Karya ini dibuat dari hasil pemikiran Author dan hanya Rilis di Noveltoon.
Mohon maaf apabila ada kesamaan tempat dan nama karakter dalam cerita.
Pernah melihat tempat makan yang selalu ramai pengunjung?
Apa yang ada dalam benak kalian?
👉🏻 Rasa yang enak?
👉🏻 Viral?
👉🏻 Murah?
👉🏻 Instagrammable?
👉🏻 Pesugihan?
Jaman sekarang jarang sekali orang akan berpikir bahwa warung atau tempat makan tersebut memakai ilmu pesugihan khususnya untuk anak-anak muda yang kekinian.
Tempat ramai akan dengan cepat menjadi viral jadi mereka hanya beranggapan bahwa makanan ditempat tersebut lagi tren.
Apa masih ada yang menggunakan pesugihan?
Ada!!! mungkin hanya segelintir orang saja dan niat nya hanya untuk menarik pelanggan agar makan ditempat tersebut.
Ingat!!!
Saya tidak mengajak kalian untuk mempercayai hal seperti ini dan bagi yang tidak percaya mohon hormati orang yang memiliki kelebihan untuk hal spritual baik di dunia online maupun real.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pitriyani Calam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kondisi Tenang
Ustadz Zharman masih terus berdoa untuk pak Min. "Pejamkan mata kalian semua, jangan membuka mata sebelum saya yang menyuruh, abaikan semua gangguan yang ada disekitar nggak boleh terpengaruh. Paham kalian semua" tutur ustadz dengan tegas berbeda dengan sebelumnya
Ketiganya hanya menganggukan kepala tanda patuh apa yang diucapakan ustadz dan mulai memejamkan mata semua.
Ditelinga Agus seperti mendengar suara Namira meminta tolong dari arah luar rumah, Fatimah mendengar suara bapak ibu meminta tolong sedangkan Fahmi mendengar Agus dan Fatimah kesakitan sedang dicambuk.
"Jangan terkecoh, tetap pejamkan mata" tegur ustadz
Mereka menahan rasa penasaran terutama Agus sangat khawatir kondisi istrinya yang sedang mengandung anak kedua akan kecela.
Agus berteriak kencang menutupi telinganya yang terus mendengar suara istri serta anaknya menangis meminta tolong.
Fahmi dan Fatimah menahan diri agar tidak membuka mata. Ustadz Zharman membuka mata lalu melihat Agus yang berguling-guling di lantai dengan mata masih terpejam.
"Buka mata mu, Gus" ucap ustadz memegang kepala Agus
Agus membuka mata lalu mencari sosok keluarga kecilnya.
"Anak dan istrinya saya ustadz" ucap Agus
"Itu hanya godaan saja, inshaallah anak istrimu tetap aman" jawab ustadz
"Semua boleh membuka mata" ucap ustadz lagi
Fatimah dan Fahmi membuka mata dan melihat sekitar rumah sama seperti sebelum menutup mata.
"Kenapa saat menutup mata seperti ramai sekali rumah ini" tanya Fahmi bingung
"Iblis itu hanya mengkelabui kalian semua" jawab ustadz kembali duduk di depan pak Min yang masih tidak bisa bergerak
Ustadz mengeluarkan garam kasar dari saku baju lalu mencampurkan dengan air kelapa yang sudah di beri doa.
"Berikan air kelapa ini pada ayah kalian dari ujung rambut hingga ujung kaki, baju nya dibuka saja dan bagian celana ganti dengan kain sarung agar lebih mudah mengusap air kelapa ini keseluruhan" tutur ustadz
Ustadz Zharman kembali menatap bu Intan.
KALIAN NGGAK AKAN BISA MENGELUARKAN SAYA DALAM TUBUH WANITA INI. HAHAHA
"Atas nama Allah apa yang saya lakukan inshaallah akan memusnahkan jin dalam diri ini" ustadz memegang kepala bu Intan
JANGAN SENTUH SAYA!!!
Ustadz Zharman membaca doa tanpa dikira ustadz Zharman terpental ke tembok dengan kencang.
Brak!!!
"Astaghfirullah" lirih ustadz
"Pak Ustadz" Agus membantu ustadz bangun
HAHAHA, NGGAK AKAN BISA MELAWAN SAYA. KALIAN SEMUA MANUSIA MUNAFIK.
Bu Intan masih tertawa meremehkan kemampuan ustadz Zharman.
"Terlalu kuat" lirih ustadz
Pak Min mencoba untuk duduk dibantu dengan Fahmi. Kemudian pak Min menatap istrinya yang menyeramkan.
"Bu. Bapak sayang sama ibu" ucap pak Min menyentuh wajah bu Intan
Bu Intan meludahi pak Min.
KAMU SUDAH MELANGGAR DAN MEDUAKAN KAMI.
"Bu, kita yang menduakan Allah. Makanya bapak memilih menyudahi ritual yang ibu berikan" ucap pak Min sedih
KAMU BERTANGGUNGJAWAB ATAS SEMUA INI.
"Bapak pasti tanggungjawab, bu. Tetapi lewat jalur Allah" ucap pak Min
TERLAMBAT, SEMUA TERLAMBAT. SAYA AKAN PERGI MEMBAWA DIRI INI
"Tidak bu, ibu akan selalu berada bersama kita. ibu berjanji akan menemani bapak menghadiri acara wisuda Fahmi, bu. Ibu yang terbaik buat bapak dan anak-anak" tutur pak Min mengingat semua keinginan bu Intan bahwa akan sangat bangga mendampingi Fahmi wisuda melihat anak-anak nya sukses di depan mata orangtua
"Sadarlah bu, Fahmi janji akan memaafkan ibu atas apa yang telah ibu perbuat. Bangkit lah bu demi bapak, aa Agus, teteh Fatimah dan juga Fahmi" ucap Fahmi berdiri disebelah ibunya
Secara tidak sadar bu Intan meneteskan air mata, hanya saja wajahnya tersenyum menyeramkan dan jiwa nya menyesali yang telah terjadi.
"Tidak ada manusia yang tidak melakukan kesalahan di dunia ini tanpa diduga kita juga pernah sengaja atau nggak menyakiti perasaan orang. Semua itu bisa kita perbaiki dengan meminta pertolongan pada Allah SWT dan memohon ampunan pada-Nya." tutur ustadz
"Terimakasih pak ustadz" ucap pak Min sendu
"Ikhlas adalah kunci paling susah di gapai. Dengan kejadian ini ikhlas untuk menerima semua. Saya akan meminta bantuan pada guru saya untuk datang kesini mengobati bu Intan. Waktu terus berjalan sekarang sudah hampir subuh lebih baik semua bersiap untuk berserah diri" ucap ustadz
"Saya pamit pulang, biarkan bu Intan di ruang tamu berikan alas tidur dengan nyaman dan jangan sekali-kali membuka ikatan ditangan serta kakinya" ustadz Zharman
"Apa nggak masalah jika kami tinggal untuk beraktivitas?" tanya Fahmi
"Minimal 1 orang harus tetap menunggu bu Intan karena beliau masih bisa merasakan haus dan lapar, untuk nak Agus pulang lah temui anak istrimu" jawab Ustadz
"Bapak yang akan merawat ibu, Fahmi dan Fatimah pergi kuliah dan bekerja saja" ucap pak Min
"Bagaimana dengan kedai, kita tutup atau buka hari ini. Karena sebagian karyawan ada yang mengandalkan gaji harian" tanya Fahmi bingung
"Berkenan kah ustadz mampir sebentar di kedai kami untuk memeriksa apa ada sesuatu negatif juga disana. Jika menurut ustadz aman saya dan istri saya akan membantu di kedai" tanya Agus
"Inshaallah saya akan berkunjung ke kedai, berikan saja alamatnya untuk hari ini diliburkan saja terlebih dahulu demi keselamatan semua" jawab ustadz Zharman langsung pamit untuk pulang
Agus juga minta izin pada keluarga nya untuk menemui Namira dan Agam.
"Pulang nak, ada bapak dirumah. Inshaallah bapak baik-baik saja" ucap pak Min memeluk Agus
"Agus pasti akan datang kesini lagi, pak" sahut Agus membalas pelukan bapaknya yang sudah lama sekali
"Aa titip bapak dan ibu ya, dek" ucap Agus melihat Fahmi Fatimah
"Iya, hati-hati dijalan" ucap keduanya
Agus meninggalkan rumah orangtuanya, rasa khawatir sejak tadi membuat dirinya tidak fokus.
Namira sejak malam sulit sekali tidur, selalu memikirkan bagaimana keadaan suaminya sekarang.
Rumah mertua Agus tidak terlalu jauh dari rumah bapak ibu.
Tok... Tok...
Ayah mertua Agus membuka pintu dan terkejut melihat menantu nya berantakan tak karuan.
"Astaghfirullah, masuk nak" ayah mertua menuntun Agus duduk dilantai
"Bapak buatkan minum dulu" ucap Ayah
"Namira mana, Yah?" tanya Agus lemas
"Ada di kamar, semua nya aman" jawab ayah berjalan ke dapur mengambil minum
Ayah memanggil anak bungsu untuk dimintai tolong. "Ada apa, Yah?" tanya Arifin
"Belikan obat luka sama perban di apotek 24 jam" jawab ayah
"Siapa yang terluka?" Arifin
"Agus terluka, segera beli ya" ayah memberikan uang
Pas Arifin mau keluar rumah melihat Agus bersandar di dinding dengan mata tertutup.
"Astaghfirullah, aa kenapa?" tanya Arifin khawatir
"Aa nggak apa-apa" jawab Agus
"Bungsu, segera" tegur ayah
"Iya ayah" jawab Arifin
Bersambung...
...🍔 Happy Reading 🍔...
Huum pak Min memang harusnya didekatkan dengan agamanya lagi pesantren salah satu solusinya, disana banyak orang gak bikin ketakutan yg dirumah.