Sahira Gadis cantik ramah dan murah senyum, namun tak banyak yang tahu di balik senyum manisnya, dia banyak menyimpan luka.
Terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuat Sahira hidup bahagia, dia di abaikan oleh ke dua orang tuanya.
Sahira selalu di suruh mengalah dari adik perempuannya.
Kekasih yang sangat dia cintai ternyata sudah berselingkuh dangan adik kandungnya sendiri, dan itu di dukung oleh orang tuanya, tanpa melihat perasaan Sahira yang hancur
Dan lebih sakit lagi, Sahira di paksa menikah dengan laki laki yang tidak di ketahui asal usulnya.
Bagaimana kelanjutan kisah sahira, yuk.... Ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"Ada apa, tuan mengundang saya kerumah, tuan?" tanya Galang dengan tatapan dinginnya melihat ke arah pak Bram.
"Begini, waktu itu kamu telah menyelamatkan saya, sebagai hutang budi saya kepada kamu, saya ingin kamu menikah dengan putri saya." sahut pak Bram tanpa bertele tele.
Galang langsung mengerutkan dahinya, apakah pertolongan yang dia berikan kepada laki laki paruh baya itu sangat bearti sampai sampai dia mau menjodohkan anaknya dengan dia yang berpenampilan urakan, sungguh dermawan sekali hati keluarga ini, tanpa memandang kasta mencari menantu, pikir Galang.
"Apakah tuan tidak sedang bercanda, menjodohkan saya dengan anak tuan, saya ini hanya pengangguran." tolak Galang.
"Tidak, saya tidak sedang bercanda, saya berbicara serius, kamu cocok dengan putri saya." mantab pak Bram.
"Sebegitu bencinya papa kepada ku, dan ingin aku keluar dari rumah ini, makanya papa mencari kan aku jodoh secara acak, apa kalian takut aku akan membuat onar di pesta pernikahan putri kesayangan kalian itu, makanya kalian menikahkan aku dengan sembarang orang." sela Sahira dengan tatapan penuh luka.
Deg....
Galang menatap gadis cantik yang terlihat tidak baik baik saja, dan dia baru sadar laki laki yang duduk mesra dengan wanita yang agak mirip dengan wanita malang itu, adalah kekasih wanita itu, tapi kenapa laki laki itu sangat mesra dengan perempuan yang mungkin umurnya di bawah wanita malang itu.
"Kalian tenang saja, aku tidak akan pernah menganggu pernikahan mereka, karena aku tidak sudi merendahkan harga diri ku memperebutkan laki laki menjijikan itu, mereka pantas bersanding, barang bekas memang tempatnya di tong SAMPAH! " sarkas Sahira berapi api, tidak ada lagi rasa hormat kepada orang orang tuanya, kekecewaan Sahira sangat dalam kepada keluarganya, selama ini dia cukup bersabar dan terus mengalah, walau hatinya tak terima, namun saat ini dia hanya ingin melawan mereka semua.
Plak...
Wajah Sahira terpaling ke samping mendapatkan tamparan keras dari sang ayah, air matanya luruh membasahi pipi wanita cantik itu.
Tangan Galang terkepal kuat melihat gadis malang itu mendapat tamparan keras dari ayah gadis itu, darahnya mendidih melihat kesakitan wanita cantik itu, namun dia tidak punya kuasa untuk melindungi gadis malang itu.
"Jaga ucapan kamu gadis si*alan, adik mu adalah gadis baik baik! " marah sang ayah.
"Wanita baik baik tidak akan pernah merebut kekasih orang lain, terlebih yang dia rebut adalah kekasih kakaknya sendiri." sahut Sahira tiada takut takutnya.
Sementara Alina adik durjana itu, berpura pura ketakutan dan memeluk tangan Bima dengan erat, Sahira hanya menatap sinis kearah sepasang manusia tidak tau diri itu.
"CUKUP Sahira! jangan membuat papa semakin emosi, ikuti aja perintah papa!" geram pak Bram.
"Perintah apa! menikankan ku dengannya! baiklah aku akan menerimanya, tapi setelah aku menikah dengan dirinya, aku akan keluar dari rumah ini! " tegas Sahira.
Biarlah dia menikah dengan laki laki yang dia tidak tau asal usul laki laki itu, yang penting untuk sementara dia ingin lepas dari rumah bagai neraka ini, setelah keluar dari rumah ini, dia akan memikirkan tentang pernikahannya itu, mau di lanjut atau harus bercerai dengan laki laki itu, Sahira tidak perduli akan hal itu, yang dia mau hanya ingin pergi jauh dari orang orang bia*ab ini.
Sahira menatap penuh harap kearah Galang.
"Mau nikah kau menikah dengan ku? " tanya Sahira sungguh sungguh terkesan sangat memohon agar laki laki itu mau menerimanya.
Hati Galang terenyuh melihat manik mata penuh kesakitan itu, tanpa banyak fikir, Galang menganggukan kepalanya, menerima lamaran gadis malang itu.
"Bagaimana? laki laki itu mau menikah dengan ku, kapan kalian akan menikahkan ku." tanya Sahira menatap sang ayah dengan tatapan dinginnya.
"SAHIRA! jangan begini" pekik sang mama, kaget sungguh kaget mamanya itu melihat Sahira benar benar mau menikah dengan laki laki berandalan itu, dia memang ingin Sahira menikah, tapi bukan dengan laki laki yang seperti ini juga, suaminya kadang kadang pengen di tabok juga, memilihkan calon menantu seperti itu untuk putrinya, walau semarah apa pun mamanya itu, namun dia ingin sedikit terbaik juga untuk Sahira.
"APA! bukannya ini yang kalian mau, sekarang kenapa anda tidak terima." sinis Sahira.
"Haaa... Terserah kau lah, dasar anak pembangkang, apa susahnya sih kamu itu legowo, meng ikhlaskan Bima untuk adikmu, klau kamu tidak berulah, mungkin papa tidak menjodohkan kamu dengannya." kesal sang mama.
"Sudah lah ma, biarkan saja dia menikah dengan gembel itu, memang laki laki itu cocok denganya." seru sang abang, yang memang dari dulu tidak pernah menyanyanginya, namun sang abang sangat menyanyangi Alina sang adik.
Galang hanya memperhatikan pertengkaran Sahira dan keluarganya itu.
"Papa sudah menelpon pak RT, dia akan membawakan penghulu sekarang juga, jadi kita lansung menikahkan mereka." seru pak Bram.
Sahira hanya tersenyum miris mendengar ucapan sang ayah.
Sahira menatap miris pantulan dirinya di kaca, memakai baju tunik dan celana kulot tak lupa satu buah pasmina menutup kepalanya, hari ini dia akan menikah dengan laki laki entah dari mana asal usulnya, dan pernikahan itu jauh dengan pernikahan impiannya, memakai baju apa adanya, dan riasan apa adanya, bahkan orang tua dan saudaranya tak perduli, dia hanya berdandan seorang diri di kamar sederhana itu.
"Tidak apa apa Sahira, kamu kuat, jangan lemah, bukankah sudah biasa mendapatkan perlakuan tidak adil ini." gumam Sahira pada dirinya.
Dug...
Dug...
"Jangan lama lama, itu sudah ada penghulu menunggu mu di luar." suara sang abang menggema dengan keras dari balik pintu itu.
"Saya Terima nikah dan kawinnya Sahira Putri binti Bramantyo dengan mas kawin uang 150 ribu rupiah di bayar tunai! " begitulah kira kira author takut salah😁 Suara Galang menggema di ruangan rumah mewah itu dengan lantangnya, tidak ada keraguan sedikitpun tersirat dari suaranya.
"Bagaimana, saksi? " tanya penghulu.
"Sah..." sahut mereka beramai ramai.
Tes....
Air mata Sahira menetes di pipinya, akhirnya dia di nikahi oleh laki laki yang tidak dia kenal sama sekali.
Sahira berjalan mendekati sang suami tanpa di samping oleh ibu dan adiknya, miris bukan.
Galang menatap miris kearah istri yang baru saja dia ikat dengan janji sucinya kepada sang Pencipta, pakaian sang istri jauh dari kata pakaian orang yang mau ijab kabul, hanya memakai baju seadanya dan riasan seadanya, bahkan istrinya itu tidak di dampingi oleh keluarganya dia hanya berjalan dengan wajah sendunya, menghampiri Galang.
Sahira duduk di depan sang suami dan menci*m punggung tangan suaminya itu dengan penuh takzim.
Galang mengusap puncak kepala Sahira, Sahira di buat menegang karena usapan tangan suaminya itu, baru kali ini ada orang yang mengusap kepalanya dengan sangat lembut, bahkan papanya sekali pun tidak pernah melakukannya.
"Aku akan membawamu keluar dari sini, bertahanlah sebentar lagi." bisik Galang di kuping Sahira.
Sahira hanya mengangguk pasrah.
Bersambung....
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
ya bgitu cm ngrengek minta maaf dah luluh sebegitu mudahnya jd wanita.
aku lbih salut ma wanita yg dah pisah ma mantan trus pantang balikan pa lagi salah si laki bnyak lo.
biar kdpnx gk gampang percaya sm org lain.