JANGAB LUPA IKUTU AKUN AUTHOR DAN LIKE KOMEN CERITA INI, MAKASIH💙✨
Keyla Azalea Adhitama dan Arka Arion Adhitama. Kedua remaja itu merupakan saudara sepupu, memiliki kemampuan di luar nalar, yaitu bisa melihat sosok tak kasat mata. Tidak jarang sosok-sosok itu akan menampakan wujudnya yang mengerikan di hadapan Arka dan Keyla, bukan tanpa alasan sosok-sosok itu menampakan wujudnya, namun ada tujuan lain kenapa mereka mendatangi Keyla dan Arka.
Yuk, ikuti ceritanya sampai tamat. Bagaimana perjalanan dua remaja yang menghadapi arwah penasaran yang kerap kali mendatangi mereka, untuk minta bantuan menyelesaikan urusannya di dunia. Dan bukan hanya itu, di cerita ini juga ada kisah percintaan anak sekolah yang manis, dan anak geng motor yang di ketua oleh Arka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tatatu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pohon tumbang
"Yaudah kakak berangkat ya. Kalian baik-baik di rumah." Pamit Abizar sambil mengelus lembut kepala Keyla dan beralih mengacak rambut Arka.
Abizar begitu menyayangi dua adiknya ini. Walaupun Arka hanya sepupunya, tapi Abizar sudah menganggap Arka sebagai adiknya sendiri.
"Iya kak hati-hati di jalan" Ucap keduanya.
"Nanti kabari key, ya kalau udah sampe di rumah sakit."
Abizar tersenyum sambil mengangguk. "Iya nanti Kaka kabari."
Kini Abizar berjalan menuju pintu utama rumah. Sebenarnya Abizar merasa berat meninggalkan mereka di rumah, tapi Abizar juga tidak bisa meninggalkan tugasnya sebagai seorang dokter.
Saat Abizar sedang tidur tiba-tiba ada panggilan dari rumah sakit, menyuruh Abizar untuk segera datang ke rumah sakit.
Abizar tau watak kedua adiknya itu seperti apa selalu bertingkah bar-bar melakukan segala hal tanpa berfikir dulu.
Abizar juga tau keahlian di luar nalar Keyla dan Arka.
Tapi Abizar tidak pernah tau tentang sosok-sosok yang selalu minta pertolongan kepada Arka dan Keyla, pria itu hanya tau keahlian keduanya saja.
Arka tersenyum miring sambil menyugar rambutnya.
'Syukurlah kak Abi pergi, jadi gue bisa keluar, menghirup udara malam yang segar.' Batin Arka terlihat begitu senang.
Sebenarnya ini momen yang Arka tunggu-tunggu. Bisa keluar rumah dan berkumpul dengan teman-temannya di markas.
Keyla yang menyadari raut wajah Arka seperti sedang merencanakan sesuatu, seketika tersenyum miring.
Keyla melipat tangan di depan dada sambil menatap Arka.
"Awas aja kalau lu keluar rumah."
Peringat Keyla menatap Arka dengan penuh selidik. Keyla tau dari gelagat cowok ini, pasti Arka sedang merencanakan untuk keluar rumah.
Arka menaikan sebelah alisnya menatap Keyla.
"Emang mau. Kenapa? Lu mau ngadu? Silahkan gue nggak perduli. Daripada suntuk di rumah, mending kumpul sama teman-teman."
Arka tidak perduli dengan larangan Abizar. Sungguh Arka bosa sekali jika terus berada di dalam rumah.
Sebenarnya Arka itu paling malas menginap di rumah Abizar, karena kakak sepupunya itu pasti akan melarangnya ini dan itu, melarangnya untuk tidak keluar rumah. Emang Arka ini anak gadis? Di larang-larang segara.
Arka bisa saja tinggal di rumahnya sendirian, tapi karena sang papah yang menyuruhnya menginap di rumah Abizar, jadi Arka hanya bisa menurut.
Tidak, Arka bukan lah tipe anak penurut yang bisa di atur.
Arka terpaksa menuruti kemauan sang papah untuk tinggal bersama Abizar, karena pria paruh baya itu mengancamnya, tidak akan memberinya uang lagi bahkan akan memblokir kartu kreditnya.
Ah sangat menyebalkan, jika tidak dapat uang dari sang papah, maka Arka akan mendapatkan uang dari mana lagi coba? Karena dirinya belum bekerja.
Keyla mendelik kesal, sudah Keyla duga
Arka pasti keluar rumah walaupun sudah di larang oleh kakaknya.
"Udah gue duga. Tapi lu harus cepat pulang sebelum kak Abi pulang, kalau nggak motor lu akan kak Abi sita"
Memang benar ucapan Keyla. Abizar juga seperti papahnya, jika bertindak tidak pernah main-main, jadi Arka harus berhati-hati dengan Abizar kalau tidak mau motornya di sita.
Arka menghela nafas panjang di hembusannya secara kasat, tidak menanggapi ucapan Keyla lagi. Arka pun segera berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya untuk bersiap-siap.
Keyla mengerucutkan bibirnya.
Sebenarnya Keyla juga merasa bosan di rumah ingin berkumpul bersama teman-temannya juga, tapi karena di luar hujan, jadi Keyla malas untuk keluar rumah.
.....
Saat ini Abizar berada di perjalanan menuju rumah sakit. Membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai ke rumah sakit.
Pria itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Hujan masih turun tapi tidak se deras tadi.
Abizar menghela nafas berat, wajahnya terlihat lesu. Entah mengapa setelah bangun tidur tadi Abizar merasa gelisah, perasaannya tidak enak, seperti ada yang mengganjal di hatinya. Namun entah apa Abizar tidak tau.
Rasanya baru kali ini dirinya mengalami kegelisahan tanpa sebab.
Pria itu kembali menghela nafas berat. Tatapannya fokus ke depan.
Tiba-tiba kening Abizar mengerut matanya sedikit memicing menatap ke depan sana.
"Ada apa?" Gumam Abizar ketika melihat banyak kendaraan yang berhenti bahkan mobil yang melaju di depannya pun ikut berhenti.
Dengan segera Abizar menghentikan mobilnya.
Niu niu.
Terdengar bunyi sirene dari mobil polisi dan juga mobil ambulans.
Abizar juga melihat di depan sana terpasang tanda polisi. Selain itu banyak orang berseragam Oren, kelihatannya itu adalah petugas pemadam kebakaran, polisi juga tidak kalah banyak.
Abizar terus menatap ke depan.
"Pohon tumbang?" Gumam Abizar saat melihat ada sebuah pohon besar yang tumbang dan menghalangi jalan.
Mungkin ini alasan mengapa banyak kendaraan yang berhenti.
Tok tok.
Deg.
Abizar sedikit terkejut, ketika tiba-tiba pintu kaca mobilnya di ketuk dari luar.
Abizar langsung melihat ke arah pintu di sebelahnya dan di sana ada seseorang yang sedang berdiri.
Abizar segera menurunkan kaca mobil.
"Selamat malam pak." Ternyata itu adalah seorang polisi.
Abizar mengangguk. "Iya pak selamat malam"
"Maaf pak kami hentikan kendaraannya karena di depan sana ada kecelakaan. Bapak harus menunggu beberapa saat untuk bisa melewati jalan karena pohon tumbang menghalangi jalan" jelas polisi itu.
Abizar langsung terdiam. Jika begitu bagaimana Abizar bisa segera sampai ke rumah sakit?.
"Kira-kira berapa lama ya pak?" Tanya Abizar.
"Semoga saja tidak lama pak, karena petugas sudah menyingkirkan beberapa batang pohon yang menghalangi jalan"
Abizar mengangguk, berharap tidak akan menunggu lama.
"Kalau begitu saya permisi"
"Iya pak, terimakasih"
Kini polisi itu kembali pergi ke depan sana.
Abizar juga bisa melihat ada beberapa kendaraan roda empat yang tertimpa batang pohon. Entah bagaimana keadaan si korban.
Dengan perasaan yang masih gelisah Abizar menyenderkan kepalanya ke punggung kursi, memejamkan matanya, mendengarkan suara rintikan hujan yang membasahi bumi.
Tiba-tiba bayangan seseorang terlintas di benak Abizar, membuat pria itu membuka matanya.
"Natasha" Gumamnya sambil tersenyum hangat.
Menundukkan kepalanya menatap sebuah cincin yang terpasang indah di jari manisnya. Mengelus lembut cincin itu.
Itu adalah cincin tunangannya dengan seorang gadis cantik. Dan gadis itu sendiri yang memilih cincinnya, di cincin itu ada inisal A&N. Yang berarti, Abizar and Natasha.
Abizar menghela nafas berat. Seketika hatinya gelisah merasakan rindu yang teramat dalam kepada gadisnya.
"Aku merindukan kamu, ingin mendengar suara lembut mu"
Abizar terus terpikirkan dengan Natasha. Mereka bertunangan sudah cukup lama, yaitu satu tahun.
Sebenarnya dari awal Abizar tidak ingin bertunangan, Abizar hanya ingin segera menikah tanpa ada pertunangan.
Tapi karena Natasha tidak ingin menikah dulu sebelum lulus kuliah S1-nya, jadi mereka memutuskan untuk bertunangan saja.
Abizar merogok saku celana panjangnya, mengeluarkan benda pipih miliknya.
Mengutak-atiknya sebentar, lalu di tempelkan ke telinga.
"Angkat sayang, aku rindu." Gumam Abizar.
Rindu ini rasanya berbeda dengan sebelumnya. Abizar merasakan rindu yang se rindu-rindunya seperti mereka LDR saja dan tidak bertemu beberapa tahun.
Ya, walaupun mereka memang tidak sering bertemu karena kesibukan masing-masing. Abizar sibuk dengan jadual operasinya sementara Natasha sibuk dengan kuliahnya.
Nut nut.
Kening Abizar mengerut, menjauhkan ponselnya dari telinga menatap layar ponselnya.
"Kenapa nggak aktif?" Heran Abizar.
Nomor Natasha tidak aktif dan itu tidak biasanya. Walaupun begitu Abizar kembali menghubunginya.
Menghela nafas, sama seperti tadi, nomornya masih tidak aktif.
'Atau mungkin sudah tidur ya? Dan ponselnya mati saya?' Batin Abizar menerka-nerka mungkin saja kekasihnya itu sudah tidur.
"Yasudah, besok juga kita bertemu"
Besok adalah rencananya mereka untuk bertemu. Seperti sebelum-sebelumnya, menghabiskan waktu berdua.
Abizar kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Rasanya sudah tidak sabar untuk besok, ingin segera bertemu sang kekasihnya.
....
Sementara itu di dalam sebuah mobil yang rusak parah karena tertimpa dahan pohon besar, ada seseorang yang terjepit tidak sadarkan diri. Tubuhnya di penuhi oleh luka dan dar*h.
Bunyi sirene mobil polis dan ambulan saling bersahutan. Polisi dan pemadam kebakaran berusaha menyingkirkan dahan pohon yang menindih mobil itu.
"Hati-hati, kita harus segera mengeluarkan orangnya"
Suara orang saling bersahutan terdengar panik dan khawatir.
"Pintunya tidak bisa di buka"
"Kita tarik yang kuat sampai pintunya terbuka."
"Di dalam ada dua orang, supir laki-laki dan penumpang perempuan."
"Astaga orangnya sudah tidak sadarkan diri"
Mereka semua merasa panik karena pintu mobil yang terkunci tidak bisa di buka. Walaupun begitu mereka tidak menyerah terus berusaha membuka pintu mobil, mengarahkan alat-alat yang bisa membuka pintu mobil.
Setelah berusaha keras, akhirnya pintu mobil yang di belakang dan di depan bisa terbuka.
"CEPAT KELUARKAN ORANGNYA".
"SIAPKAN AMBULAN, KORBAN TERLUKA PARAH"
"SI SOPIR SUDAH TIDAK BERNYAWA."
.....
jangan lupa like, komen dan vote ya guys. Makasih!!!