Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
Nina langsung tersenyum saat melihat Lina dan Avariella memperhatikan. Kemudian ia melepaskan spatula karena masakan nya sudah matang.
"Masak apa, Nak?" tanya Lina.
"Hanya nasi goreng Tante, mengingat Carla dan Carlos suka makan nasi goreng," jawab Nina.
"Biar Tante hidangkan, kamu mandi dulu sana," kata Lina.
"Terima kasih Tan," ucap Nina. Kemudian pergi ke kamar tamu untuk mandi.
Lina dan Avariella menghidangkan makanan diatas meja, tidak berapa lama Carlina dan yang lainnya pun datang.
Austin juga datang untuk sarapan. Karena tidak ada sang mama di rumah. Jadi ia memutuskan untuk ke rumah kakaknya.
Semua sudah berkumpul di meja makan, Nina yang paling terakhir datang karena ia baru selesai mandi.
"Siapa yang masak?" tanya Austin, karena masakan nya berbeda rasanya dari biasanya.
"Nina yang masak. Kenapa? Enak?" tanya Lina.
"Gak enak," jawabnya. Mulutnya bilang gak enak, tapi makannya kaya orang gak makan dua hari, lahap.
Nina tersenyum masam saat Austin bilang masakan nya tidak enak. "Mungkin aku perlu belajar lagi," batinnya.
"Om, bilangnya gak enak, tapi makannya lahap banget?" tanya Carlos.
"Iya, Om lapar apa rakus?" tanya Carla.
"Hus ... jangan bicara seperti itu sama yang lebih tua. Apalagi di meja makan," tegur Carlina pada kedua anaknya.
Carla dan Carlos langsung diam, Lina dan Randy tidak bisa ikut campur, karena Carlina menegur anaknya agar tidak kurang ajar.
Setelah selesai makan, mereka pun pamit. Terutama Nina yang merasa tidak enak berada diantara keluarga ini.
"Kalian tidak sekolah?" tanya Carlina.
"Ini hari minggu Ma," jawab Carla.
"Oh iya mama lupa," jawab Carlina.
Carla dan Carlos keluar dengan sepeda mereka. Tidak jauh hanya persekitaran rumah mereka saja.
Selama mereka pindah, mereka tidak pernah lagi main sepeda. Mereka hanya ingin mengeluarkan keringat.
"Kak, kita jalan lebih jauh sedikit yuk!" ajak Carlos.
Carla mengikuti saja, keduanya dengan santai mengayuh sepedanya. Tanpa menghiraukan apapun.
Dari arah belakang, ada sebuah motor yang mengikuti mereka sejak tadi. Awalnya mereka mengira itu hanya orang yang kebetulan lewat.
Kedua orang itu tau, jika yang dipakai Carla dan Carlos adalah sepeda mahal. Jadi mereka ingin merampasnya.
"Hai adik manis, serahkan sepeda kalian," ucap orang itu.
"Paman siapa?" tanya Carla.
Kedua orang itu saling pandang, lalu keduanya tersenyum. Tanpa menjawab, satu orang hendak merampas sepeda Carlos.
Dan satunya lagi berada di motor, mereka akan segera kabur jika sudah mendapat sepeda tersebut.
Carla dan Carlos masih terlihat tenang-tenang saja sambil memegangi sepeda masing-masing.
Belum sempat pria itu mengambil sepeda Carlos. Carlos sudah lebih dulu menendang perut pria itu.
Pria itu mundur sebelum terjungkal ke tanah. Pria yang diatas motor segera kabur dengan motornya.
Karena temannya kalah, jika ia membantu, sudah pasti dua-duanya babak belur. Carla dan Carlos menghajar pria itu.
Hingga ia meminta ampun agar dibebaskan. Pria itu juga menangis saat digebukin oleh Carla dan Carlos.
Apalagi temannya malah kabur dan tidak membantu saat ia mendapatkan masalah.
Carla dan Carlos meninggalkan tempat itu setelah membuat pria itu pingsan. Ia juga mengikat tangan dan kaki pria itu.
"Mengapa ya kak, banyak sekali pembegal di negara ini?" tanya Carlos.
"Terkadang mereka melakukannya karena keadaan, perekonomian sulit. Ada juga karena tidak mau kerja berat. Maunya malakin orang saja agar dapat uang," jawab Carla.
Carla dan Carlos memilih untuk pulang ke rumah saja. kebetulan hari pun sudah mulai siang.
Saat tiba dirumah, keduanya langsung ke kamar untuk mandi. Karena rencananya mereka akan menemui sang nenek nanti.
Sementara di sisi lain ...
"Ada apa kamu ingin menemui ku?" tanya Rekha pada Daniel. Saat ini mereka sedang berada di sebuah cafe.
"Duduk dulu, pesan minuman atau makanan terserah kamu," jawab Daniel.
Rekha memesan minuman. "Katakan! Ada apa kau ingin bertemu denganku?"
"Mengapa kamu tidak pernah cerita jika Carlina sudah menikah?" tanya Daniel.
"Aku juga baru tahu, pas ketemu dia waktu itu," jawab Rekha.
"Pupus sudah harapanku untuk memilikinya, apalagi suaminya dari keluarga Henderson," batin Daniel.
Daniel sadar jika ia melawan salah satu dari keluarga Henderson, sudah bisa dipastikan hidupnya dan usahanya pasti akan hancur.
Jadi Daniel memilih aman saja, tapi tidak tahu kedepannya. Mungkin ia bisa saja buat kesilapan.
Pesanan Rekha datang, ia segera menyeruput kopi tersebut. Karena ia memesan caffe americano.
"Kalau kamu ingin bertemu hanya untuk menanyakan Carlina, lebih baik gak usah ketemu," kata Rekha.
"Mengapa kamu begitu benci sama dia? Apa salah Carlina padamu?" tanya Daniel.
"Aku tidak suka karena dia selalu lebih unggul dariku, karena kepintarannya papa dan mama lebih menyayanginya. Dalam tari balet pun ia selalu lebih hebat. Bahkan orang yang aku cintai lebih menyukai dia," jawab Rekha tanpa merasa bersalah.
"Maksudmu?"
"Harusnya kamu mengerti jika aku mencintaimu, tapi kamu lebih menyukai adikku. Lalu aku buat skenario agar papa dan mama membencinya. Dan kamu juga," jawab Rekha.
"Aku tidak tahu apa yang ada dihati mu, hanya dua kata yang ingin aku katakan padamu. Kamu jahat!"
Kemudian Daniel pergi ke kasir untuk membayar pesanannya. Lalu ia meninggalkan Rekha yang masih duduk ditempatnya.
"Mengapa kamu tidak pernah menyukai aku, Daniel?" gumam Rekha. Kemudian ia juga pergi dari tempat itu.
Didalam mobil Rekha tertawa hambar, biar bagaimanapun ia berusaha untuk menghancurkan adiknya itu.
Namun Carlina malah semakin beruntung. Rekha menepikan mobilnya dipinggir jalan, kemudian ia tertawa lagi saat mengingat Daniel mengatakan dirinya jahat.
"Aaarrgh...!" Rekha berteriak didalam mobil. Kemudian ia menelungkup kan dahinya ke setir mobil.
"Kau selalu beruntung, kau kau selalu dipuji, kau selalu disayang. Mengapa aku tidak?"
Rekha berbicara sendiri didalam mobil, ia juga tidak habis pikir. Mengapa adiknya bisa seberuntung itu?
"Aku ingin kamu hancur oleh pria yang aku bayar, tapi kamu malah tidur dengan tuan muda keluarga Henderson!" pekiknya.
Rekha meneruskan perjalanan nya kembali ke rumah. Pikirnya saat ini hanya dipenuhi untuk menghancurkan adiknya.
Namun mengingat ancaman Arthur waktu itu, ia jadi tidak berani bertindak. Namun ia akan mencari waktu yang tepat untuk melakukannya.
"Darimana kamu?" tanya Julian saat Rekha sudah masuk kedalam rumah.
"Ketemu teman Pa," jawabnya singkat.
"Sampai kapan kamu akan seperti ini? Keluyuran siang dan malam, coba bantu papa mengurus perusahaan."
"Pa, mengapa papa tidak menyuruh Carlina saja?"
"Adikmu itu sampai sekarang tidak ada kabar sama sekali."
"Itu karena papa yang mengusirnya, tanpa mempercayai penjelasannya." Alana tiba-tiba menyahut menyambar perkataan suaminya.
"Mama jangan membela dia, yang salah tetap salah, sudah mencemarkan nama baik keluarga kita," ujar Julian.
Alana hanya tersenyum, ia malas jika harus berdebat dengan suaminya. Biar bagaimanapun mengalah lebih baik daripada berdebat.
Hidup itu selalu seimbang kiri dan kanan 😂😂
Apa jobdesk recesionis yaa? Satpam perusahaan? Ini perusahaan recehan ato gedean?
Kalo perusahaan gede, karyawan jiasa aja ga bisa asal masuk ke ruangan pimpinan..
Aahhgg ini kan dunia unreal, anything can happend right? 😂😂😂
🙏🏼🙏🏼
Semangay bosque 👌🏻
.