"Lalu bagaimana dengan aku mas? bagaimana dengan pernikahan kita?" Lirih nya dengan suara yang hampir tercekat.
"Kita akan tetap seperti ini sayang, mas mencintaimu."
"Tidak, ceraikan aku, menikahlah dengan dia."
"Aku hanya menginginkan seorang anak, kamu tidak bisa memberikan nya," Ucap nya dengan nada tinggi.
"Kamu menuduh aku mandul mas? Tega kamu mas..." Lirih Aira, ia sudah tidak tahan lagi menahan tangis nya.
Aira Putri Renjana sudah menikah selama lima tahun, namun setelah lima tahun pernikahan ia masih belum memiliki keturunan.
Kehidupan rumah tangga yang bahagia selama lima tahun itu, harus hancur karena tiba tiba, sang suami yang ia cintai membawa dan langsung memperkenal kan istri kedua nya yang sedang mengandung.
Hari itu membuat Aira seperti mimpi buruk yang tidak berkesudahan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbongkar nya asal Aira
"Sebenar nya ada hal yang ingin kami tanya kan," Kata daddy Rangga, ia membuka awal percakapan.
"Menanyakan prihal apa dad?" Aira menanyakan, prihal yang ingin mereka bicarakan.
"Kalo ada lawan bicara, jangan menunduk, angkat wajah mu, perlihat kan ekspresi wajah mu kepada lawan bicara mu, sekarang kamu bukan hanya Aira Putri Renjana. Tapi Aira Putri Renjana Mahendra Alexander." Ucap Kakek Prawira dengan suara tegas nya.
Sontak membuat Aira mengangkat wajah nya, ia akan membuktikan kalo Aira pantas menjadi bagian keluarga Mahendra Alexander, lalu Aira berkata. "Baik kakek."
"Apakah nama ayah mu Bagas Sucipto?" Tanya daddy Rangga.
"Iya dad, nama ayah aku Bagas Sucipto, memang nya kenapa?" Aira menanyakan tentang ada hubungan apa sang mendiang ayah nya dengan keluarga ini.
"Ini bukan," daddy Rangga memberikan sebuah foto, ia menunjukan nya kepada sang menantu.
Aira melihat foto yang di berikan mertua nya, lalu Aira berkata. "Ini memang ayah Aira dad, ada hubungan apa daddy dengan ayah nya Aira?," Aira menanyakan lagi.
"Apakah kamu memang benar benar anak nya Bagas, kakek sudah mencari kalian beberapa tahun ini, tapi kakek tidak menemukan kalian, syukurlah kalo takdir mempertemukan kita," Kata kakek, ia langsung memeluk Aira saat tahu, kalo Aira adalah anak dari orang yang selama ini ia cari.
"Aku sungguh tidak mengerti," Aira bingung dengan semua nya.
"Sebelum ayah mu meninggal, apa ayah mu pernah menyuruh mu pergi ke Prancis?" Tanya kakek Prawira.
"Pernah, dulu saat ayah sedang sakit, ayah pernah berkata kalo hidup aku tidak baik baik saja, pergi ke Prancis," Jawab Aira.
"Dulu ayah mu pernah bekerja dengan kakek, tapi setelah ia pulang ke negara asal nya, ia tidak pernah lagi kesini, namun saat ia berpamitan untuk pulang, ayah mu sempat menitip kan dirimu kalo suatu saat ayah mu tiada," Jawab kakek Prawira, ia sudah tidak bisa menahan tangisan kebahagiaan nya.
"Jadi orang orang yang di maksud ayah itu keluarga ini?" Ucap Aira baru menyadari.
"Iya, kami." Jawab Kakek.
"Kami sangat lega sudah tahu kalo kamu memang anak nya Bagas," Kata daddy Rangga terharu.
"Kakek akan menjaga dan mencintai kamu seperti cucu kakek sendiri," Kata kakek.
"Terima kasih kek, aku jadi penasaran sebaik apa beliau dengan kakek, sehingga kakek sangat amat ingin menjaga aku," Kata Aira penasaran.
"Ayah mu pernah menolong suami mu," Jawab Kakek Prawira.
Namun tiba tiba pintu terbuka lebar, kedua wanita paruh baya yaitu, nenek Sinta dan mommy Meilani masuk ke dalam ruangan.
"Pah, jadi Aira ini anak nya Bagas?" Lirih nenek Sinta, berjalan kearah Aira.
"Iya mah, dia anak yang kita cari selama ini." Jawab kakek.
"Kami sudah mencari mu kemana mana nak, ternyata takdir membawa mu kesini, oh ya tuhan, Bagas pasti bahagia sekali mempunyai anak secantik kami," Ucap nenek Sinta, ia memeluk Aira sangat erat.
"Kami berjanji akan menjaga dan mencintai kamu nak," Ujar mommy Meilani.
"Kalian kan menerima aku di sini, berarti kalian mencintai ku," Jawab Aira.
"Lalu bagaimana dengan ibu mu nak, kenapa saat kalian menikah, ibu kamu tidak di undang?" Tanya kakek Prawira penasaran.
"Dulu, ibu memaksa ku menikah dengan mantan suami ku, kata ibu, aku harus balas budi karena selama ini ibu sudah membesar kan aku, ibu memaksa aku nikah di umur aku yang masih 18TAHUN, tapi karena kata ibu harus balas budi, aku melakukan nya," Aira sedikit menjelas kan.
"Kenapa ibu mu tidak tahu kamu kesini?" Kakek Prawira menanyakan lagi, ia ingin mendengar kejujuran cucu menantu nya.
"Saat mantan suami ku menikahi istri kedua nya, ternyata ibu sudah tahu lebih dulu, saat itu aku datang ke rumah ibu, niat nya pengen menenangkan pikiran ku, tapi ibu tidak menerima kehadiran ku, malahan ibu mengusir aku, kata nya malu punya anak yang mandul," Aira menjelas kan.
"Brengsek!.." Geram kakek Prawira.
"Tapi aku tidak apa apa, sekarang aku punya keluarga seperti kalian, ini semua sudah lebih dari cukup," Kata Aira.
***
Sementara disisi lain, seorang wanita yang sedang di ganggu beberapa lelaki teman sekolah nya.
"Boleh juga nih cewe, enak kali kalo kita main main dulu," Kata seorang lelaki dengan tatapan mesum.
"Minggir kalian," Ucap wanita itu, ia berusaha menghindar dari ketiga lelaki itu.
"Galak amat sih jadi cewe," Kata seorang lelaki itu, ia ingin meleceh kan seorang wanita itu tapi wanita itu berhasil menghindar.
"Kalian jangan mengganggu Fera, atau hidup kalian tidak akan aman," kata seorang lelaki yang memakai seragam yang sama dengan Fera.
"Ma__Maaf..." Ketiga laki laki itu berlari, setelah di tegur oleh sang ketua kelas yang terkenal bengis itu.
"Lo tidak apa apa," Kata laki laki itu.
"Ngapain juga lo harus nolongin gue, gue bisa jaga diri gue sendiri," Ucap Fera kesal, setiap bertemu dengan nya.
"Bukan nya bilang terima kasih, malah jutek begitu," Kata laki laki yang bernama Alvaro itu.
"Alvaro, gue ga minta ditolongin lo ya, awas ah gue mau pergi,"Balas Fera.
"Menarik sekali, lihat saja nanti." Gumam Alvaro.
Fera berlari menjauhi Alvaro, ia bukan tidak suka dengan laki laki itu, tapi Fera takut kalo kaka nya tahu ia dekat dengan laki laki, takut nya laki laki itu akan di hajar.
"Lo lama banget sih dari toilet nya," Kata teman Fera yang bernama Nina.
"Sakit perut gue makanya lama," Jawab Fera berbohong.
"Eh Fer tadi lo ketemu sama Alvaro ga, dia juga izin mau ke toilet," Tanya Nina.
"Mana gue tanu Nin, gue kan ke toilet cewe," Jawab Fera.
"Iya juga ya, beda arah sih." Ucap Nina menggaruk kepala nya.
Tiba tiba seorang lelaki duduk di sebelah Fera, ia Alvaro yang tiba tiba datang.
"Boleh duduk disini ga?" Ucap Alvaro meminta izin.
"Boleh duduk aja," Jawan Nina.
"Nin apaan sih, ini kan tempat duduk kita!" Geram Fera.
"Nin, ayo kita ke kelas," Ajak Fera kepada sahabat nya itu.
"Tapi Fer.." Sahut Nina yang tidak ingin masuk kelas.
"Ayo Nin," Paksa Fera.
Fera berdiri, ia ingin pergi dari kantin itu setelah kedatangan Alvaro.
"Mau kemana, kenapa menghindar?" Kata Alvaro.
"Gue mau masuk kelas, ga ada yang harus gue hindarin dari lo," Jawab Fera.
"Kelihatan banget pengen menghindar nya, kenapa? Lo takut suka sama gue?" Sindir Alvaro.
"Gue? Suka sama lo?. Tidak akan pernah," Jawab Fera.
"Yakin?" Kata Alvaro.
"Seribu persen yakin, lo bukan tipe gue." Kata Fera.
"Dari sekian banyak nya wanita, lo wanita paling aneh." Kata Alvaro.
"Terserah gue.." Sungut Fera.
Guys, jangan lupa like, vote dan juga ikuti aku yaa, terima kasih kaka cantik....