tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu dan berdamai
Satu minggu kemudian
Alena menatap kedai kopi di depannya dengan mata yang berkaca-kaca, bukan kedai itu yang membuatnya merasa sedih melainkan Darius yang sedang membereskan meja, sepertinya lelaki itu belum terlalu lancar berjalan karena masih memakai tongkat.
Ya, semenjak pindah ke luar negeri, Darius membuka kedai kopi kecil di sana. Walaupun kedai kopi Darius ada di tempat yang sepi, tapi banyak sekali pengunjung yang datang ke kedai kopi Darius.
Sebenarnya Jayden dan Nana sudah melarang Darius untuk melakukan hal ini, dia ingin Darius fokus pada pengobatannya. Dan walaupun Darius memiliki kekayaan yang cukup melimpah hasil dari dia bekerja sebagai pebisnis juga polisi, tapi Darius tidak mau berleha-leha, dia membuka kedai kopi bukan karena uang, tapi untuk mengisi waktunya.
Darius sengaja tidak merekrut karyawan, dia akan tutup ketika tubuhnya sudah terasa lemas toh dia membuka kedai kopi bukan karena uang jadi dia tidak mempermasalahkan jika banyak pelanggan yang tidak jadi datang ke kedai kopi miliknya
Ini sudah 1 jam Alena berdiri di depan kedai kopi Darius, awalnya keluarganya tidak ada yang mau memberitahukan di mana keberadaan lelaki itu tapi setelah Alena mengamuk pada keluarganya barulah keluarganya memberitahukan tentang keberadaan Darius dan tentu saja tanpa menunggu waktu lagi Alena langsung datang
Dan ketika Darius sudah tidak terlihat, Alena menunduk tangannya hampir bergerak untuk membuka pintu mobil tapi dia mengurungkan niatnya, hingga setelah beberapa saat berlalu pada akhirnya Alena memberanikan diri turun wanita itu mengambil kacamata kemudian turun dari mobilnya.
Setelah membereskan meja di depan, Darius langsung pergi ke dapur lelaki itu berniat untuk menggiling kopi, tapi langkah lelaki itu terhenti ketika mendengar suara bel berbunyi pertanda ada pelanggan yang masuk.
"Selamat dat ....." Tiba-tiba Darius menghentikan ucapannya, tubuh lelaki itu diam membeku, jantungnya seperti akan keluar dari rongga dadanya ketika melihat siapa yang masuk ke dalam kedai kopi miliknya, siapa lagi jika bukan Putrinya.
"Aku ingin memesan kopi, tolong berikan kopi yang jangan terlalu pahit," ucap Alena, beruntung Dia memakai kacamata hitam, jika tidak Darius pasti akan melihat matanya berkaca-kaca. Suasana ini pasti penuh kecanggungan untuk keduanya, itu sebabnya Alena langsung memesan kopi.
Darius tersadar ketika mendengar ucapan putrinya, lelaki itu mengangguk, jujur, Darius juga bingung harus melakukan apa.
"Tunggu sebentar, papa akan menggiling kopinya terlebih dahulu." Setelah mengatakan itu, Darius pun berbalik, kemudian dia langsung pergi ke dapur, dan ketika Darius sudah tidak terlihat, Alena langsung melepaskan kacamatanya, kemudian wanita itu menghapus air matanya.
Karena tadi ketika mendengar suara Darius bulir bening tanpa bisa ditahan keluar dari pelupuk mata wanita itu.
15 menit berlalu
Darius datang sambil membawa nampan yang berisi kopi, lelaki itu langsung menyuguhkan kopi di hadapan putrinya.
"Ada beberapa cemilan, kau mau?" Tanya Darius dengan suara gemetar, karena sedari tadi lelaki itu juga menahan tangis.
"Tidak, aku ingin ini saja."
"Baiklah, panggil papa jika kau butuh sesuatu." Setelah mengatakan itu, Darius pun langsung berbalik, jujur selain rasa sedih dia juga merasa malu, dia malu karena ternyata kematian palsunya terbongkar.
Setelah pergi ke dapur, Darius mematikan mesin kopi kemudian dia berdiri di depan jendela, jujur lelaki itu terlalu bingung harus melakukan apa dan harus berbicara apa pada Alena.
Hingga beberapa saat berlalu, tubuh Darius Dia membeku ketika ada tangan yang melingkar di pinggang, dan tangan itu tentu saja tangan Alena.
Alena sudah tidak bisa menahan dirinya lagi, jadi dia menyusul ke dapur dan ternyata ketika dia menyusul ke dapur, Darius sedang berdiri, hingga Alena refleks memeluk Darius, Alena menyingkirkan semua rasa gengsinya, dan datang memeluk lelaki itu..
"Kenapa kau menyusul papa kemari, bukankah kau ingin papa mati?" Tanya Darius. Bukannya menjawab Alena malah terisak di belakang punggung lelaki itu.
"Papa bodoh, mana mungkin aku menginginkan papa mati."
Darius langsung melepaskan tangan Alena dari pinggangnya, kemudian lelaki itu berbalik, Dan memegang kedua bahu putrinya, hingga tatapan keduanya saling mengunci.
"Tidak usah merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada papa Alena, papa pantas mendapatkan itu, bahkan sekarang papa merasa menjadi lelaki dan ayah yang buruk."
Mendengar ucapan Darius, Alena langsung maju kemudian memeluk ayahnya. "Papa, mungkin papa bersalah, tapi aku jauh lebih bersalah, aku terlalu menempatkan perasaanku. Semua sudah terjadi, kita sudah melewati banyak hal, aku akan sangat memaafkan papa jika papa mau kembali dan menjadi polisi, dan ayo kita mulai semuanya seperti dulu, di mana aku tetap menjadi putri papa."
Pada akhirnya Alena memutuskan untuk memaafkan sepenuhnya kesalahan Darius, dia ingin kembali seperti dulu di mana dia menjadi putri lelaki itu. 2 tahun tanpa Darius ternyata sangat menyiksanya, jadi Dia memutuskan untuk kembali menjadi putri lelaki itu.
Dan benar, ketika Alena sudah berdamai dan mengatakan itu pada Darius, Alena merasa lega bukan main, seolah beban yang ditanggung oleh wanita itu hilang.
Mereka ga akan langsung bersatu, ya, soalnya mau buat perasaan tarik ulur dulu sama mereka.
Ga flend kitaa kalau ga komen