Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 7
Setelah pulang dari Cafe.
Vika lansung mencari ibu nya, memberitahu Ibu nya apa yang tadi ia lihat dan sekilas ia dengar.
"Ma."
"Sayang, sudah pulang elang nya?." Tanya Bu Amira.
"Udah ma, Oh ya Ma, tadi aku ketemu Naira lagi di cafe sama sahabat-sahabat norak nya itu, Masa tadi aku dengar kalau dia gak sekamar dengan Bagas ma." Ucap Vika tertawa.
Bu Amira yang mendengar pun tersenyum.
"Benarkah begitu?, Aneh sekali." Bu Amira merasa heran.
"Tapi Syukur bukan kamu yang menikah dengan Bagas buta itu, apa jadi nya kamu di perlakukan seperti itu nanti, Mama tidak tega." Kata Bu Amira. Vika mengangguk.
"Aku jadi makin gak sabar buat nikah sama Elang, semoga aja segera ya ma, mas Elang segera buka hati untuk aku " Ucap Vika.
"Amin sayang." Bu Amira mengelus kepala putri nya itu.
...•••...
Sementara di Rumah Bagas.
Naira pulang dan membersihkan rumah untuk menghilangkan kekesalan nya. hingga sore hari menjelang. Dengan Handset di telinga wanita itu, ia menyiram bunga dan tidak mendengar masuk nya mobil Bagas di halaman rumah.
Bagas turun dari mobil dan mendengar Naira bersenandung. " Siapa yang bersenandung?." Tanya Bagas.
Ken tersenyum. "Nona Naira Tuan, Ia sedang menyiram bunga, seperti nya ia tidak tahu kalau anda sudah pulang, karena memakai Handset di telinga nya" Balas Ken.
Bagas mendengar suara indah Naira sejenak di samping mobil sebelum ia masuk ke dalam rumah. "Panggil dia untuk masuk." Kata Bagas.
"Baik Tuan." Balas Ken.
Ken lalu mendekati Naira, memanggil wanita itu berkali-kali, namun suara nyaring pada music membuat Naira baru sadar ada Ken di belakang nya setelah memegangi punggung nya, seketika membuat Naira terkejut.
"Nona, Tuan Bagas memanggil anda masuk." Ucap Ken.
"Aku tidak tahu kalian sudah pulang." balas Naira.
"Tidak masalah Nona. silakan, Tuan Bagas menunggu anda di dalam." Balas Ken lagi.
Naira pun mengangguk dan lekas berjalan untuk masuk ke dalam rumah. Saat masuk, tampak Bagas telah menunggu nya di ruang tamu.
"Mas Bagas mau bicara dengan saya?." Tanya Naira.
Bagas lalu mengeluarkan sebuah kertas putih dengan sebuah Materai di atas nya. Naira tak mengerti saat sebuah Pen di berikan Bagas untuk meminta nya menanda tangani nya.
"Apa ini mas?." Tanya Naira.
"Apa kau buta?, Kau tidak bisa membaca nya sendiri?." Balas Bagas ketus. Naira tidak menghiraukan keketusan nya Bagas, ia lalu mengambil kertas itu dan membaca nya.
Surat perjanjian yang di buat Bagas.
Akan memberikan sebuah rumah dan sebuah mobil pada Naira. dan sejumlah uang yang sangat besar untuk menjadi istri nya selama 6 bulan penuh.
"Ayo bercerai setelah 6 bulan, dan kau bisa mendapatkan semua yang tertulis, kalau ada tambahan kau bisa katakan pada Ken." Kata Bagas dengan Datar.
"Apa maksud nya?, kenapa harus bercerai?" Tanya Naira mulai tak lagi mampu menahan kekesalan nya.
"Apa menurut mu aku menikah dengan mu karena aku menginginkan ini?." Tanya Naira.
"Semua orang menyukai ini." Balas Bagas.
"Tapi tidak dengan ku, aku menikah bukan karena uang mu!." Kata Naira.
Bagas tersenyum remeh, ia tak percaya apa pun perkataan Naira.
"Lalu kau menikah karena kebutaan ku?, kau kasihan pada ku?". tanya Bagas lagi.
"Tidak!." Balas Naira dengan cepat.
"Lalu katakan tujuan mu." Seru Bagas.
Naira terdiam, tujuan pertama nya karena pelampiasan nya dihianati Elang, ia tak mungkin mengatakan hal itu pada Bagas.
"Mengapa diam?." Tanya Bagas.
"Inti nya, aku akan menjadi istri yang baik untuk mas Bagas, mungkin sekarang mas Bagas tidak bisa menerima saya, tapi kita tidak tahu kedepan nya." Kata Naira dengan tegas.
Bagas mengangguk dengan senyuman sinis nya. "Aku ingin lihat apa yang bisa kau lakukan, jika tidak bisa membuktikan nya, Maka segera tanda tangan surat ini." Kata Bagas sembari ia berdiri dari duduk nya.
Naira membuang nafas berat melihat laki-laki itu pergi dari hadapan nya. Sementara Ken masih melihat Naira. Naira memandangi Ken seolah meminta solusi.
"Nona, saya percaya Anda akan bisa mendapatkan hati Tuan Bagas, jika anda benar-benar tulus." Kata Ken memberi kita Penyemangat bagi Naira. Naira tersenyum Ragu, ia sendiri tidak nyakin bisa, tapi apa salah nya di coba.
