Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 - Upik Abu Dan Pangeran
"Ehm..." Viera yang merasa salah tingkah ditatap sedemikian oleh Hiko akhirnya berdehem agar tatapan mata pria itu terlepas dari wajahnya.
Hiko akhirnya tersenyum setelah mendengar deheman Viera. "Beneran gak mau aku anterin pulang? Untuk sepedanya, kamu gak perlu khawatir. Nanti, sepeda kamu bisa dianterin sama sopirku ke rumahmu."
Viera menggeleng. "Tidak perlu. Itu sangat merepotkan. Aku masih bisa mengayuhnya sampai di rumah."
Hiko akhirnya tidak bisa memaksa Viera untuk menerima tawarannya. Namun membiarkan Viera pulang sendiri juga bukanlah hal yang diinginkannya.
"Tante, kalau begitu Putri pamit pulang dulu, ya." Suara Putri yang terdengar cukup keras dari arah pintu membuat pandangan Viera tertuju ke sumber suara. Terlihat di sana, Putri nampak akrab dengan Mama Amy.
"Iya. Hati-hati di jalan ya, nak." Kata Mama Amy.
Putri mengiyakannya. Kemudian dia melangkah mendekati Hiko dan berpamitan kepada pria itu.
"Hiko, aku pulang dulu. Sampai bertemu besok." Kata Putri.
Tidak ada tanggapan yang keluar dari mulut Hiko. Pria itu hanya mengangguk mengiyakan perkataan Putri.
Putri mengalihkan tatapan matanya pada Viera. Dia menatap wajah Viera dengan tatapan dingin kemudian melangkah ke arah mobilnya berada.
Viera yang merasa tidak enak hati akhirnya ikut berpamitan pada Mama Amy.
Lagi, Mama Amy menunjukkan sikap ramah kepada dirinya walau mengetahui jika dirinya datang menggunakan sepeda dan secara tidak langsung menggambarkan jika keluarganya dan Mama Amy berbeda kasta.
"Hiko, lain kali cari tempat yang dekat saja dari rumah Viera kalau mau kerja kelompok. Kalau seperti ini kasihan Viera terlalu jauh datang ke sini." Kata Mama Amy setelah mengetahui dimana rumah Viera.
Hiko mengangguk saja. Sebelum Mama Amy mengatakan hal tersebut kepada dirinya, Hiko sudah memikirkan hal tersebut.
"Pantas saja Hiko memiliki hati seperti malaikat. Ternyata ibunya adalah wanita baik hati seperti malaikat juga." Kata Viera dalam hati.
Tidak ingin berlama-lama berada di kediaman Hiko, Viera akhirnya mengayuh sepeda pergi meninggalkan pekarangan rumah Hiko.
Baru saja sepedanya melaju keluar dari pekarangan rumah Hiko, Viera dibuat terkejut saat melihat Hiko sudah berada di samping dirinya dengan mengendarai sebuah motor.
"Aku akan mengiringimu pulang." Kata Hiko memberitahu tujuannya saat ini.
"Apa?" Viera terperangah. Yang benar saja pria itu melakukan itu semua untuk dirinya. Viera pun menghentikan laju sepedanya agar bisa berbicara dengan tenang dengan Hiko.
"Sudahlah, jangan terlalu banyak berpikir. Aku akan tetap mengiringimu pulang. Aku tidak akan membiarkan kau pulang sendiri." Kata Hiko.
Viera akhirnya mengangguk. Menolak perkataan Hiko pun tidak akan berguna karena pria itu akan tetap teguh pada pendiriannya.
Sepeda jadul milik Viera akhirnya kembali melaju meninggalkan area perumahan Hiko. Selama mengayuh sepeda sambil diiringi oleh Hiko, Viera menahan diri agar tidak tersenyum karena merasa sangat bahagia diperhatikan sedemikian oleh sosok pria spek sempurna seperti Hiko Dirgantara.
Hiko yang merasa kasihan melihat Viera terus mengayuh sepeda setelah hampir dua kilometer perjalan akhirnya mengajarkan Viera untuk memegang jok belakang motornya menggunakan tangan kanannya. Sementara tangan kiri Viera diminta untuk menahan dan mengatur arah sepeda.
Viera yang sempat diajarkan demikian oleh sang ibu akhirnya mencoba metode tersebut. Setelah merasa Viera berhasil melakukannya, Hiko pun terus melajukan motor miliknya dengan kecepatan pelan dan sesekali mengajak Viera untuk berbicara.
"Hiko, kenapa kamu baik sekali kepadaku." Kata Viera dalam hati. Viera selalu saja dibuat berpikir bagaimana bisa sosok pria spek sempurna seperti Hiko bersikap baik kepada dirinya yang hanya spek upik abu.
***
Sambil menunggu Viera dan Hiko Update, mari mampir di karya barunya teman Shy, Kak Shim Cung, yang berjudul — DINIKAHI RENTENIR —
Jadi aman dari hukuman
gak kapok dengan hukuman yang sudah pernah kau jalani
Viera balas ya kalau kamu disakiti putri