Karena hutang ayahnya, Ervina terpaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal dingin, kejam dan tak tersentuh. Kabarnya sang CEO tidak bisa melupakan mantan istri pertamanya.
Narendra Bimantara, Seorang CEO yang membenci sebuah pernikahan karena pengalaman buruk di masa lalu. Namun, karena putri semata wayangnya yang selalu meminta Ibu, Naren terpaksa menikahi Ervina sebagai pelunas hutang rekan kerjanya.
Namun, Naren tak pernah berfikir menjadikan Ervina istri sungguhan, dia berfikir akan menjadikan Ervina baby sister putrinya saja.
Dan membuat perjanjian pernikahan dengan Ervina.
Ikuti kisah IPHMDK
karya Roro Halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Gadis Kecil hadiah Tuhan.
"Jadi dia Mommynya, Calisha?" lirih gadis kecil itu.
Deg!
Jantung Ervina berdetak kencang, entah karena terkejut atau suara lembut gadis berambut pirang panjang itu. Hati Ervina seperti tergerak.
"Apa dia putri Tuan Naren, Mas Bagas?" tanya Ervina.
Bagas mengangguk, "Iya, Nyonya! Namanya, Calisha Bimantara!"
Suamiku Duda beranak satu?
'Kenapa putrinya sangat cantik? Seperti orang-orang keturunan barat! Apa suamiku tampan? Bukan pria tua berperut buncit dan jelek?' batin Ervina.
Dari kemarin saat Ayahnya mengatakan bahwa dia akan dinikahkan dengan rekan kerjanya, dia berfikir akan dinikahkan dengan bapak-bapak gadun yang suka daun muda, berperut buncit, pendek, dan jelek.
Tapi Ervina menjadi penasaran saat melihat putri laki-laki itu secantik ini, tidak mungkin visualnya seperti yang dia bayangkan!
'Tunggu, bisa jadi cantik karena turunan dari istri pertamanya! Bisa terjadi!' batin Ervina lagi sambil menurunkan tubuhnya dan merentangkan tangannya ke arah gadis cantik itu dengan senyum lebarnya.
Melihat mommy barunya merentangkan tangan, Calisha sontak berlari dan menghambur ke pelukan Ervina.
"Mommy!" pekiknya.
Grep!
Seolah mereka benar-benar dua orang ibu dan anak yang sudah dipisahkan jauh, mereka saling memeluk erat dengan Ervina yang menghadiahkan banyak sekali ciuman pada gadis menggemaskan itu.
Jantung Ervina kian berdetak kencang saat ini, seolah hatinya terpaut pada gadis itu, kebahagiaan menyeruak di hati Ervina, merasa sangat diterima oleh putri suaminya membuat Ervina begitu bahagia.
Karena di film yang Ervina selalu tonton, banyak anak suami yang tidak menyukai dan menentang ibu barunya.
Kebahagiaan yang sama juga Calisha rasakan, gadis yang tak pernah merasakan pelukan hangat seorang ibu sejak kecil, kini dia merasakan dekapan itu.
Calisha begitu mendambakan memiliki seorang Mommy yang akan menyayanginya, dan kini Daddynya mengabulkan harapan terbesarnya.
Tak ada kata yang keluar dari keduanya, mereka hanya menikmati pelukan masing-masing.
Ervina bingung bagaimana cara memulai percakapan dengan putri sambungnya, karena Ervina tidak pernah memiliki anak, atau berurusan dengan anak kecil.
"Mommy!" lirih Calisha.
Ervina melerai pelukan itu dan menunduk, melihat putri sambungnya yang masih menempel di dadanya, "Apa, Sayangku?"
Gadis itu tersenyum manis sekali mendengar jawaban Ervina, hatinya membuncah hingga mata jernih itu mulai berair, "Calisha senang sekali memilki Mommy, sekarang!" ucapnya.
Melihat itu, hati Ervina merasa terharu, ucapan sederhana itu nyatanya mampu menembus relung hati Ervina.
"Mommy Na juga sangat senang punya Calisha sekarang, Mommy Na jadi gak sendirian lagi!" jawabnya sambil mengusap mata indah putri sambungnya itu.
Melihat itu, para maid yang berdiri di sana tampak terharu melihat adegan itu. Mereka juga tak ada yang menganggu dua orang itu.
"Mommy Na?" tanya Calisha.
Ervina mengangguk, "Mommy namanya Ervina, Calisha bisa panggil dengan Mommy Na!" jawabnya.
"Yey! Ayo Mommy Na! Kita ke kamar Calisha, Calisha punya banyak sekali boneka!" seru gadis kecil itu sambil bersorak gembira.
Ervina mengangguk dan mengikuti langkah kecil putri sambungnya yang akan menunjukkan kamarnya sambil menggenggam erat tangannya.
Hal itu membuat hati Ervina menghangat.
Gadis gembul itu membawa Ervina naik ke lantai dua dan masuk ke kamarnya yang penuh dengan nuansa warna pink berpadu dengan biru laut.
Cklek!
"Ayo Mommy Na, masuk!" ucapnya tidak sabaran.
"Iya, Sayang!" ucap Ervina masuk ke dalam kamar putri sambungnya itu, "Wah, bagus sekali kamar Calisha! Calisha keren!"
Mendapatkan pujian dari Mommynya membuat Calisha senang, dan bersorak sambil meloncat-loncat pada Ervina, "Makasih, Mommy! Peluk ... Peluk Mommy Na!" soraknya.
Ervina kemudian menunduk dan memeluk Calisha penuh rasa sayang, entah kenapa semua kesedihannya dari kemarin seolah sirna terhapus oleh pertemuan manis dengan putri sambungnya itu.
'Apa ini namanya naluri ibu?' batin Ervina sambil mengusap punggung belakang Calisha.
"Kamar ini Daddy yang siapkan untuk Calisha, Mommy! Tapi kamar Daddy jelek, Mommy Na pasti tidak akan betah disana seperti kamar hantu!" celoteh Calisha.
Ervina tertawa mendengar aduan Calisha sambil mengangkat gadis kecil itu tanpa melepas pelukannya dan mendudukan di kasurnya, "Jadi Calisha takut masuk kamar, Daddy?" tanyanya sambil merespon putri kecilnya dengan ekspresi ketakutan.
Calisha dengan cepat mengangguk, "Iya, Mommy Na! Calisha gak suka tidur di kamar, Daddy! Jadi biar Daddy tidur dengan hantu saja, Mommy Na tidur dengan, Calisha!" beonya.
Ervina mengangguk dengan semangat, "Setuju!" ucapnya sambil memajukan satu tangannya untuk tos dengan Calisha.
"Yey! Tos!" sorak Calisha.
Hal itu membuat Ervina dan Calisha tertawa bersama dengan penuh kebahagiaan.
Ervina tidak menyangka, bersama dengan Calisha membuatnya sangat senang dan membuncah, gadis manis itu membuatnya tak bisa berhenti tersenyum.
'Menikah tidak semenyeramkan itu, ternyata! Apalagi dapat bonus semanis ini! Terima kasih Tuhan, Hadiah gadis kecilnya, untukku.' batin Ervina.
Kemudian Ervina menemani Calisha bermain mainannya di dalam kamar hingga siang hari dan tertidur bersama di kamar itu sambil saling memeluk seolah mereka benar-benar ibu dan anak kandung.
Padahal mereka baru bertemu pagi menjelang siang hari.
Pemandangan itu nyatanya membuat seseorang yang sejak tadi memantau lewat CCTV di ponselnya tak bisa menahan senyum tipisnya.
Narendra Bimantara! Yah, setelah akad nikah selesai tanpa bertemu dengan wanita yang dia nikahi, dia pergi langsung menuju perusahaan untuk melanjutkan pekerjaannya.
Naren hanya melihat wajah istrinya itu di ponsel kemarin saat dia meminta Bagas untuk mencari informasi tentang kedua putri Candra Prasojo, maka dari itu dia menawarkan pernikahan pada Candra.
Naren memang lebih memilih Ervina, daripada Noela— kakak Ervina, karena laporan kehidupan pribadi yang tidak terlalu bagus dari Noela membuat Naren takut jika akan berdampak pada putri kecilnya.
Tujuannya menikah kan untuk baby sister putrinya!
Melihat putri kecilnya sangat bahagia bermain dan berceloteh riang dengan Ervina membuat Naren sedikit lega, telah mengabulkan keinginan putri kecilnya.
Jika bukan karena Calisha, Naren tidak akan pernah menikah!
Masa lalu yang menyakitkan membuatnya tak ingin berdekatan dengan perempuan, apalagi harus berhubungan.
"Bahagialah putri kecilku, Daddy senang melihat senyum bahagiamu!" gumam Naren lirih sambil menatap dua perempuan yang tengah tertidur saling memeluk itu.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" dingin Naren sambil meletakkan ponselnya di meja sambil menatap siapa yang datang.
"Permisi, Tuan!" ucap Bagas.
Naren mengangguk, "Ada apa, Gas?"
"Tuan Candra memesan tiket keberangkatan menuju Zurich, Swiss, untuk nanti malam, Tuan!" ucapnya.
Naren mengangguk, "Ayah kejam! Bahkan seekor Harimau tidak meninggalkan anaknya sendiri!"
"Iya, Tuan!" jawab Bagas, "Lalu untuk pertemuan di Milan, Bagaimana?"
"Siapkan penerbangan kita, Bagas! Kita akan berangkat sekarang!" titahnya.
Glek!
"M—maaf, Tuan! Apa Anda tidak ingin menyapa istri Anda terlebih dahulu?" tanya Bagas takut-takut.
"Untuk apa? Tidak penting!" —
Bersambung....
Author mau kejar Naren yang ngeselin sambil bawa panci, author getok kepalanya nanti😌
pasti kelakuan nya si Candra itu