Kenzo Abriano sang mafia datang kenegara X untuk bertemu ibunya, ia tidak menyangka hari pertama kedatangan dia dituduh melakukan pembunuh, untuk membersihkan namanya ia harus berkerja sama dengan polisi, bagaimana ia akan menghadapinya saat orang terdekat dan tersayang menjadi terancam karena keterlibatannya mengungkap kematian saudaranya yang tidak memiliki kejelasan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Loka Jiwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab VII Keluarga
" Kenapa kau mengatakan bahwa Taka bukan yang kau lihat, padahal Taka mengaku bahwa dia yang membunuh Elvia, kau mengatakan bahwa melihat pelakunya." Tanya Adriana tiba-tiba.
" Elvia dan supir taksi dilakukan oleh dua orang berbeda." jawab Kenzo.
" Hah?"
" Saat aku memeriksa kedua mayat, memang memiliki perbedaan, Elvia dibunuh menggunakan belati yang Larasnya agak tebal dan tajam,dilihat dari lebar lukanya karena ditusuk berkali-kali dia kekurangan darah dan juga tubuh lemah karena penyiksaan, sedangkan tubuh Supir..."
" Menggunakan pisau tipis dan kecil, karena ia menggores dileher tepat vital untuk memastikan bahwa dia tidak akan selamat, umumnya orang itu profesional, kutebak hanya orang berprofesi dokter bedah, forensik dan Chef, orang yang kulihat pada malam itu bukan Taka." jelas Kenzo memotong perkataan Louis, Adriana mengangguk mengerti, wajah Louis masam melihat Kenzo.
" Bearti ada dua pelaku pada malam itu." Adriana mengepalkan tinjunya, ia kira kasus ini akan selesai ternyata berantai.
" Cepat atau lambat dia akan muncul, dia akan datang sendiri pada kita." jelas Kenzo, dia mempunyai firasat jika penangkapan Taka diumumkan besok oleh kepolisian lewat pers orang yang ingin diungkap Kenzo akan datang sendiri.
Pesanan makanan sudah datang, Kenzo mulai menyantap makanan, Kenzo memesan sup iga, tumis capcay dan kepiting saos Padang, Louis melihat pesanan makanan Kenzo menggelengkan kepala.
" Begitu banyak kolesterol." gumamnya.
Kenzo mengabaikan perkataan Louis, Hanya Kenzo dan Adriana yang menyantap makanan itu, Louis hanya menonton mereka makan dengan lahap seperti kelaparan sepuluh hari, tercetak kata Rakus diwajahnya saat melihat kedua orang itu makan, setelah selesai makan dia melihat seseorang berdiri diseberang jalan dari cafe.
" Terima kasih Tratiran hari ini, aku pergi." jawab Kenzo, ia langsung meninggalkan Adriana dan Louis yang bengong melihat Kenzo pergi begitu saja.
Tiba-tiba sebuah mobil BMW berhenti didepan Kenzo setelah menyeberang jalan, Andriana melotot melihat Kenzo dijemput, Louis hanya melihat seolah itu hal biasa.
" Dia dijemput mobil BMW?" Adriana tidak percaya melihatnya, Kenzo bisa dijemput menggunakan BMW tetapi dia minta traktir makan, awalnya Adriana mengira bahwa Kenzo tidak memiliki uang. Adriana melongo sampai Kenzo hilang lalu menutup mulutnya yang ternganga karena terkejut.
" Apa pekerjaan ibunya?" tanya Adriana pada Louis.
" Dokter."
" Ayahnya?"
" Ada yang mengatakan pengusaha ada juga yang mengatakan mafia, tidak tau mana yang benar, tapi kudengar saat lulus sekolah kedua orang tuanya bercerai."
" Apa dia memiliki saudara kembar."
" Um, Kenza polisi yang tewas 5 tahun yang lalu."
" Pantas saja, kukira awalnya dia adalah polisi yang 5 tahun lalu hidup kembali dan berpura-pura menyamar." Adriana tertawa gentir, dia mentertawakan kebodohannya.
" Berhenti menonton drama korea." Jawab Louis, Adriana mencibir tidak perduli.
Mereka adalah teman sejak kecil, saat berusia 10 tahun keluarga Adriana pindah keluar kota, baru 2 tahun ini Adriana kembali kekota ini tetapi kedua orang tuanya berada diluar kota, walau begitu kedua sahabat ini tidak pernah putus komunikasi.
*****
Kenzo tahu bahwa Khanva datang memberi kode padanya saat dia makan, selama ini saat Kenzo tidak ada Ia meminta Khanva menjaga ibu dan adiknya dari jauh, tiba-tiba Khanva datang memberi kode bertemu.
" Ada apa?" tanya Kenzo, Kenzo sudah memperingatkan bahwa hanya keadaan darurat saja Khanva menghubungi, jika keadaan masih terkendali, Khanva yang harus mengaturnya.
" Ini darurat." jawab Khanva tegas, Kenzo menjadi cemas mendengar Khanva, sangat jarang melihatnya dia begitu takut atau cemas pada sesuatu.
" Apa yang terjadi?"
" Lebih tuan muda datang kekampus nona muda untuk melihatnya sendiri." wajah Khanva sangat khawatir membuat Kenzo tidak tenang, ia takut sesuatu terjadi pada adiknya.
mobil itu melaju dengan cepat, sopir yang mengendarai mobil adalah bawahan Khanva, mereka yang berkerja di bawah memiliki beberapa anak buah yang tersebar, Khanva adalah tangan kanan Kenzo, dia mengikuti keluarga Abriano sejak dia berusia 15 tahun jadi saat Kenzo mengambil alih 5 tahun yang lalu dia sudah mengikuti pria itu suka dan duka, kebanyakannya Khanva yang mengurus bawahan jadi kadang Kenzo tidak mengenal orang yang berkerja untuknya.
sampai disebuah kampus elit dengan gedung yang tingkat tinggi, kampus itu adalah salah satu kampus terbaik yang dipilih ibunya, Adiknya demi meneruskan pekerjaan sang ibu ia mengambil jurusan kedokteran. Mereka berhenti didepan kampus yang sedang mengadakan acara yaitu pertandingan Bola voly antar jurusan, pertandingan itu ditonton terbuka untuk umum, tribun sudah dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi dan juga penonton dari pemain dan orang lain yang tertarik untuk menonton. Sorak-sorak menggema oleh suara suporter, Kenzo menatap tajam pada Khanva.
" Apa maksudmu?" Kenzo menatap tajam pada Khanva, Khanva berpura-pura tidak melihat lalu tersenyum bodoh.
" Aku kasihan pada nona muda, tidak ada keluarganya yang menonton, semua kulihat mahasiswa lain memiliki keluarga yang menjadi suporter, tuan muda anda..." Khanva berhenti tidak berani menyelesaikan kalimatnya.
Kenzo melihat Khayra Dwitama, sang adik berada ditengah lapangan sedang bertanding , dia tidak tau jika hari ini adiknya ada pertandingan dan dia memang tidak pulang sehingga mungkin adiknya berfikir bahwa Kenzo sibuk dan tidak bisa diganggu sehingga Khayra tidak memberitahukan apapun padanya, Kenzo merasa bersalah, Kenzo melihat di sekeliling penonton dan melihat beberapa mahasiswa membawa plang kedokteran ia jadi bergabung dengan para mahasiswa kedokteran, kali ini ia mungkin harus berterima kasih pada Khanva yang membawa dirinya kemari dan ia tidak terlambat untuk menonton pertandingan adiknya.
Beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang menyadari keberadaannya menoleh, beberapa mahasiswi yang melihat Kenzo sangat tampan, walaupun Kenzo tidak pulang akan ada orang lain yang mengantarkan pakaian untuk Kenzo berganti karena Kenzo sangat menjaga kebersihan dirinya, karena itu ia selalu terlihat rapi, tampan dan cool.
Para mahasiswa dan mahasiswi bersorak untuk fakultas mereka saat mereka mencetak angka.
" KHAYRA DWITAMA... semangat." teriak Kenzo membuat semua dari fakultas kedokteran serempak menoleh padanya, pria asing yang tiba-tiba berteriak nama teman mereka, mereka semakin bersorak menyemangati tim mereka.
" Apa dia pacar Khayra?
" Dari fakultas mana dia?"
" Dia sangat tampan."
Bisik-bisik diantara mereka masih terdengar tetapi Kenzo tidak perduli, ia terus berteriak memberi semangat pada Khayra, ada yang mereka mengagumi dan bertingkah untuk mencari perhatian dan ada merasa iri, Khanva tersenyum dan selalu siap menjadi perisai tuannya.
Pertandingan hampir selesai dan Kenzo semakin antusias menonton pertandingan begitu angka kemenangan untuk tim fakultas kedokteran mereka semua bersorak, Khayra berlari ke tribun, dia sedari tau bahwa sang kakak menonton karena suaranya yang paling keras berteriak namanya, Khayra langsung memeluk Kenzo dan melompat kesenangan karena memang, mereka sudah masuk semifinal.
" Kami menang." Khayra kegirangan hingga lupa bahwa semua mata tertuju padanya, saat menyadarinya ia melepaskan pelukan sang kakak lalu turun tribun, Kenzo tertawa kecil saat melihat adiknya sangat malu.
Khayra masuk kembali ke timnya, seorang gadis lain menyenggol bahu Khayra dan mulai menggodanya.
" Siapa dia? Pacarmu?" tanya Maura, sahabat sekaligus teman tim Khayra.
" Kakakku."
" Kakakmu?" dia melotot terkejut, selama ini Maura berteman dari mereka SMA, tetapi ia tidak pernah sekalipun melihat anggota keluarga Khayra kecuali ibunya.
" Kalau kau tidak tutup mulut nyamuk masuk." kata Khayra menutup rahang Maura yang tenganga karena terkejut bahwa Khayra memiliki saudara yang sangat tampan. Khayra menepuk-nepuk bahu Maura lalu meninggalkan gadis itu, ia masih melongo tidak percaya mendengarnya, saat sadar ia mengejar Khayra.
" Dia benar-benar kakak kandungmu?" Khayra mengangguk.
" Tapi bukankah kakakmu sudah... 5 tahun yang lalu." suaranya semakin pelan, Maura sangat penasaran karena setahunya kakak Maura sudah meninggal.
" Kak Kenzo saudara kembar kak Kenza, kakak ku tinggal bersama ayahku di Italia sejak kedua orang tuaku bercerai, baru beberapa hari ini kakakku pulang." Maura menutup mulutnya, matanya melotot melihat Khayra, keluarga Khayra terlalu luar biasa karena walau dari keluarga broken home Khayra tidak pernah kekurangan kasih sayang ia bisa melihat Khayra yang selalu ceria dan baik itu, ia selalu memperlihatkan sisi yang sempurna walau kadang ia tak tau didalamnya tetapi dimatanya gadis itu juga cantik, mereka kelurga sempurna walau tidak hidup bersama itulah yang dipikir Maura.
Mereka pergi keruang ganti pakaian, setelah selesai berganti pakaian, Khayra keluar dengan menenteng tas olahraga.
" Tunggu aku." panggil Maura, melihat Khayra buru-buru keluar.
" Cepat, Kakaku menungguku." balas Khayra, Maura dengan cepat mengejar Khayra.
Sangat jarang melihat Khayra begitu senang, mungkin sudah lama tidak bertemu kakaknya membuat ia sangat bersemangat fikir Maura, mereka melihat Kenzo sudah berdiri didepan pintu keluar kampus.