berkali-kali tertipu, sehingga membuat mereka terbiasa dengan hal tersebut,
karena sering kali kena tipu,Aya dan Jaka pun memulai bisnis mereka hingga akhirnya mereka pun bisa membedakan mana penipu dan mana orang yang benar-benar tulus,
mari baca novel pertama aku,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menolak pekerjaan
Setelah semalaman berpikir keras, akhirnya Jaka pun memutuskan untuk tidak mengambil pekerjaan yang diberikan oleh pak Doni.
"Aya, setelah aku pikir kan, lebih baik aku tidak perlu bekerja bersama dengan pak Doni, memang beliau baik,tapi aku selalu curiga dengan kebaikan orang yang baru pertama kali kita kenal."
Ujar Jaka yang memberi tau pada Aya.
"Semua terserah kamu saja ayah, aku mendukung apapun yang kamu pikirkan, lagi pula kamu selalu berpikir yang terbaik untuk keluarga kita.
Jawab Aya yang tersenyum pada Jaka.
Hari terus berganti dan waktu pun terus berjalan, pak Doni kembali datang untuk kembali mengajak Jaka untuk bekerja bersama dengan nya.
"Jaka, bagaimana keputusan kamu, apa kamu mau bekerja sama dengan saya?."
Tanya pak Doni yang tersenyum pada Jaka dan Aya yang ada disana.
"Maaf pak, dengan kerendahan hati saya menolak ajakan bapak."
Jawab Jaka dengan kedua tangannya yang meminta maaf pada pak Doni.
"Lah, bagaimana bisa kamu menolak ajakan saya,saya sudah baik pada kamu, dan sekarang ini juga kamu masih menganggur!!."
Ujar pak Doni yang melihat wajah Jaka dengan sorotan mata nya yang tajam.
"Bukannya saya menolak pak, tapi memang saya sudah ada pekerjaan lain pak."
Jawab Jaka yang masih menjawab pertanyaan dari pak Doni.
"Jaka Jaka, kamu ini memang laki-laki yang pemalas, hidup kok bergantung pada istri mu yang hanya seorang penjual kopi."
Ujar pak Doni yang mulai menghina Jaka.
"Saya tidak bergantung pada istri saya, saya juga sudah berusaha keras pak, maaf bapak kesini untuk menawarkan saya pekerjaan,
bukan untuk berdebat dengan saya.''
Jawab Jaka yang sudah mulai tersulut emosi nya.
"ya sudahlah, dasar orang susah, diajak hidup senang tidak mau, aku hanya kasihan pada keluarga kamu Jaka!."
Ujar pak Doni yang masih saja marah pada Jaka.
"Bukannya saya tidak mau membuat bahagia keluarga kecil saya, justru saya tidak mau menjadikan keluarga saya korban atas apa yang saya lakukan."
Jawab Jaka yang membuat pak Doni sedikit kaget.
Pak Doni pun merasa jika apa yang dia rencanakan pada Jaka, sudah lebih dulu ketahuan, mau tidak mau, pak Doni pun memilih untuk pergi meninggalkan Jaka.
"Terserah kamu saja Jak, saya pulang dulu."
Ujar pak Doni yang langsung pergi meninggalkan Jaka dan Aya yang masih duduk di kursi kayu buatan Jaka.
"ya elah..., orang kaya tidak akan berbicara seperti itu!!."
Ujar Aya dengan nada kesal nya.
"Sudah lah jangan diambil hati, kita orang susah, harus lebih bijak dalam memilih.''
Jawab Jaka yang mencoba menenangkan hati Aya.
"Enak sekali dia berbicara seperti itu, memang nya dia itu siapa jaka?, aku sendiri yang mendengar nya menjadi tidak enak hati.
Ujar Aya yang masih saja membahas tentang pak Doni.
"astaghfirullah, Aya, sebaiknya kamu belajar ikhlas dan menerima, apapun yang mereka katakan itu memang benar adanya."
Ujar Jaka yang tersenyum pada Aya.
"ya elah..., memang kadang-kadang kamu itu terlalu keras kepala Jaka."
Ujar Aya yang langsung masuk ke dalam warung yang dijadikan tempat tinggal mereka.
Jaka hanya tersenyum mendengar ucapan dari Aya, memang tidak di pungkiri, Jaka tergolong orang yang keras kepala.
"Aya, ada yang beli!."
Teriak Jaka yang memanggil Aya yang sedang ada di dalam.
Tak lama kemudian, Aya pun keluar.
"kenapa tidak kamu layani ayah, memang nya kamu tidak bisa jika hanya membuat kan kopi untuk pembeli."
Ujar Aya setelah selesai membuat kopi untuk pelanggan nya.
"Aihhhh, bukannya aku tidak mau membuat kan nya,kan enak kalau kamu sendiri yang standby di warung."
Ujar Jaka yang tersenyum pada Aya.
"Ampun kamu ini ayah, selalu saja mencari alasan ."
Jawab Aya yang langsung duduk di depan warung kopi milik nya.
Warung mulai sedikit ramai, banyak pengunjung yang datang ke warung kopi milik Aya.
Tiba-tiba ada dua orang yang turun dari motor mereka.
"Maaf teh, kembalian saya belum,tadi beli kopi dua, uangnya lima puluh ribu."
Ujar salah seorang yang baru saja datang ke warung Aya.
"kopinya berapa pak?, terus tadi kopi nya apa?."
Tanya Aya sebelum memberikan uang kembalian pada orang itu.
"eee,,,tadi kopi hitam dua bu."
Jawab salah seorang itu pada Aya yang langsung tersenyum pada keduanya.
"Sepertinya bapak salah warung, hari ini saya belum ada pembeli kopi hitam."
Jawab Aya yang mengecek sampah kopi yang sudah Aya buka.
"Enak saja, saya tidak salah warung bu, saya tadi disini!."
Jawab salah satu orang lagi yang ngotot pada Aya.
"ya sudah, untuk lebih jelasnya saya akan cek CCTV rumah depan, kebetulan mengarah ke warung saya.
Ucap Aya yang berpura-pura berjalan ke arah depan rumah nya.
Mendengar ada rekaman CCTV, kedua pembeli itu pun langsung kabur dari warung Aya, ternyata mereka ingin menipu pemilik warung dengan meminta kembalian tanpa membeli barang dagangan Aya.
"hmmmm, sudah tidak mempan aku."
Ujar Aya yang tersenyum pada Jaka yang baru saja datang dari pasar.
"Lah, mamu kenapa lagi, senyum-senyum sendiri, apa ada pelanggan yang buat kamu jatuh cinta?."
Tanya Jaka yang bercanda pada Aya.
"boro-boro jatuh cinta, mau kena tipu lagi aku."
Jawab Aya yang langsung mengambil barang dagangan nya yang sudah dibeli oleh Jaka.
Jaka pun kaget saat mendengar ucapan dari mulut Aya.
"Ditipu bagaimana!!, mana pula orang nya, biar aku hajar sekalian."
Ucap Jaka yang langsung naik pitam mendengar ucapan dari Aya.
"Tenang, sudah pergi, lagi pula mereka tidak bisa menipu ku, aku kan sudah berkali-kali tertipu, masa iya aku kalah dengan penipu yang ecek-ecek."
Jawab Aya yang tersenyum pada Jaka.
"Hmmmm, syukurlah kalau begitu, tidak sia-sia kita belajar dari tipu-tipu dunia ini."
Ucap Jaka yang langsung masuk ke dalam warung nya yang dijadikan kamar mereka.
Waktu pun terus berjalan, Aya dan Jaka pun mulai bijak dalam hal apapun,
"Aya, kamu harus lebih hati-hati, para penipu ini mencari pemilik warung yang tidak konsen."
Ujar Jaka yang memberi tau pada Aya.
"Iya, aku juga sedikit demi sedikit mulai mengerti, ternyata bukan orang yang beruang saja yang bisa ditipu, orang kecil seperti kita ini juga, masih ada yang tega-teganya datang untuk menipu."
Ujar Aya sambil menggeleng kan kepalanya.
"ya elah bu, tipu dan menipu itu memang tidak bisa dielakkan, pasti ada aja pelaku dan korban nya."
Ujar pembeli yang dari tadi melihat kejadian awal Aya yang hendak kena tipu.
"Benar pak, tidak peduli dengan orang kecil seperti saya ini.''
Jawab Aya yang tersenyum pada pembeli yang ikut berbicara dengan Aya dan Jaka.
Aya yang tersenyum mengakhiri bab kita kali ini, kita akan buat senyuman bahkan tangisan dibab berikutnya.
Salam kenal dari author pemula, semoga selalu setia membaca karya aku, terima kasih buy putri cobain 🤭🤭🤭.