Dave Grohl Mahardika pria berusia 28 tahun yang merupakan mafia yah terkenal kejam dan pembawaan yang sangat dingin.Tak ada wanita yang bisa menaklukkan kulkas dua pintu itu.
Hingga suatu hari kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi seorang gadis.Prinsip menikah setelah adiknya menikah itu hancur sudah.
Bagaimana rumah tangganya?, apakah akan ada cinta atau justru berpisah?.Yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai mencari.
"Bagaimana bisa kalian tidak bisa menemukannya?", teriak Dave murka pada anak buahnya.
"Maaf Tuan kami sudah memeriksa seluruh Bandara, stasiun sampai pelabuhan",ujar salah satu anak buah Dave dengan kepala tertunduk.
"Kalian tidak memeriksa terminal?", ucap Dave.
"Ti-tidak Tuan", geleng keduanya.
"Bodoh... periksa sekarang!",ujar Dave langsung diangguki keduanya lalu segera beranjak pergi.
"Arghhh...", erang Dave.
Dari kejauhan Daveena menatap sang Kakak dengan raut wajah tak terbaca.Ia yakin sekarang ada sesuatu antara Kakaknya dengan Juwita.
Tak pernah ia melihat Kakaknya sefrustasi ini karena seorang wanita.Kakaknya selama ini menutup hati untuk semua wanita,dan ia tau betul alasannya.Jika benar dugaannya jika Juwita berhasil membuat dinding es dihati Kakaknya mencair maka ia sendiri yang akan menemukan Juwita.
Kembali pada Dave, pria itu berusaha melacak keberadaan Juwita melalui GPS wanita itu.Tapi ia kembali mengumpat karena Juwita mematikan ponselnya.
Ting
Vans
[rekamannya udah gue krim ke email Lo]
Dave membuka email yang dikirim Vans di ponselnya.Pria itu menyipitkan kedua matanya melihat seorang wanita mencampur sesuatu kedalaman minumannya dan ia merasa mengenali wanita itu.Berkali kali Dave memutar video itu dan akhirnya ia ingat.Wanita itu salah satu karyawan Zaki yang merupakan kepala staf keuangan jika Dave tidak salah.
Karena wanita itu ia menodai seorang gadis yang tidak bersalah.Ya dia tak sepenuhnya bersalah,ia juga manusia biasa yang jika recoki minuman itu pasti akan kehilangan kendali juga.
"Kau akan mendapat balasanmu, *****", umpat Dave dengan tatapan iblisnya.
Sementara itu di sebuah bus Juwita duduk menatap jalanan yang ia lewati.Ya dia memutuskan untuk pergi dari hiruk pikuknya ibukota.Rumah eyangnya menjadi tujuannya saat ini.
Ia ingin menenangkan diri dulu dengan semua yang terjadi.Ia akan menjalani apa yang terjadi ke depannya.Jika seandainya ia hamil,ia berjanji akan merawat anaknya dengan baik.Meski belum terjadi tapi ia berharap kehamilan itu tak terjadi.
Setelah menempuh perjalanan selama 6 jam bus pun sampai di terminal.Wanita itu turun dan menatap sekeliling mencari angkot yang akan membawanya ke rumah eyangnya.
***
"Lepas...",teriak seorang wanita saat kedua tangannya diikat.
"Hanya dalam mimpimu,*****",ujar Dave dengan tatapan menghunusnya.
"P-pak Dave",cicit wanita itu yang tampak terkejut.
"Kau tau kesalahanmu,*****?",ujar Dave dengan tatapan tajamnya.
"P-pak le-lepaskan saya",jawab wanita itu yang mulai ketakutan.
"Hahaha...kau pikir aku akan melepaskanmu dengan semudah itu?,itu tidak akan terjadi sebelum apa yang aku rasakan semalam kau juga merasakannya",ujar Dave.
"Ja-jangan P-pak...ampuni saya",ujar wanita itu yang tampak pucat pasi.Sungguh ia takut sekarang,Dave terlihat begitu mengerikan dengan tatapan penuh kebenciannya.
"Theo... berikan minuman itu padanya!",ujar Dave pada Theo.
"Baik Tuan",jawab Theo memaksa wanita itu meminum minuman yang pria itu siapkan sebelumnya.
Dave tersenyum penuh kemenangan, sebentar lagi ia akan melihat wanita itu memohon pada semua orang untuk disentuh.Ya...Dave membalas Alin lebih mengerikan dari yang ia alami.Ia merecoki Alim dengan obat perangsang namun ia melarang siapapun menolong wanita itu.Ia ingin melihat Alin melukai dirinya sendiri dengan rasa panas yang menyiksa itu.
"Arghhh... panas, siapapun tolong saya",erang Alin membuka seluruh pakaiannya dan mencoba memuaskan dirinya sendiri namun tak berhasil.Obat itu memiliki dosis jauh lebih tinggi dari yang ia berikan pada Dave semalam.
"Pak tolong saya",mohon Alin merangkak menghampiri Dave.
"Aku pikir aku tertarik dengan tubuhmu ini,hah?. Tidak...kau bukan tipeku", ucap Dave tersenyum miring melangkah mundur.
"Aku mohon bantu aku,ini sangat panas dan gatal",isak wanita itu berusaha menghampiri Theo.
"Jika kau mau, silahkan Theo",ujar Dave.
"Sepertinya dia masih perawan Tuan",jawab Theo yang bisa membedakan tubuh wanita yang masih perawan dan yang tidak karena dia merupakan seorang cassanova.
"Kau yakin Theo?",tanya Dave.
"Ya Tuan...",jawab Theo.
"Jika begitu kamu beruntung Theo.Nikmatilah jika dia masih perawan.Aku ingin dia menyesali perbuatannya.Dan setelah kalian puas kirim dia ke lokalisasi",ujar Dave lalu beranjak pergi dari ruangan itu.Masih untung Dave tak mengambil organ wanita itu.
Dave memutuskan untuk pulang ke Mansionnya,anak buahnya masih mencari keberadaan Juwita.Ia terus berusaha melacak keberadaan Juwita melalui GPS ponsel wanita itu.Tapi sepertinya ponsel wanita itu gak kunjung aktif.
"Aku akan menemukanmu, baby", gumam Dave.
Dave mengumpati mulutnya yang menyebut Juwita degan sebutan baby.Dia mencari Juwita untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,hanya itu.Untuk cinta ia tak akan pernah membuka hatinya untuk wanita manapun.
Tak lama mobil Dave sampai di Mansionnya, pria itu turun dari mobilnya dan langsung memasuki hunian mewahnya itu dengan langkah panjangnya.
Ia tak melihat keberadaan sang adik dimansionya itu."Bik dimana Davee?",tanya Dave.
"Nona muda pamit pergi ke rumah Bundanya Tuan",jawab pelayan.
Dave melangkahkan kakinya menuju kamarnya dilantai atas.Tapi tiba tiba pria itu menghentikan langkahnya.Pria itu memasuki kamar tamu yang digunakan Juwita barangkali ada petunjuk disana.
Ceklek
Dave memasuki kamar itu yang tampak rapi, namun pandang pria itu tertuju pada sebuah kertas yang terletak di atas nakas.Pria itu meraih kertas itu dan membacanya.
to:Pak Dave
Terimakasih atas pertolongan anda Pak Dave.Saya pamit pergi.
Juwita
Dave meremas kertas itu dan melemparnya, rahangnya mengetat dengan amarah kembali muncul.Ia kehilangan jejak Juwita, biasanya ia bisa menemukan orang yang ia cari tapi kenapa tidak dengan Juwita.
Dave keluar dari kamar itu dan menuju kamarnya dilantai atas.Juwita menyita waktunya.Ia terus meminta anak buahnya untuk memperluas pencarian.
Ting
Zaki
[Dave... benarkah Juwita pergi dari Mansionmu.Terjadi sesuatu?]
Dave membuang nafas beratnya,ia yakin adiknya pasti sudah mengadu pada Bundanya.
******Saya juga tidak tau pasti alasannya pergi Pak,dia hanya pamit pada Daveena******.
Dave terpaksa berbohong,ia tak ingin Zaki murka jika tau sebenarnya yang terjadi.Walau bukan sepenuhnya kesalahannya,ia dalam pengaruh obat.Dia juga berniat bertanggungjawab tapi Juwita malah memilih pergi dari pada meminta pertanggungjawaban darinya.
Entah apa yang ada dipikiran wanita itu menurut Dave.Jika biasanya wanita akan meminta pertanggungjawaban tapi Juwita malah diam dan memilih pergi.Apakah wanita itu tak menyukai dirinya sehingga memilih untuk bungkam.
Dave kembali mencoba melacak GPS ponsel Juwita namun tetap sama.Pria itu terlihat frustasi mengacak rambut klimisnya.
Ting
Theo
[Tuan...aku sudah mengirim wanita itu ke lokalisasi]
Dave tersenyum miring mendapat pesan dari Theo."Itu balasan setimpal,*****",gumam Dave.
...****************...
visual Dave
juwita
Daveena