tapi Jian Chen tidak demikian, seolah kultivasinya memang tidak bisa dilihat oleh orang lain.

Hal ini sebenarnya disebabkan karena Jian Chen menggunakan kultivasi berbeda. Kultivasi Dewa Cahaya hanya bisa dilihat oleh orang yang menggunakan Kultivasi Dewa Cahaya juga.

Serangan demi serangan Jian Wu terima, ia memang tidak menyerang balik karena dari awal menyuruh Jian Chen agar terus menyerangnya.

Pola latihan ini sebenarnya bertujuan untuk melihat batas Jian Chen dalam berpedang.

Seandainya Jian Wu tahu bahwa Jian Chen memiliki kemampuan berpedang lebih dari dirinya, mungkin ia tidak akan menggunakan pola latihan seperti ini.

“Kita sudahi latihannya, Chen’er…” Jian Wu merasa puas dengan perkembangan Jian Chen.

Dia tidak tahu penyebab perkembangan anaknya jadi lebih kuat namun jika itu mengarah pada hal baik, Jian Wu tidak masalah.

Keduanya akhirnya memutuskan untuk berisitirahat diberanda rumah. Jian Ran menghampiri saat tahu latihannya selesai, ia membawakan air minum untuk suami dan anaknya.

“Chen’er, untuk besok ayah ada pekerjaan mengawal rombongan pedagang yang akan ke ibu kota, jadi tidak bisa melatihmu. Kamu bisa berlatih bersama ibumu atau mungkin istirahat…”

Jian Wu sebagai seorang pendekar bayaran, sudah biasa akan seperti ini setiap bulannya. Jian Wu berada diranah Alam Jiwa Tahap 9. Untuk seorang pengawal, kultivasinya sangat dibutuhkan.

Umur Jian Wu sekarang 30 tahun, mungkin hampir sekitar satu tahun lagi dia bisa mencapai ranah Alam Kehidupan jika berlatih atau mengonsumsi sumber daya yang cukup.

Sedangkan untuk kultivasi Jian Ran, dia berada di ranah Alam Jiwa tahap 4. Jian Ran memang seorang pendekar tetapi setelah dia menikah, kultivasinya terhenti. Jian Ran memilih memfokuskan menjadi seorang ibu rumah tangga.

“Tidak ada yang bisa aku ajarkan pada Chen’er, Suamiku. Aku bisa melihatnya hanya soal waktu teknik berpedangnya mengimbangi atau bahkan melebihimu.”

Jian Wu mengangguk, ia juga menyadari potensi anaknya.

“Setidaknya kamu ajarkan teknik tangan kosong, aku belum mengajarkan hal itu pada Chen’er.”

“Nanti aku ajarkan.” Jian Ran kemudian menoleh pada anaknya yang tengah minum. “Chen’er kamu berlatih besok sama Ibu?”

“Baik, Ibu.” Jian Chen tersenyum semangat, hal inilah yang ingin ia tunggu.

Mungkin bagi orang tuanya, Jian Chen sangat berbakat dibidang berpedang tetapi Jian Chen sebenarnya tidak condong kesana.

Dirinya adalah pengguna tangan kosong, memiliki banyak teknik yang sebelumnya diajarkan oleh gurunya bahkan teknik tertinggi.

Setahu Jian Chen, ibunya lebih ahli bertempur di bidang tangan kosong dibanding ayahnya. Hal itulah kenapa Jian Wu menyuruh Jian Ran agar mengajarkan dirinya.

“Chen’er, sepertinya Ayah belum memberikan hadiah atas pencapaianmu yang telah membuka Gerbang Kultivasi minggu lalu. Bukankah itu hadiah dari ibumu?” Jian Wu menunjuk kalung di leher Jian Chen.

Jian Chen mengangguk, entah kenapa rasanya Jian Chen berharap ayahnya memberikan hadiah juga.

“Apakah kamu mengharapkan permata siluman?” Jian Wu tertawa seolah tahu isi pikiran anaknya. “Aku tahu kamu ketagihan dengan tenaga dalam yang meningkat. Ayah akan memberikan ini padamu.”

Tiga buah permata siluman diberikan pada Jian Chen secara cuma-cuma.

“Saat Ayah berburu di hutan Klan Jian, kebetulan Ayah mendapatkan siluman 10 tahunan. Meski tidak seberharga dengan permata Ketua Klan sebelumnya, setidaknnya ini bisa meningkatkan kepasitas tenaga dalammu.”

Kemudian Jian Wu mengatakan sebagai inspirasi untuk anaknya. Jika Jian Chen mencapai terobosan ke tingkat yang lebih tinggi, dirinya akan memberikan permata siluman lagi dan jumlahnya akan lebi banyak dari sekarang.

“Meningkatkan kapasitas tenaga dalam memang bagus, Chen’er. Tetapi kau harus ingat pondasi 8 meridian lainnya saat akan melakukan terobosan…”

Jelasnya, 8 pondasi meridian dalam kultivasi harus ditingkatkan semua tanpa ada yang dilewatkan satupun.

Ini karena selain membuatnya bisa naik ke tahap kultivasi selanjutnya dengan mudah, juga membuatnya bisa mengeluarkan kemampuan maksimal dari tahap kultivasi tersebut.

Delapan pondasi meridian adalah hal yang wajib di tingkakan terus menerus oleh seorang pendekar.

Di malam harinya, Jian Chen langsung memurnikan 3 permata siluman dari ayahnya tadi kedalam tubuhnya.

Awalnya wajah Jian Chen senang karena begitu mudah mendapatkan permata dalam waktu dekat sehingga bisa menaikan kultivasi tetapi wajahnya segera berubah menjadi kesal.

“Apa-apaan! Aku menyerap 3 permata siluman 10 tahun dan hanya menciptakan 3 lingkaran saja!” Jian Chen tak bisa menahan diri untuk mengumpat.

Walaupun Jian Chen tahu apa penyebabnya tetapi tetap saja saat kejadian terjadi ini terasa menyebalkan.

Seharusnya jika itu orang lain, 3 permata siluman yang dipegang Jian Chen sekarang bisa menciptakan setidaknya 9 lingkaran. Atau permata siluman 30 tahun milik Ketua Jian Ya, umumnya dapat menciptakan setidaknya 20 lingkaran.

Jian Chen tahu penyebabnya hal ini karena lingkaran tenaga dalamnya lebih besar dibanding orang pada umumnya.

Lingkaran tenaga dalam adalah satuan tenaga dalam yang tercipta didalam tubuh pendekar. Lingkaran tenaga dalam Jian Chen memiliki luas yang besar dari pendekar biasanya.

Menurut gurunya dulu, 1 lingkaran tenaga dalam Jian Chen sama dengan 3 lingkaran tenaga dalam ditubuh orang lain.

Masalahnya adalah untuk menerobos ke ranah Dewa Cahaya Angin tetap harus 30 lingkaran menurut hitungan tenaga dalam Jian Chen.

Jian Chen hanya bisa menghela nafas panjang, dia seharusnya sadar, tidak ada orang kuat dalam waktu singkat. Mungkin butuh beberapa tahun hingga dirinya bisa mencapai kekuatan yang dulu lagi.

Yang bisa dilakukan sekarang yaitu fokus pada meningkatkan jumlah tenaga dalamnya. Jian Chen punya tujuan untuk itu yaitu ia harus berburu siluman.

Jian Chen berencana akan berburu siluman di hutan Klan Jian setelah mendengar ayahnya tadi, ia akan berangkat saat malam hari secara diam-diam.

1
Agus Rahmat
dialog nyalebay bos
Erwin Oktorian
Luar biasa..lanjutkan karya nya thor. terima kasih
Agus Rahmat
main main chapter
Raditya Vicky
Luar biasa
Agus Rahmat
10link/dtk=600/mnt. gimana Thor baru beberapa menit dakenabisan tenaga
Agus Rahmat
lausiapa yang disukai.. ini bukan sinetron bos
Agus Rahmat
kelihatan bodoh dan polos
Agus Rahmat
terlalu lebay protektif
rain
ku tunggu kelanjutannya thorr
Agus Rahmat
gk nunggu bergrk dll...
Agus Rahmat
terlalu lebay
Agus Rahmat
kominum melulu bentar bentar HBS tng dlm mang yg lain gk pernah HBS Thor.
Agus Rahmat
menusuk bgtu dalam
Arya Maheswara
40rb pasukan dilawan dg pedang, wow capeknyoooo, harusnya pake seruling neraka sekali tiup habis tuh
Gatot Soemarto
Luar biasa
Agus Rahmat
siapakah Anda ini
Agus Rahmat
ha ha ha ha
Agus Rahmat
ayolah
reqy
/Facepalm//Facepalm/ ai lily akhirnya ...
Ardyanti
ok bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!