Menikah di usia muda sungguh bukan keinginan ku. Namun aku terpaksa harus menikah di usia muda karena perjanjian kedua orang tuaku.
Aku dengannya sekolah di tempat yang sama setelah kami menikah dan hidup bersama namun rasa ini muali ada tapi kami tidak saling mengungkapnya hingga suatu hari terjadi sebuah kecelakaan yang membuat kami.... ayo simak lanjutan ceritanya di novel Benci jadi cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Hari Pertama Sekolah
Dua hari kemudian.
Pagi ini Rena dan juga Nana sudah mulai masuk sekolah. Rena dua hari berada di Indonesia, gadis cantik itu sudah banyak belajar bahasa Indonesia.
Begitu juga dengan Nana, walaupun tidak banyak namun dia sudah banyak mengerti, walaupun saat berbicara bahasanya masih tercampur.
Rena selama dua hari ini dia belajar sama Pak Dadang dan juga Memet, jadi dia sudah hampir sempurna berbahasa Indonesia.
Rena dan Nana diantar oleh Pak Dadang ke sekolah barunya.
Sebagai murid baru disekolah, jadi tidak heran kalau semua mata menatap dirinya.
"Hei lihat, apa itu anak baru?" tanya murid-murid yang ada di sekolah itu. Melihat semua mata menatapnya, Rena cuek saja, baginya menjadi sorotan banyak mata sudah biasa.
Bagi Rena ini terlalu biasa, terlebih ini hanya disekolah. Di saat balapan aja dia hanya cuek di soraki dan dikagumi, jadi kalau hanya murid disekolah Rena tidak akan grogi.
Rena tidak peduli dengan sorotan banyak mata kepadanya. Gadis itu berjalan menelusuri koridor sekolah hingga sampai dikantor wali kelas.
Rena dan Nana, dipersilahkan duduk, karena waktu belajar masih ada 10 menit lagi.
Sementara diluar masih banyak yang membicarakan kehadiran murid baru.
"Murid baru yang tadi sangat cantik, gue mau kalau jadi pacarnya." Ucap seorang murid laki-laki pada teman-temannya.
Riuh tentang kehadiran murid baru hingga sampai ditelinga Azam dan Ilham. Kedua pemuda tampan itu masih diparkiran motor. Keduanya sedang menunggu Rangga.
"Zam, Lo dengar gak,yang anak-anak ngomong tadi?" tanya Ilham pada temannya Azam.
"Iya, gue dengar, tapi siapa murid baru itu, gue jadi penasaran, kenapa Anak-anak mengidolakannya."
Tidak lama kemudian Rangga datang bersama motornya. Rangga memarkirkan motornya tepat dihadapan Azam, dan Ilham.
"Hai, bro, kok kelihatannya ceria banget?" sapa Rangga yang sudah turun dari motornya.
"Lo telat bro, kita lagi penasaran sama anak baru ni." ucap Azam memberitahu Rangga kalau disekolah ada murid baru.
"Memang kenapa kalau Anak baru?" tanggapan Rangga membuat Azam dan Ilham mencebik. Karena Rangga tidak penasaran dan juga heboh dengan kedatangan anak baru itu.
"Yang ini lain bro, coba Lo dengar anak-anak malah heboh dengan anak baru itu. Dia cantik bro." Azam menyuruh Rangga mendengar anak yang lagi ngomongin tentang kecantikan Rena sebagai anak baru di sekolahnya.
"Udah ah, yok ke kelas. Kalian seperti tidak pernah melihat wanita cantik aja." Imbuh Rangga sembari berjalan ingin kekelasnya.
Azam dan Ilham saling pandang, reaksi Rangga tidak seperti yang mereka bayangkan.
Akhirnya kedua orang itu mengikuti Rangga yang sudah berjalan didepan.
"Lo curiga gak, kalau Rangga gay?" tanya Azam sembari berjalan mengikuti Rangga.
"Udah, diam, dia itu sahabat kita, tidak boleh curiga kek gitu." Timpal Ilham tidak mau Azam curiga pada Rangga.
"Alah, kayak Lo gak aja." timpal Azam lagi. "Hehehe, iya sih, cepat, tu Rangga dah mau sampai." tunjuk Ilham pada Rangga yang hampir sampai di kelas.
Sepuluh menit sudah berlalu, Rena masuk bersama wali kelas dan juga Nana. Semua siswa dan siswi sudah duduk dengan rapi didalam kelas.
"Selamat pagi Anak-anak," sapa wali kelas pada semua muridnya.
"Selamat pagi Ibu guru." Jawab semua murid serempak.
"Hari ini kita kedatangan teman baru , silahkan perkenalkan diri kalian!" titah wali kelas itu.
"Asalamualaikum semua, saya Rena, saya pindahan dari Malaysia, saya ingin berteman dengan kalian. Sekian dan terimakasih." Ucap Rena dengan bahasa Indonesia karena sudah pandai sedikit. Kemudian dia kembali mundur kebelakang yaitu berdiri lagi disisi wali kelas.
Kemudian Nana maju kedepan untuk memperkenalkan dirinya juga.
" assalamualaikum kawan-kawan, perkenalkan. Saya Nana, saya juga pindahan daripade Malaysia, semoga je kita bisa jadi member yang baik." Ucap Nana, bercampur bahasa karena belum terlalu pandai berbahasa Indonesia.
Ilham, Azam dan murid lainnya bergumam. "Wah, ini bidadari, cantik banget, sumpah." Azam dan Ilham memuji kecantikan Rena.
Lain halnya dengan Rangga, pemuda tampan itu menatap benci pada Rena, Rangga sangat terkejut saat Rena dan Nana masuk kekelasnya. Rangga tidak menyangka kalau gadis yang beradu mulut dengannya beberapa hari yang lalu, akan sekolah sama dengannya, bahkan satu kelas dengannya.
Yang lebih jengkel dan kesal lagi, gadis yang Rangga tau akan dijodohkan dengannya yaitu Nana, juga satu sekolah dengannya. Rangga sungguh benci dengan keadaan ini.
"Kenapa sih, kedua gadis itu sekolah disini, gak ada sekolah lain apa?" gumam Rangga kesal, marah, benci, semua bercampur menjadi satu.
Setelah memperkenalkan diri, wali kelas menyuruh Rena dan Nana duduk. "Rena, kamu duduk di bangku kosong disebelah Rangga. Dan kamu Nana, kamu duduk disebelah Santi!" titah wali kelas kepada keduanya.
Sesuai perintah dari guru, Rena berjalan ke bangku disebelah Rangga. Rena hanya menatap tanpa ekspresi pada pemuda tampan itu.
Rena tau pemuda yang disampingnya, adalah pemuda yang berselisih paham dengannya tempo hari.
Rena tidak menyapa Rangga, Rena juga kesal dan benci pada pemuda itu.
Rangga menatap sinis pada Rena yang sudah duduk di sebelahnya.
Sangat berbeda dengan Nana, Santi mempersilahkan Nana duduk disebelahnya, gadis ramah dan murah senyum itu sangat senang, karena dirinya sudah ada teman duduk.
"Hai, gue Santi." Santi menyodorkan tangannya memperkenalkan diri pada Nana.
Nana menyambut tangan Santi dengan senyum. " Saya Nana Kak." Ucap Nana sopan.
Sedangkan Ilham dan Azam terus saja melirik Rena, keduanya sangat mengagumi kecantikan gadis Indonesia bercampur Malaysia itu.
Nana yang merasa dirinya terus ditatap oleh kedua pemuda tampan itu menoleh. Lalu mengangguk kepala tanda menyapa.
Azam melemparkan senyum pada Rena, Rena juga membalas senyum Azam hingga membuat Azam dan Ilham menelan ludahnya sendiri.
"Alah Mak, senyumnya membuat gue kena serangan jantung." Gumam Azam.
Rangga yang melihat kelakuan kedua sahabatnya yang mengagumi Rena musuhnya. Pemuda tampan itu langsung melempar pulpen kepada kedua temannya itu.
"Kayak tidak pernah melihat gadis cantik aja, payah Lo." Gumam Rangga kesal pada kedua temannya itu.
"Baiklah Anak-anak, Pelajaran pertama, Bahasa Indonesia, buka buku kalian!" titah wali kelas mereka.
Kemudian wali kelas itu menerangkan tentang apa saja yang ada dibuku itu. Hingga bell istirahat berbunyi.
"Huiii." Teriak semua murid saat mendengar bell pertanda istirahat. Semua siswa siswi berbondong-bondong kekantin untuk mengisi perutnya yang sudah lapar.
"Hei, ayo kekantin." Ajak Santi pada Nana. Nana menoleh pada Rena yang sudah bangun dari duduknya.
Rena menganggukkan kepala, tanda setuju. Akhirnya Santi, Nana, dan juga Rena keluar dari kelasnya. Sampai diluar kelas, Nana mengenalkan Rena pada Santi yang tadi baru jadi temannya.
"Santi, Kak Rena ini, Kakakku."
"O, jadi kalian Adik Kakak ya?" Santi baru tau kalau Rena adalah Kakaknya Nana.
Rena mengangguk. "Hai, aku Rena , Kakaknya Nana." Rena menjabat tangan Santi.
"Iya, senang berteman dengan Lo." Ucap Santi ramah. "Senang juga berteman denganmu." Jawab Santi lagi. Akhirnya ketiga gadis itu menjadi teman.
"Ayo kekantin sekarang, kalau terlambat, nanti makanannya habis." Ajak Santi buru-buru takut makanannya habis.
Bersambung.