Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA TIGA
Kinara tiba di kediamannya setelah cukup banyak mengantarkan berbagai macam jenis penumpang taksinya. Ini rumah tinggal sederhana peninggalan almarhum ibunda tercinta yang wafat dua puluh tahun lalu.
Tepatnya, Kinara sudah yatim piatu saat ini, dan tujuh tahun dari semenjak kematian Papa, Kinara menetap bersama ibu tirinya.
Yah, tidak salah, ibu tiri beranak satu, wanita bernama Miranda yang dinikahi satu tahun sebelum almarhum Papanya meninggal.
Sejak Papanya wafat, tentunya Kinara terpaksa harus kuat, harus menghidupi dirinya sendiri dari makan hingga biaya kuliah.
Sudah cukup lama, Kinara menjadi sopir taksi dengan mobil rentalan. Yah lumayan lah, hasilnya bisa untuk biaya transportasi, buku- buku kuliah, dan lainnya. Kalau untuk uang semester, Kinara sudah mendapat beasiswa.
"Hello, cupu?!"
Baru datang sudah disambut dengan teriakan saudari tirinya. Ialah; Echy anak yang dibawa ibu tirinya saat menikahi almarhum Papanya.
Gadis itu masih seusia dengan Kinara. Hanya saja, Echy cukup beruntung karena warisan dari ayah kandungnya yang entah siapa bisa membuat gadis itu kuliah di kampus ternama kota London Inggris.
Tidak hanya kuliah di kampus yang bagus, Echy juga beruntung memiliki paras yang amat sangat cantik. Modis, fashionable dan terlihat sekali value-nya.
Wasiat almarhum Papa sebelum meninggal; mengatakan untuk tidak mengusir ibu dan adik tirinya. Maka meski Echy cukup berisik dan banyak tingkah, Kinara sabar.
Yah, walau Kinara akui sekali, selama ini ibu tirinya begitu baik. Kekurangannya hanya tidak memiliki pekerjaan tetap saja.
Itulah yang membuat Kinara harus serba menghidupi dirinya sendiri. Kinara paham bila mana ibu tirinya tidak mampu mencukupi biaya kuliah dua putrinya secara bersamaan.
Sebagai anak tiri, Kinara harus banting tulang untuk kuliahnya sendiri. Yah, selagi ibu tirinya bukan ibu tiri jahat seperti yang ada di kisah Cinderella, setidaknya ini tidak buruk.
"Ini buat kamu!" Kinara cukup bingung saat menerima paperbag berisi gaun. "Aku mau nikah sama cowok tajir, jadi pakai itu buat minggu depan, ya."
"Acaranya minggu depan?" Kinara bahkan baru tahu jika Echy akan menikah minggu depan, padahal mereka bertemu setiap hari.
Walau Kinara harus sadar diri juga, sedari dulu, Echy yang amat sangat cantik dan seksi tidak pernah menganggap dirinya saudara.
"Iya ... acaranya minggu depan. Dan Echy mau kamu dandan yang cantik biar kamu nggak malu-maluin aku di sana."
...\=//°°°®™©™°°°//\=...
Sesuai rencana awal, Kinara cantik dengan gaun putih pemberian Echy. Walau tidak begitu nyaman karena sering terpeleset oleh sepatu heels miliknya, Kinara tak menyerah.
Acaranya meriah, sepertinya memang benar jika keluarga dari mempelai pria memang amat sangat kaya. Baru tiba di depan saja, sambutan punggawanya begitu ramah.
Kinara cukup kebingungan menatap ke sekeliling, di dalam acara yang semegah ini, Kinara tak memiliki satu pun teman ngobrol.
Kinara hanya diam, sampai ada satu orang menepuk pundaknya dari belakang, kemudian menyuruhnya masuk ke dalam ruangan milik pengantin.
Yah, ini wajar mengingat Kinara masih adik tiri dari calon pengantinnya. Tiba di ruangan tersebut, matanya menyisir segala arah demi mencari mempelai wanita.
Bukan pengantin bahagia, Kinara justru menyaksikan tangisan ibu tirinya. Wanita itu duduk di lantai, dalam kondisi menyedihkan.
Lewat panggilan video, Miranda dan Echy adu teriakan. Kinara sendiri masih cukup bingung dengan apa yang terjadi di sini.
Ke mana Echy si mempelai wanita, dan kenapa Miranda sang ibu tiri menangis sampai melunturkan maskara-nya?
Miranda bangun dibantu Kinara, sejauh ini Miranda memang selalu bersikap baik pada anak tirinya.
"Apa yang terjadi, Ma?" tanya Kinara.
Miranda menggeleng kepalanya menangis.
"Cerita sama Kinar ada apa?"
"Echy kabur dari pernikahan, Sayang. Echy nggak mau dinikahkan dengan putra kedua keluarga Rain karena--"
"Karena apa?"
Acara sudah ramai begini, Echy malah kabur entah ke mana. Di luar para tamu undangan sudah berdatangan dan apa yang akan terjadi pada ibu mereka jika sampai keluarga mempelai pria tahu Echy melarikan diri?
"Satu minggu sebelum acara ini, Alhambra mengalami kecelakaan. Dan, Echy menganggap dirinya tidak pantas mendapatkan calon suami yang lumpuh."
"Apa?" Kinara tak dapat katakan apa pun.
"Padahal Mama punya banyak hutang. Dulu Papa kamu meminjam modal ke keluarga Rain untuk buka usaha baru. Tapi, sekarang boro- boro untung malah buntung."
"Ya Tuhan--" Demi apa pun Kinara baru tahu soal hutang piutang ini, "kenapa Mama baru cerita soal ini?"
"Mama tidak ingin kamu merasa bersalah sama Mama, Sayang." Miranda memelas.
"Kinara akan bantu sebisanya. Kinara akan bantu melunasi secepatnya."
Miranda menggeleng. "Itu tidak mungkin, Sayang. Tidak mungkin."
"Kenapa? Sebanyak apa hutangnya?" sergah Kinara, dia akan bekerja lebih giat lagi untuk menutup hutang- hutang ayahnya.
"Masalahnya, keluarga Rain tidak mau dibayar dengan uang. Mereka sudah cukup banyak uang, Kinar, yang mereka butuh mempelai wanita, mereka hanya mau dibayar dengan calon pengantin untuk putra keduanya.
Kinara bergeming.
"Kamu lihat sendiri, semua tamu sudah datang ke sini. Mereka pasti akan mencaci maki Mama karena kebodohan Echy."
"Ya Tuhan--" Kinara serba bingung sekarang, apa lagi, mereka sudah berurusan dengan orang paling kaya katanya. "Jadi apa yang bisa Kinara bantu, Ma?"
"Echy lari. Tapi, Mama juga nggak mungkin mengirimkan kamu untuk keluarga sombong itu, Sayang, tidak mungkin. Jadi biar Mama saja yang pergi ke tempat mereka untuk mengatakan yang sebenarnya."
"Mengatakan apa, Ma?" tukas Kinara.
Miranda mendengus lirih. "Echy menolak menikah, dan mereka boleh memenjarakan Mama saja sebagai jaminan pengganti hutang-hutang Papa kamu sebelum wafat."
"Jangan, Ma!" sergah Kinara.
"Lalu bagaimana?"
Kinara juga tidak yakin, tapi dia akan mencoba lakukan sesuatu untuk ibu tiri yang selama ini bersikap baik padanya.
"Kalau Echy tetap tidak mau datang ke sini lagi. Biar Kinara saja yang menikah dengan putra kedua keluarga Rain," baktinya.