Kihana Betaria Lutfi terpaksa menerima perjodohannya dengan pria yang sangat ia benci.
Ayahnya mengatakan jika keluarga nya memiliki hutang pada keluarga Dude yang tidak bisa di lunasi dan keluarga Dude menginginkan Hana menjadi istri dari anak pertama mereka bernama Reynan Dude yang juga merupakan guru di tempat Hana sekolah.
Pernikahan mereka di rahasiakan dari seluruh guru dan pihak sekolah karena Hana tidak ingin di keluarkan dari sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Rey mengajak Hana makan di kantin rumah sakit. Ia merasa khawatir dengan istri dan anaknya. Karena sudah hampir sore Hana belum makan siang.
Hana menyantap bakso yang di sajikan dengan perasaan senang. Sementara Rey hanya menemani istrinya. Karena ia sudah makan dan masih kenyang.
"Lain kali jangan seperti ini sayang, Abang khawatir. Kamu nggak kasihan sama baby hmm?"
"Iya Abang, lain kali nggak gini." jawab Hana di sela-sela kegiatan makannya. Rey mengacak rambut Hana kesal.
"Habis ini pulang sama Rury ya. Abang masih banyak kerjaan disini."
Hana hanya mengangguk, perasaanya sudah lebih baik saat ini setelah bertemu Rey dan mendapatkan asupan amunisi.
Hana kembali ke rumah saat langit mulai berwarna jingga. Hana meminta Rey untuk memeriksakan kandungannya, meskipun jadwal kontrolnya satu Minggu lagi. setelah itu ia beristirahat di ruangan Rey sambil menunggu Rey bekerja.
Setelah beberapa saat, mobil yang di kendarai Rury sudah terparkir di halaman rumah. Ia mengerutkan keningnya karena mendengar suara ramai di dalam rumahnya.
Hana melangkahkan kakinya cepat, karena ingin tau sang mama kedatangan siapa. Saat sampai di depan pintu, ia tercengang karena melihat ke tiga sahabatnya sedang mengobrol bersama sang mama.
Revi yang melihat anaknya pulang, langsung menyambutnya di depan pintu.
"Sayang, kamu udah pulang. Dari tadi mereka nungguin kamu, nelponin kamu nggak aktif. Tadi mama udah telpon Rey buat nanyain kamu, ternyata kamu ada di kantornya. Mama padahal udah suruh Rey buat bilangin kamu biar cepet pulang." jelas mama Revi panjang lebar.
"Hana tadi ketiduran di ruangan bang Rey, sepertinya Abang lupa nyampein pesen mama." jawab Hana apa adanya. Karena memang Rey tidak mengatakan apapun padanya.
"Hana, maafin kita ya." Laura menyembul dari balik badan mama Revi dan diikuti Sarah dan Lusi.
Revi memutuskan untuk masuk ke dalam rumah untuk menyiapkan makan malam. Ia sudah mendengar cerita dari teman-teman Hanna sebelumnya.
Revi juga menjelaskan pada mereka bertiga kenapa pernikahan Hana dan Rey di sembunyikan untuk sementara. Karena Hana masih berstatus pelajar.
Hana memutar bola malas, lalu masuk meninggalkan ketiga sahabatnya. Ia meletakkan barang belanjaannya di lantai dan duduk di salah satu sofa.
"Sudah tau alasannya pernikahanku dan pak Rey harus di sembunyikan?" tanya Hana datar.
Mereka bertiga yang sudah duduk di hadapan Hana menganggukkan kepala serentak.
"Huuuft, ya sudah lah. Gw mau mandi dulu, lengket habis olahraga bareng pak Rey." kata Hana lalu berdiri dan meninggalkan teman-temannya. sambil menenteng paper bag berisi belanjaannya.
Mendengar perkataan absurd Hana mereka bertiga mendelikkan matanya. "Iiih, Hana mesuum!" kata mereka bertiga secara bersamaan.
Hana hanya tertawa dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Sementara Laura dan yang lainnya menyusul mama Revi di dapur. Mama Revi sudah meminta mereka untuk makan malam di rumah nya sebelum pulang. Karena malam ini Rey dan suaminya akan pulang terlambat.
Setelah selesai membantu mama Revi, mereka melihat album foto pernikahan Hana dan Rey. Meskipun di gelar secara tertutup karena hanya di hadiri keluarga. Pernikahan Hana masih tampak mewah.
Mereka bersorak saat melihat penampilan Hana yang cantik paripurna dengan balutan kebaya bertahta Swarovski.
"Gw yakin, pernikahan Hana menghabiskan biaya lebih dari 1M. Gimana kalo nanti resepsi ya, aduuh rasanya nggak sabar deh." seloroh Laura. Dan di angguki kedua temannya.
"Waah, Gilak! Edan! Pak Rey ganteng banget, cocok banget sih mereka berdua ini. Aaaah bikin iriiii." kata Sarah menimpali.
Saat sedang membolak-balik album foto. Hana turun dengan menggunakan daster MIDI yang tadi ia beli di mall. Daster dengan pendek diatas lutut dan berbahan lembut itu menampakan perut Hana yang sudah mulai membuncit.
Mereka bertiga serempak berlarian mendekati Hana.
"Eeeh, apaan sih. kok Lo orang belum pulang?" tanya Hana heran.
"Hana, ngomong apa itu? nggak sopan. Mama yang suruh mereka jangan pulang dulu sebelum makan malam." kata Revi yang baru keluar dari dalam kamar.
Mereka bertiga tak merasa sakit hati sama sekali dengan perkataan Hanna, karena mereka terbiasa saling mengumpat dengan perkataan yang lebih sadis.
Mereka sudah berlutut di depan Hana dan mengelus-elus perut Hana yang sedikit buncit.
"Astaga, ini di dalem kecebongnya pak Rey ya." kata Laura.
Mereka bersahut-sahutan sampai membuat Hana lelah karena berdiri. Ia sampai mengusap punggungnya yang pegal.
"Apa-apaan kalian ini!" tiba-tiba mereka di kejutkan dengan suara bariton dari arah ruang tamu.
Atensi mereka semua beralih kearah Rey yang baru saja masuk. Laura dan yang lainnya sangat takut mendapat teguran dari Rey, si pemilik kecebong di dalam perut Hana.
"Abang, katanya pulang malam?" Hana langsung mendekati Rey dan mengambil tas kerja Rey.
Sementara ke tiga sahabatnya akab kembali ke dapur untuk menemui mama Revi. Mereka takut dengan tatapan tajam dari Reynan.
"Gerah sayang, pengen mandi. Tadi kan kita main 2 kali. Jadi Mau mandi dulu, nanti jam 7 pergi lagi." kata Rey sambil mengecup kening Hana. Ia kemudian mengusap perut Hana dan berjongkok di depan perut Hana.
Ketiga teman Hana yang sedang berjalan menuju dapur, mendelikkan matanya mendengar perkataan Rey.
"Mereka baik-baik saja kan, apa teman-temanmu membuat mereka menangis?" tanya Rey sambil menciumi perut Hana.
Hana tertawa mendengar perkataan Reynan. "Mereka baik-baik saja Abang, lagian mana mungkin mereka bisa menangis. Sekarang Hana temani ke kamar yuk. Abang mandi, Hana siapin pakaiannya." ajak Hana. Rey mengangguk setuju, ia berdiri dan mendaratkan ciuman di bibir Hana secara singkat. Lalu merangkul pinggang Hana menaiki tangga untuk menuju kamar mereka.
Hana dan Rey baru mengetahui jika anak di dalam kandungan Hana kembar, mereka baru 3 kali kontrol kandungan. dokter yang biasa memeriksa kandungan Hana juga baru menyadari jika ternyata Hana hamil kembar.
Mereka juga belum sempat mengatakan pada kedua orang tua mereka karena tadi semua masih sibuk.
Setelah masuk ke dalam kamar, Rey langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Hana membuka lemari dan memilihkan pakaian untuk di pakai suaminya saat akan pergi nanti. setelah selesai memilihkan pakaian untuk Rey. Hana rebahan diatas ranjang dan mengusap-usap perutnya. Ia tak menyangka jika di dalam perutnya ada 2 nyawa.
Rey keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya. "Sayang kenapa, capek ya?"
"Abang, barusan mereka bergerak." kata Hanna antusias. Mata Rey langsung mendelik dan mendekati sang istri.
"Benarkah?" Hana mengangguk dengan wajah bahagia.
"Hana juga kaget. Abang ajak ngobrol deh, terus rangsang dengan sentuhan." Hana menggerakkan tangan sang suami diatas perutnya.
"Baby, ini Daddy. Ayo bergerak lagi. Daddy ingin merasakan gerakan kalian." kata Rey. Setelah mengatakan itu, tak lama kemudian tangan Rey merasakan gerakan dari dalam perut Hana.
Ia membolakan matanya dan menatap Hana. Mereka tertawa bersama, karena bahagia. "Anak-anak Daddy memang anak-anak cerdas." Rey menciumi perut Hana dan mengusap-usapnya. Benar-benar bahagia sekali karena Hana.
"Terimakasih atas kebahagiaan ini sayang." ungkap Rey menatap Hana dengan tatapan penuh cinta.
Hana mengangguk dan tersenyum. "Terimakasih juga buat Abang, Hana juga bahagia." kata Hana lalu mencium bibir Rey lebih dulu.