Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
Viola masih termangu di balkon kamar hotel, pikiran buruk nya terus menggelayuti hingga membuatnya jadi gelisah tak tenang..
Namun lamunan nya langsung buyar seketika saat terdengar ponsel nya berdering..
Vio kembali masuk ke kamar untuk memeriksa benda pipih yang tergeletak di atas kasur..
"Mami..." gumam nya kecil kala membaca nama yang terpampang di layar ponsel..
Vio segera menggeser tombol hijau,
"Sayang.. Dengarkan mami, mami sudah tau semuanya, sekarang kamu siap siap, di lobby hotel tempat kamu menginap sudah ada dua orang suruhan mami. Mami sudah pesankan kamu tiket pesawat untuk kembali ke jakarta.." Di sebrang sana mami norma berbicara panjang lebar tanpa memberikan vio kesempatan bicara..
"Kamu hanya punya waktu 5 menit untuk bersiap sebelum tuan zafian kembali ke kamar kalian.. Mami tutup telepon nya, mami akan pantau keamanan kamu melalui orang suruhan mami.. Bye.."
Sambungan itu pun terputus sepihak. Sekarang keputusan ada di tangan viola. Apakah dia akan mengikuti perintah mami norma untuk kembali ke jakarta malam ini juga, ataukah dia akan tetap stay di kamar itu menunggu zafian datang..
Layar ponsel mulai meredup namun vio masih tenggelam dalam lamunan nya..
🖤
Dalam kegelapan malam, pintu kamar tidur di buka tanpa suara..
Zafian kembali ke kamar saat jarum jam sudah menunjukkan angka 9 malam. Lelaki itu melangkah pelan pelan, takut membangunkan viola karena dia pikir vio sudah tidur duluan..
Tak terpikirkan hal yang buruk, zafian langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Cukup lama dia menghabiskan waktu nya di sana, sampai setengah jam berlalu barulah dia keluar dengan balutan handuk kimono putih yang menutup tubuh nya sampai sebatas lutut..
Tanpa penerangan apapun, dia berjalan ke ruang tv dimana dia meletakkan paper bag berisi pakaian nya yang di beli oleh orang suruhan nya saat dia tiba di bali. Maklumlah zafi ke bali tanpa persiapan apapun. Meskipun pakaian itu bermerk, namun zafi memakai nya hanya sekali. Setelah di pakai zafi akan langsung membuang nya..
Saat sedang berpakaian, zafian merasa ada yang janggal. Di sudut dekat ruangan televisi itu seharusnya ada koper viola. Zafi mempercepat memakai baju nya, kemudian menyusuri ruangan itu untuk mencari koper milik wanita nya..
Dahi zafi berkerut saat tak menemukan yang dia cari. Secepatnya langkah kaki zafian, kini dia sudah ada di dalam kamar. Zafi menekan tombol saklar lampu untuk memastikan sesuatu.
Tubuh nya jadi lemas seketika, benar saja, yang dia khawatirkan telah terjadi..
Viola pergi...
Zafi langsung menghubungi orang suruhan nya lagi. Meminta mereka mencari keberadaan vio..
Setelah itu dengan pikiran kalut zafi terduduk di sisi tempat tidurnya..
"Kenapa kamu selalu pergi dari ku ? Apa bersama ku terlalu menyakitkan bagi mu, viola ?" gumam zafi memandang foto viola di ponsel nya.. "Apa aku harus menyerah sekarang ?!"
Zafi memijat pelipisnya, frustasi. Harus kemana mencari keberadaan viola di jam segini. Rasa khawatirnya sungguh luar biasa. Zafian menggila hingga membuat kamar hotel menjadi berantakan..
Deg.
Kedua mata zafian melebar sempurna saat mengingat bahwa diri nya sempat memasang aplikasi pelacak di ponsel viola..
Zafian langsung membuka aplikasi itu di ponsel nya yang terhubung ke ponsel wanita itu..
Jantung zafi seakan berhenti berdetak saat aplikasi itu menunjukkan keberadaan ponsel viola..
Zafi menekan tombol call..
Dan dering itu terdengar sampai ke telinga zafian. Sambil tersenyum getir zafi menyibak selimut putih yang menutupi setengah badan kasur itu..
Zafian mengambil ponsel milik viola lalu menggeser tombol merah untuk mematikan panggilan..
"Sepertinya kamu memang sengaja melakukan ini.." Zafian duduk tertunduk sambil meremas kuat ponsel viola yang kini ada di genggaman nya..
🖤
Sementara itu....
Viola sudah ada di dalam pesawat. Sebentar lagi pesawat nya akan lepas landas. Akhirnya viola memutuskan untuk pergi..
"Kenapa hati ini menjadi gila..." tanya vio pada hati nya sendiri, "Tempat di mana aku meninggalkan diri ku sendiri. Sudut itu tertinggal. Hati dan pikiran ku masih di sana meski raga ku disini.."
Cuaca malam itu sedang tidak baik baik saja. Hujan turun dengan derasnya. Dan kini dari tial tetes hujan vio mengingat kenangan. Ada kala nya perih itu harus di tahan dengan sedikit isakan.
Viola pernah terluka. Sangat parah. Dan meskipun di luar wanita itu tampak baik baik saja, namun dalam diri nya tak pernah pulih..
Trauma dan luka yang di ciptakan masa lalu nya terus membayangi bahkan setelah belasan tahun. Sedetik pun vio tak akan pernah bisa melupakan nya..
Ini kali pertama dia mengeluarkan air mata nya di hadapan seseorang. Viola hanyalah anak perempuan yang selalu memeluk luka nya sendiri. Tanpa pernah bercerita pada siapapun seberapa hancur seluruh jiwa dan raga nya selama ini..
Meski tau hidup itu tak selalu baik, namun bolehkah viola berharap di masa depan dia bisa merasakan sedikit saja kebahagiaan yang datang nya dari surga..
"Kelak jika kita di takdirkan bertemu kembali, aku akan mengatakan bahwa aku sangat merindukan mu, zafian..."
🖤
Lewat tengah malam viola sudah sampai di apartemen. Dia di sambut hangat oleh asisten rumah tangga nya..
"Bi, tolong siapkan air hangat untuk aku mandi.." Titah nya sopan sambil merebahkan diri di sofa ruang tengah..
Si bibi langsung naik ke lantai dua untuk mengerjakan tugas nya. Sebenarnya vio tak pernah memerintah seperti ini, biasanya selagi bisa di kerjakan sendiri viola tak akan merepotkan orang lain. Namun kali ini tubuh nya benar benar lelah. Bahkan untuk naik ke lantai dua apartemen nya saja rasanya dia tidak sanggup lagi..
Beberapa menit berlalu..
"Non, air nya sudah siap.. Apa non vio mau makan dulu sebelum tidur ?"
Vio menggeleng sambil berdiri, "Nggak, bi. makasih.. Aku mau langsung istirahat saja"
Setelah mengatakan itu, vio mengumpulkan tenaga nya untuk berjalan menuju kamar. Si bibi memperhatikan nona nya dari bawah, merasa ada yang aneh dengan sikap viola kali ini. Biasanya jika kembali dari berlibur, viola akan datang dengan semangat yang baru. Kendati demikian si bibi tak berani untuk bertanya lebih lanjut. Sebab jika viola tak cerita tanda nya dia tak ingin membagi kisah nya dengan orang lain..
Tanpa memakai sehelai benang pun, viola masuk ke dalam bath tub. Dia memejamkan kedua mata untuk beberapa saat. Menikmati sensasi hangat yang membuat tubuh nya kembali relaks..
Tanpa Viola sadari, wanita itu tertidur di dalam bath tub dengan posisi leher sampai kepala nya yang berada di luar bath tub..
🖤