Andina tidak menyangka, dia harus jadi pengasuh seorang bayi tampan anak dari majikan ayahnya.
Ya, orangtua si bayi tersebut sibuk dengan karirnya. Khususnya Vita sebagai mami nya nggak mau berhenti bekerja. Arya suaminya, sudah terlalu sering meminta untuk berhenti bekerja. Dan riak pertengkaran dimulai.
Nggak mau memakai jasa baby sitter karena takut dengan banyaknya berita di tv soal kasus penganiayan terhadap anak yang diasuhnya bahkan ada juga sampai dibunuh, kan jadi ngeri.
Alhasil, oma dan onty nya baby Athaya yang dibuat repot setiap hari harus mengasuh Athaya anaknya Arya. Sebulan dua bulan masih oke...tapi lama lama kewalahan juga karena Athaya setelah bisa berjalan makin aktif.
Hingga secara spontan ayahnya Andina yang bekerja sebagai sopir Arya, menawarkan Andina untuk mengasuh baby Athaya.
Penasaran selanjutnya bagaimana ? Yuk ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Dia Lelaki Yang Baik
"Pak Arya..." lirih Andina tampak senang karena ada orang yang bisa dimintai pertolongan.
"Lepaskan...jangan bersikap kasar sama perempuan..."
Ternyata pria itu adalah Arya, ia tampak berdiri menatap Dino dengan sorot mata tajam.
"Kamu siapa...jangan ikut campur urusan kami..." Dino balik menatap tajam, berkata sambil melepaskan pegangan tangannya dari tangan Andina.
"Saya kenal Andina...saya tidak tahu apa yang kalian prdebatkan...hanya saya tidak suka melihat laki-laki yang bersikap kasar sama perempuan...sebaiknya lamu minta maaf dan pergi dari sini..." ucap Arya dengan tegas.
"Andina...aku minta maaf...aku khilaf terbawa emosi...nanti kita bahas lagi lain waktu..." Dino pergi tanpa menunggu jawaban Andina sambil tersenyum sinis ke arah Arya.
"Pak Arya...makasih udah menolong saya." ucap Andina dengan tersenyum tulus.
"Kamu mengenalnya Din..?" tanya Arya sambil duduk menghadap Andina.
"Dia seniorku saat dikampus pak..."
"Sepertinya dia menyukaimu...dan kamu menolaknya...?" Arya memicingkan matanya menatap mata Andina penuh selidik.
Andina yang ditatap seperti itu nampak gugup. "Ya...ya begitulah pak..."
"Eh maaf kenapa saya jadi kepo..."
"Nggak apa-apa kok...oh ya saya pamit mau pulang pak...sekali lagi makasih untuk pertolongannya.." Andina berdiri sambil mengatupkan kedua tangan didada
"Ok...hati-hati Din.." ujar Arya yang dibalas anggukan oleh Andina.
Flashback On
Arya sedang makan siang bersama Ricky dan William di privat room area food court. Ruangan makan khusus untuk direktur dan manager atau untuk menjamu tamu-tamu penting perusahaan. Dindingnya berlapis kaca yang tembus dari dalam tapi tidak tembus dari luar. Sehingga segala aktivitas ditempat makan food court terpantau dengan jelas dari ruangan itu.
Selesai menyantap makanannya dan sedang duduk santai, mata Arya tak sengaja menatap ke sebuah meja dan melihat ada Andina dengan seorang pria.
Matanya terus fokus memperhatikan gestur keduanya. Ia melihat keduanya seperti sedang berbicara serius. Saat Arya melihat Andina seperti berusaha menarik tanganya, spontan dirinya bangkit dari duduknya.
"Bro...gue keluar dulu sebentar." Arya bergegas keluar ruangan yang ditatap heran kedua temannya.
"Kenapa dia..." tanya William
"Kebelet kali..." jawab Ricky sambil menggedikkan bahunya.
Flashback Off
****
"Assalamualaikum..." Andina masuk ke dalam ruko dengan wajah lesu.
"Waalaikumsalam...ciehh yang baru pulang shopping harusnya senang ini malah mukanya ditekuk gitu..." ledek Safa.
Andina menjatuhkan bokongnya dikarpet, duduk selonjoran disamping Safa yang sedang menyusun paket yang sudah dipacking.
"Tau nggak..."
"Nggak..." jawab Sifa cepat.
"Aku kan belum selesai ngomong..." ujar Andina sambil mengerucutkan bibirnya.
"Haha...oke oke beb mau curhat apa..." balas Safa sambil tertawa.
"Tadi pas makan di food court aku ketemu Kak Dino..." lalu Andina pun menceritakan semua kejadian tadi tanpa ada yang terlewatkan.
"Wah aku nggak nyangka Kak Dino bisa bersikap kasar seperti itu..." ujar Safa kaget.
"Sebenarnya Kak Dino orangnya baik...setiap ketemu dikampus ia sangat sopan....berkali-kali aku tolak dengan halus ia nggak pernah marah atau kasar.." kenang Andina.
"Mungkin ia lelah..." sahut Safa sambil terkekeh.
"Kamu mah nya...orang lagi melow gini malah.jadi ambyar.." Andina menimpuk punggung Safa dengan bungkusan paket yang ada didekatnya.
...Jangan bersedih dengan cinta yang ditolak, justru bersedihlah ketika engkau tak pernah mengungkapkan cinta....
*************
BERSAMBUNG
sehat dan sukses selalu dalam lindungan Alloh SWT
aamiin yaa Rabbal Aalamiin