Jeniffer seorang gadis cantik yang berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit desa, harus menghadapi ujian yang cukup besar dalam hidupnya. Ayah nya memiliki hutang besar kepada seorang lintah darat bernama Baron, pada suatu ketika anak buah yang bernama Tomi mengunjungi rumah Demian (Ayah dari Jeniffer). mereka menagih hutang yang di pinjam oleh Demian, makian dan ancaman terus dilayangkan oleh pria berbadan tersebut. Hingga Demian berkata akan membayar hutang nya minggu depan, saat Tomi berniat untuk melecehkan dua anak gadisnya Jeniffer dan Jessica. Kemudian di siang hari nya ada dua mobil mewah yang terparkir di halaman rumah Jessica, yang tak lain adalah milik Glenn dan klien nya. Dan itulah awal dari pertemuan Jeniffer dengan Glenn, namun pertemuan itu terjadi karena perdebatan sang adik dengan John anak buah dari Glenn.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nouna Vianny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengejar Pencuri
Tepat pukul 12 siang Lily beserta pengawal dan anak buahnya telah tiba di bandara internasional Verona, setelah menempuh penerbangan non stop selama kurang lebih 11 jam. Kabar kepulangan nya ini pun telah ia sampaikan pada Glenn melalui telepon tadi malam.
Rencana nya, Lily akan langsung mengunjungi kantor pusat pertama Diamond, untuk langsung bertemu dengan anak laki-laki nya itu. Lily tidak mau menunda untuk membahas masalah semalam yang berhasil membuat Glenn marah.
Para karyawan di perusahaan juga telah diberitahu oleh Daniel, bahwa hari ini akan kedatangan Nyonya besar. Pagi-pagi sekali kantor dibersihkan, para petugas kebersihan di kerahkan untuk mensterilisasi setiap ruangan, yang mungkin akan dipakai oleh Lily.
Rombongan mobil-mobil mewah, mulai berdatangan. Para petugas keamanan masuk lebih dulu, dan posisi mobil Lily berada di tengah.
Mr Lee turun lebih dulu lalu mempersilahkan Lily untuk keluar turun dari mobil. Lily dengan penampilan elegan nya membuat mata siapa saja, akan fokus pada barang mahal yang dikenakan.
"Ibu presdir kita benar-benar elegan". ucap salah satu pegawai wanita kepada, teman nya.
"Benar sekali, kau lihat tas yang dipakai oleh Nyonya Lily itu harga nya sangat fantastis. Gaji kita selama 10 tahun saja tidak akan mampu untuk membeli benda tersebut".
Percakapan kedua nya terdengar oleh Sonia, dan mendapat dehaman. Sontak saja keduanya diam dan langsung menundukkan kepala nya.
Glenn datang menyambut kedatangan sang ibu, memeluk dan mencium kedua pipi wanita itu.
"Apa kabar Sayang" tanya Lily basa basi
"Seperti yang kau lihat"
Glenn masuk dan berjalan lebih dulu dari ibunya. Lily hanya dapat mengusap dada melihat sikap sang anak yang tidak pernah bersikap manis. Mungkin karena sejak Lily jarang menghabiskan waktu bersama sang anak.
Denting lift berbunyi Lily, Glenn, Mr Lee dan Daniel masuk ke dalam pintu besi yang dikhususkan hanya untuk mereka.
"Langsung saja" ucap Glenn saat sudah sampai di ruang meeting. Ia memberi kode kepada Daniel untuk mengambilkan nya cerutu, Daniel yang telah khatam dengan itu segera memberikan satu batang cigar, serta pemantik api.
"Seperti yang telah Mom ceritakan di telepon tadi malam, bahwa pertambangan minyak kita yang berpusat di Korsel tengah mengalami masalah. Dan kau tahu saham kita turun sebanyak 20%". terang Lily.
"Kilang minyak yang kita hasilkan juga sudah jarang menerima permintaan dari negara lain. Karena persaingan yang keras oleh salah satu perusahaan besar disana. Meskipun aku dan mereka memiliki hubungan baik, namun tetap saja aku tidak bisa membiarkan ini terjadi".
Glenn hanya diam dan menyimak setiap perkataan ibu nya. Namun dalam diamnya ini otak nya bekerja, memikirkan bagaimana caranya untuk mencari solusi.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan? Aku habisi orang yang telah menggeser posisi kita".
"Tidak semudah itu Glenn, kau tidak boleh gegabah dalam melakukan sesuatu".
Glenn terdiam, apa yang dikatakan Lily ada benar nya juga meski Glenn bisa dengan mudah menghancurkan pesaing bisnis, namun tetap saja ada trik dan strategi untuk melancarkan aksinya. Ia juga harus mengetahui titik kelemahan lawan.
"Nanti malam aku akan mengadakan pertemuan dengan nya, Jadi Mom minta kau ikut hadir dalam acara ini".
"Baiklah".
kilang minyak adalah pabrik atau fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan, maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku industri petrokimia.
Produk petrokimia dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari, mulai dari pakaian, laptop, ponsel, detergen, plastik hingga pupuk. Oleh karenanya, kilang minyak adalah penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
Keberadaan kilang minyak cukup penting, karena fasilitas tersebut dapat untuk menyimpan pasokan minyak yang sebelumnya ditambang, baik pertambangan laut lepas maupun di darat.
Para pengusaha yang mengelola usaha tersebut pasti nya berlomba-lomba untuk menjadi pemasok terbaik. Dan saat ini perusahaan dari CM Grup tengah kebanjiran akan permintaan pasokan yang berasal dari minyak bumi tersebut.
Setelah perbincangan dan rencana pertemuan bersama pihak CM Grup nanti malam. Mereka berpindah ke ruangan yang mirip dengan Ballroom, untuk makan siang bersama. Semua makanan yang disajikan di buat khusus oleh chef ternama.
Memang benar apa kata pepatah, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Di acara makan siang mereka memilih menu yang sama, seperti sayur-sayuran dan daging tanpa lemak. Sejak dulu Lily memang membiasakan anak nya untuk hidup sehat. Namun tak dapat di pungkiri juga jika ada saja keinginan untuk makan makanan yang tinggi karbo. Meski dalam jumlah batas yang di tentukan.
"Siapa wanita yang semalam bersama mu?" Tanya Lily yang membuat Glenn terbatuk-batuk. Daniel segera menuangkan air, dan memberikan nya pasa Glenn.
"Kenapa kau ingin tahu Mom?" tanya Glenn yang kembali melanjuti makan nya.
"Teman, atau sekedar wanita penghibur".
"Dia kekasih ku".
Kini giliran Lily yang terbatuk-batuk, dan Mr Lee bersikap seperti yang Daniel lakukan tadi pada Glenn.
"Dari keluarga mana dia berasal?"
"Kau ini selalu saja". Ucap Glenn geram.
"Jawab saja pertanyaan ku".
"Desa Alberobello".
"Hanya gadis biasa rupanya" gumam nya
"Kenapa selera mu menjadi menurun sekarang?"
"Tapi aku mencintainya.
Lily tertawa meremehkan. "Aku yakin dia hanya ingin mengeruk harta mu saja"
"Bukankah kau juga dulu nya berasal dari Desa, sebelum bertemu dengan Ayahku?"
Karena Lily telah berani berkata sarkas, maka Glenn pun tidak segan untuk membalas nya.
Semenjak Lily berubah status menjadi seorang presdir, rasa sombong dan angkuh begitu mendominasi dirinya. Ia juga tidak segan untuk menyingkirkan siapa saja yang berani mengusik dirinya. Tidak heran jika Glenn pun menyukai sifat dan tabiat yang tidak jauh seperti ibunya.
Lily terdiam ketika Glenn berkata demikian, ia tidak lagi mendebat ucapan sang yang mungkin akan membuat Glenn nanti mengurungkan niatnya, untuk menghadiri acara makan malam.
Sedangkan di tempat lain, Jen dan Faye baru saja keluar dari area rumah sakit. Keduanya memutuskan untuk mencari makan makanan junk food agar lebih menghemat waktu.
Ya! Meski mereka sendiri adalah seorang tenaga medis, namun mereka juga tetap manusia biasa yang memiliki rasa ingin mencoba sesuatu.
"Hari ini biar aku yang traktir" ucap Jen sambil mendorong pintu restoran tersebut.
"Asyik! Wah dalam rangka apa nih" kata Faye kegirangan.
"Dalam rangka berbagi kebahagiaan".
Faye dan Jen ikut barisan orang yang sedang berdiri di depan mesin layanan pesan mandiri. Sebuah mesin yang memiliki ukuran besar, dan fitur layar sentuh seperti ponsel pada umumnya.
Namun tanpa Jen sadari ada seorang Pria memakai pakaian serba hitam dengan penutup mulutnya, diam-diam tengah mengintai dompet, yang dipegang Jen. Pria itu celingak celinguk ke samping kiri dan kanan, ketika Jen terlengah dan tidak ada yang memperhatikan dirinya ia segera menjambret dompet tersebut.
"Astaga!! Dompet ku, pencuri!!!" Jen berteriak panik. Faye yang berada di depan barisan Jen pun, ikut panik saat Jen bilang jika dompet nya di jambret.
Jen dan Faye segera mengejar Pria tersebut, berlari keluar dari restoran. Sambil terus meneriaki pria tersebut.
"Berengsek! Kemana lari nya pencuri tadi" kata Jen dengan napas terengah-engah. pasalnya restoran mereka cukup luas.
Sesampai nya disebuah gang menuju ke ruko lain, pencuri itu segera membuka dompet hasil curian nya. Ia hitung semua uang yang ada di dalam. Namun saat ia berbalik arah,seorang wanita muncul dengan memberikan bogem mentah di wajah nya, hingga membuatnya tersungkur dan dompet tersebut jatuh..
"Berengsek!! Siapa kau?".
"Aku?" katanya sambil menunjuk diri sendiri. "Aku Camila, seorang juara taekwondo. Sini kau maju dasar pengecut!!"
Tak terima mendengar cemoohan Camila, Pria tersebut segera bangkit, lalu mengeluarkan belati dari saku celana nya. Ia mendekat dengan melayang-layangkan belati tersebut, namun Camila dapat menghindar.
Aksi keduanya pun seketika menjadi tontonan para pejalan kaki dan beberapa pemilik kedai, yang berada di area tersebut, lebih tepatnya tidak jauh dengan restoran junk food yang Jen kunjungi.
Diwaktu yang bersamaan saat Jen dan Faye tengah mengejar pencuri tersebut. Di saat itu pula mereka melihat kerumunan orang-orang seperti sedang menyaksikan pertunjukan.
"Astaga!! Itu dia pencuri nya" ucap Jen. Namun kedua wanita itu terperangah saat melihat seorang wanita, dengan keberanian nya melawan pencuri tersebut.
Jen dan Faye memberi tepuk tangan pada Camila karena berhasil membuat lawan nya tumbang. Pencuri itu kembali tersungkur ke aspal, dengan noda merah mengucur dari mulutnya.
Camila berjalan ke arah dua gadis tersebut, lalu menyerahkan dompet itu kepada Jen. "Punya mu?"
"I-i-iya, terimakasih".
"Awas!!" Faye dan Jen berteriak saat melihat Pria itu kembali bangun dan ingin menusuk Camila dari belakang. Namun dengan hitungan cepat pula seorang wanita muncul, dan memiting lengan pria itu ke belakang hingga belati dari tangan pria itu terpental.
Tanpa basa basi perempuan yang diketahui pengawal dari Camila, segera melayangkan beberapa pukulan me wajah nya.
"Sudah Chen, kau bisa membuat nya mati". Camila menghentikan aksi pengawalnya yang ingin puas, memukuli pencuri itu.
Dari arah jalan raya terdengar suara sirine mobil polisi. Sedang mengarah untuk masuk ke dalam gang dalam ruko tersebut.
"Itu seperti nya petugas keamanan mengarah kesini, ayo kita kabur". Camila memimpin Jen dan Faye untuk lari dari tempat tadi. Ia juga menendang wajah pencuri tersebut saat akan kembali bangkit.
Petugas keamanan pun datang, lalu menangkap pencuri yang memang senang berkeliaran di daerah itu.
Camila, Jen dan Faye kembali masuk ke restoran tadi, ketiga nya kini tengah menikmati ayam tepung crispy kentang dan minuman soda.
Chen dan anak buahnya yang lain mengawasi mereka dari kejauhan. Agar tidak mengundang perhatian dari pengunjung restoran disana.
"Yang tadi itu hebat sekali, oh iya siapa nama mu?"
"Camila".
"Aku Jeniffer dan ini teman ku Faye".
"Senang bertemu dengan kalian"
"Kami juga". Jawab keduanya kompak.
Camila baru sadar jika kedua nya memakai seragam, yang sama dengan simbol dan dari rumah sakit tempat mereka bertugas. "Kalian berdua dokter ya?"
"Kami perawat".
"Oh, ku fikir kalian dokter. Tapi menjadi perawat juga itu sangat mulia. Aku bercita-cita menjadi tenaga medis sejak kecil, namun orang tua ku melarang nya"
"Kenapa memangnya?" tanya Faye.
"Orang tua ku menyuruh ku untuk menjadi pebisnis, sebenarnya aku tidak terlalu berambisi untuk itu".
"Justru bagus kan, dengan begitu masa depan mu akan terjamin. Kau bisa menghasilkan banyak cuan dari hasil kerja keras mu". Lanjut Faye. Jen mengangguk setuju.
Camila menghabiskan minuman soda tersebut hingga setengah. Dan mengeluarkan bunyi sendawa dari mulutnya. "Ups, maaf!".
"Santai saja" ucap Jen sambil mengangkat tangan nya.
Chen masuk dan segera mengingatkan Camila, untuk segera pergi dan menuju ke tujuan selanjutnya.
"Jen, Faye. Aku harus pamit. terimakasih sudah menemaniku makan siang. Senang bertemu dengan kalian". Camila pamit undur diri, ia harus segera pergi.
"Kami juga, terimakasih sudah menolong ku, dan terimakasih juga sudah mentraktir kami". Ucap Jen.
"Tidak masalah, baiklah sampai bertemu lagi"
Camila meraih tas gendong nya, ia kemudian berjalan keluar dari restoran tersebut sambil melambaikan tangan ke arah mereka berdua.
"Dia seperti nya bukan asli warga itali" ucap Faye.
"Benar, dia terlihat seperti orang Amerika".sahut Jen
semua itu terlihat dari aksen bicara Camila yang tidak terdengar seperti orang itali saat bicara.
Karena masih ada cukup waktu untuk kembali ke rumah sakit, Faye dan Jes memutuskan untuk memesan ice cream, sebagai menu penutup.
Waktu berjalan dengan cepat, tak terasa langit pun sudah berganti warna. Bulan dan bintang menjadi perhiasan untuk menerangi gelapnya awan.
Namun tidak dengan Glenn, wajah nya begitu suram seperti dompet di tanggal tua. Ia begitu tidak bersemangat untuk acara malam ini, jika karena bukan mengingat ucapan dan janji nya kepada sang Ayah di waktu kecil. Bahwa ia harus menjaga ibu dan apa yang di milikinya.
Sebelum menghadiri acara makan malam Glenn menyempatkan diri untuk melakukan panggilan video bersama kekasihnya.
"Kau mau kemana sudah rapi?"
"Aku mau menghadiri acara makan malam"
"Bersama siapa?"
"Bersama ibuku".
"Wah, ibu mu sudah kembali? Syukurlah, jadi kau tidak sendirian lagi".
"Maksudmu?"
"Jika ibu mu sudah kembali kan, setidaknya kau bisa mengobrol dengan nya agar kau tidak terus mengganggu ku". Jen mencoba untuk menggoda kekasihnya itu.
"Oh, jadi kau tidak mau aku hubungi? Atau kau ingin teleponan dengan pria lain?" kata Glenn yang mulai terpancing oleh umpan yang diberikan Jen.
Jen malah terkikik geli saat berhasil mengerjai kekasihnya itu.
"Kau malah tertawa" Jen mendengkus kesal.
"Aku hanya bercanda Sayang, maksud ku jika ibu telah kembali satu rumah dengan mu, itu tanda nya kau ada teman untuk bicara. Ya sekedar untuk bertukar pikiran atau membahas kerjaan misalnya" ungkap Jen menjelaskan maksud dari ucapan nya.
"Aku lebih nyaman bicara dengan mu dibanding dengan nenek sihir itu".
"Glenn! dia itu ibumu, kau tidak boleh bicara seperti itu".
"Ya, ya! Aku tahu. Yasudah sayang nanti aku akan menghubungi mu lagi. Jika kau sudah ingin tidur kabari aku". Ucap Glenn sebelum mengakhiri panggilan video.
"Oke, sayang. Hati-hati dijalan ya".
"Mana kiss nya"
"Apa?"
"Aku ingin kau mencium ku sebelum menutup panggilan ini".
Dengan terpaksa Jen memonyongkan bibirnya ke arah layar dan tanpa disadari jika Glenn merekam nya diam-diam.
"Sudah puas?"
"Belum, aku ingin yang asli" Glenn terkikik geli.